Bagian 7

9 4 0
                                    

🕊️•Happy Reading•🕊️

7. Debat.

"Wah wah wah, percaya diri sekali anda. Siapa juga yang ngomongin lo? Emang cuman lo yang namanya Dirga di dunia ini? Hello.. sadar mas sadar," bentak Elicia tak kala sewot.

"Lah El, kan memang dia yang tadi lo ceritain ke kita." Rhyrhy menatap Dirga. "Nama Kakak, Dirga Adion Batara kan? Yang udah merebut cium___" ucapan Rhyrhy terpotong karena mulutnya langsung di tutup oleh Nita dan Asma.

"Rhy, lo ceplos banget sih! Lo mau di terkam hidup-hidup sama Elicia? Tau kan kalo Elicia marah kayak apa?" bisik Asma, Rhyrhy pun mengangguk.

"Nah tuh kan? Temen lo aja ngaku, masa lo enggak?" cowok itu memajukan wajahnya mendekat ke arah wajah Elicia. "Dasar PEM! BO! HONG!" kata Dirga menekan kata terakhirnya.

Plak!

Satu tamparan dari Elicia berhasil mendarat di rahang Dirga. Membuat wajah Dirga berpaling ke arah lain. Semua orang tercengang melihat Elicia, apalagi teman-teman Dirga sampai ternganga.

"Baru kali ini ada yang berani nampar Dirga di depan umum, cewek lagi yang nampar, salut gue," bisik Tedy ke Randa dan Dito. Sedangkan yang dibisik hanya 'berdehem saja'.

Nita, Asma dan Rhyrhy hanya bisa meringis dan menggelengkan kepalanya.

Satu kata itu adalah kata yang Elicia paling benci. Kata 'Pembohong'

"Sakit enggak? Itu yang gue rasain karna lo udah bilangin gue pembohong! Lo kira enak di bilangin kayak gitu hah?" tanya Elicia, menatap tajam Dirga.

"Gue benci kata itu,  thanks udah bilang gue pembohong, setidaknya gue bisa makin benci sama lo! Dasar brengsek! Cowok bukan sih lo?!" teriak Elicia, mengepalkan erat tangan nya.

"Kenapa lo jadi marah balik sama gue? Pake nampar segala lagi. Emang omongan gue salah?" tanya Dirga

"Padahal lo duluan yang mulai. Kenapa coba lo jadiin gue bahan gosip sama temen-temen lo?" Dirga berdecak kesal. "Gue juga paling enggak suka, kalo gue di bicarain di belakang gue! Kalo lo mau bicara, yah di depan gue jangan di belakang gue!" lanjut Dirga, seakan membuat semua yang di kantin gemetaran melihat mereka berdua berdebat.

Dari arah pintu kantin kita bisa lihat, ada tiga siswi yang beru datang.

"Eh Tis, bukanya itu murid baru yang baru pindah yah? di kelas 12 Ipa?" tanya Cantika.

"Wah parah dia, di kerumunin cewek-cewek tuh, lu bukannya suka yah sama dia?? Ada kalanya kalo lo bantu dia, dia bisa suka balik sama lo."  Lanjut Cantika, menatap ke arah Elicia dan Dirga.

"Wah nyari mati dia? Beraninya godain calon pacar gue. Kita kasi pelajaran ke dia, berani-beraninya dia cari gara-gara sama gue," ucap Tisa dan berjalan menuju ke arah Elicia dan Dirga.

"Apa-apaan nih? Kenapa lo bentak-bentak kakak kelas lo hah? enggak punya sopan santun banget! baru naik kelas dua aja udah ngelunjak, minta maaf enggak!" bentak Tisa ke Elicia.

Elicia beralih menatap Tisa, "Gue enggak punya urusan yah sama lo! Bisa enggak ikut campur?!"

"Lo berani sama gue?  Gue bisa aja ngeluarin lo dari sekolah ini, bitch! Lo pikir gue takut sama gertakan lo? enggak sama sekali, sekarang juga lo minta maaf ke dia," sewot Tisa, menunjuk Elicia. Ingin menjambak rambut Elicia namun tangannya ditahan oleh Dirga.

"Mau ngapain lo?" tanya cowok itu.

"Gue engak suka yah ada orang yang suka campurin urusan orang!" ucap Dirga dingin dan menepis kasar tangan Tisa.

Love between themTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang