Make Her Mine [2. Pertama Kali Berbincang]

19 3 1
                                    

Part 2 udah hadirrrr! 🔥
Absen dulu ya nanti kalau kalian baca ini

Happy Reading

🌻🌻🌻

Pulang mengendarai motornya, Selo memikirkan Jeana lagi. Selo tersenyum sendiri, melewati beberapa tetangganya yang akhirnya sekalian saja Selo senyum untuk menyapa. Ia masuk ke dalam rumah, tak ada orang, mungkin orang tuanya sedang keluar rumah.

Selo membersihkan diri terlebih dahulu, memastikan ia akan istirahat dalam keadaan tubuh yang segar. Lagi, Selo memikirkan Jeana.

Sudah sejak lama Selo tahu bahwa Jeana adalah mahasiswi fakultas ilmu budaya di kampusnya, namun Selo jarang bertemu dengan Jeana. Sesekali Jeana terlihat saat Selo berada di tempat tertentu.

"Rasanya jadi flashback ke masa SMA dulu ya," ujarnya sendirian di kamarnya itu.

Tangan Selo membuka laci di bawah sendiri, menemukan kotak kecil berisi kenangan masa SMA-nya. Tentu saja ia mencari sesuatu yang berhubungan dengan Jeana.

Foto Jeana yang ia ambil diam-diam saat study tour di Bali nyatanya masih tersimpan dengan baik. Selo tersenyum lagi.

"Cantik."

Sepertinya kalau dinding kamar Selo bisa berbicara, dinding itu akan menghitung berapa kali Selo mengatakan pujian itu untuk Jeana.

Selo mendengar suara di luar kamarnya, ia menduga itu adalah orang tuanya. Lalu Selo keluar, benar saja, ia melihat bapak dan ibunya meletakkan beberapa makanan di meja makan.

"Loh, Sel, nggak tidur?" tanya Pak Wiyo, bapaknya Selo. "Biasanya pulang kuliah langsung tidur."

Bapaknya memang sudah hafal rutinitas Selo sehari-hari. "Belum, Pak, baru aja pulang kok." Laki-laki itu menggerakkan tangannya menyentuh beberapa makanan. "Bapak sama ibuk ada acara apa beli makanan sebanyak ini?"

Bu Astari tersenyum. "Ibuk nggak beli, Le. Ini dikasih sama temennya bapakmu, Pak Handoko."
*(Le dalam Bahasa Jawa merupakan salah satu panggilan sayang dari orang tua untuk anak laki-lakinya. Cara membaca huruf E nya sama seperti membaca kata Lele, Leha-leha.
Le = laki-laki
Nduk = perempuan)

"Pak Handoko siapa, buk?" tanya Selo.

"Oh iya, kamu belum pernah kenalan ya," ujar Bu Astari. "Nanti kapan-kapan kalau ketemu ibuk kenalin."

"Dia punya anak perempuan, lho. Cantik, Sel."

Selo hanya tersenyum menanggapi ucapan bapaknya. Sebenarnya ucapan bapaknya soal si anak perempuan itu sama sekali tak mengundang rasa penasaran Selo.

Bu Astari membuka tudung sajinya. "Kamu udah makan belum? Kalau belum, itu ibuk tadi masak sayur bayam kesukaan kamu."

Selo duduk di kursi, menatap sayur kesukaannya. "Ibuk tau aja kalau Selo lagi pengen sayur bayam."

"Iya, soalnya kamu kemarin-kemarin bilang kalau udah lama ibuk nggak masakin ini, ya udah dimakan, Le."

"Iya, buk."

🌻🌻

Jeana menghentikan motornya di parkiran kecil milik salah satu kedai mie. Hujan mengguyur kota Jogja malam ini, dan sialnya Jeana lupa membawa jas hujannya. Sembari berteduh, Jeana memasuki kedai juga untuk mengisi perutnya yang sudah lapar itu.

Kedai mie yang sederhana namun nyaman, itu yang Jeana pikirkan ketika kakinya melangkah masuk. Jeana melihat menu-menu di kedai tersebut, ternyata kedai mie tersebut menjual bakmi jawa, mie ayam serta baksonya, lalu ada mie yamin juga.

Make Her Mine [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang