BAB>.10.~ PAMAN ALICE

9 4 0
                                    

***

Alice berjalan dengan cepat menuju ruangan tabib Satya, sesampainya di sana dirinya langsung mengetuk pintu ruangan tabib Satya dan tak lama pintu itu terbuka memperlihatkan tabib yang berdiri di balik pintu

Melihat kedatangan dua orang yaitu Alice dan seorang pria yang tak lain adalah pangeran Nestor, tabib Satya pun membungkuk hormat pada pangeran dan menyuruh mereka masuk ke ruangan

Tanpa banyak bicara Alice langsung membicarakan apa yang ingin ditanyakan nya tentang botol kecil berisi darah itu

"Tabib Satya jadi bisakah engkau memberitahuku racun apa yang terdapat pada darah itu?" Tanya Alice menatap tabib Satya yang cukup serius

Tabib Satya sempat menghela nafas pelan sebelum berbicara, "ini adalah racun dari sebuah sihir yang cukup kuat"

Alice merasa bingung, "sihir? Jika terkena racun dari sihir itu apakah bisa diobati?" Tanya Alice dengan menatap tabib Satya dengan serius

Tabib Satya mengangguk, "bisa" jawab tabib Satya sebelum berdiri mengambil sebuah buku yang berada di belakangnya, "obat ini cukup langka Alice, jika seseorang terkena racun sihir ini dirinya tak bertahan lama karna racun ini cukuplah mematikan"

Alice menatap tabib Satya dengan bingung, "tabib Satya obat apa itu kenapa dia sangat langka?"

"Obat ini adalah sebuah bunga yang memiliki kekuatan sihir tersendiri dan itu hanya dimiliki oleh keturunan keluarga penyihir Acacio"

"Keluarga Acacio?"

"Iya, mereka adalah penyihir kuat dan kekuatan mereka bisa menjadi sebuah obat, dan pasti keturunan mereka memiliki sebuah kalung berlian yang di dalamnya terdapat sebuah mawar hitam"

Alice Merasa tak asing dengan kata keluarga Acacio dirinya pun langsung mengingat pada kalung pemberian  ibunya, Alice pun memperlihatkan kalung yang dirinya pakai pada tabib Satya

"Jika hanya keluarga Acacio yang memiliki nya, lalu???"

Melihat kalung yang dikenakan oleh Alice tabib Satya pun merasa terkejut, "itu adalah kalung keturunan keluarga penyihir Acacio" ucap tabib Satya

"Ini adalah kalung pemberian ibuku, sebelum dirinya meninggal karna dezel penyihir gila" ucap Alice dengan geram menyebut nama desel

Tabib Satya sempat bertanya dengan kejadian yang menimpanya dan Alice menceritakan semua dari desanya yang tiba tiba diserang oleh Dezel dan pasukannya

Dibalik keseriusan Alice dan tabib Satya seorang pria yang hanya diam dan duduk  menatap Alice dengan tersenyum

•••

Kini Alice berada di lorong kerajaan bersama Nestor mereka pergi dari ruangan tabib Satya

"Alice, kau benar benar ingin pergi dari kerajaan? " Tanya Nestor dengan menatap Alice yang berada di sampingnya

Alice menghentikan langkahnya menatap Nestor yang berada di sebelahnya, "iya aku akan pergi pangeran Nestor" jawab Alice lalu melanjutkan jalanya

"Alice, jika hanya ingin mempelajarinya kau cukup di kerajaan saja aku akan menjagamu saat kau mempelajari semua" ucap Nestor dengan memohon pada Alice agar tak meninggalkan kerajaan

GADIS MAWAR HITAM Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang