8. Diculik
Semoga tuhan selalu melindungimu
***
" Selamam kalian kemana? gue balik ke markas kok sepi?" tanya Devon.
Saat ini mereka tengah berkumpul di kantin sekolah, menyantap sarapan pagi.
Ezra yang sadar, jika salah satu dari mereka ada yang kurang lengkap pun bertanya " lho ini Arsen beneran, jam segini belum sampai?"Devon yang menyadarinya pun baru ingat kalau Arsen sempat berpesan agar berhati-hati " ga tau tuh, semalam sih dia cuma ngomong sama gue kalau kita harus hati-hati sama orang-orang sekitar" Kalingga yang mendengar itu pun langsung melirik ke arah Nando " napa lu? naksir lu sama gue" goda Nando.
" Dan dia cuma nitip pesan sama kita buat jagain Queen dari mejauhan" lanjut Devon.
" Terus kemarin sore lo sama Arsen ngejar penerornya ketangkep ngga?" tanya Ezra." Ngga, karena tadi tiba-tiba ada orang yang tiba-tiba nyerang gue sama Arsen dari belakang, jadi kita sempat jatuh. Entah ada angin apa, Arsen tiba-tiba mampir ke rumah Queen" jelas Devon.
" Khawatir mungkin" sambung Nando.
" Ngapain khawatir, kan yang di teror kita" ujar Kalingga.
" Heh! lo lupa, ancaman kemarin tuh bukan cuma buat kita doang, tapi buat orang-orang yang deket sama kita. Jadi, ya wajarlah malau Arsen khawatir sama Queen"
Semuanya setuju dengan ucapan Ezra " iya, sih apalagi dia cuma sendiri di rumah" sambung Devon.
***
" Pokoknya ga mau tau, lo harus pulang sama gue!" paksa Zidan.
Queen hanya mengangguk kemudian melenggang ke ruangan kelasnya. Sudah terlihat Vanya yang sangat sumringah melihat kedatangan Queen " selamat pagi Queen" ujar Vanya menampilkan senyum manisnya. " Pagi-pagi mukanya udah ga enak dilihat" lanjutnya.
Queen tidak peduli apa yang dikatakan Vanya, ia hanya duduk dengan muka muramnya.
" Lagi punya tamu lo?"
" Oh gue tau, lo kaya gini karena belum dapat kabar dari Arsen, kan?" goda Vanya.
" Sok tau lo"jawab Queen ketus.
" Yaelah giliran nyebut nama Arsen langsung jawab lo" kata Vanya.
" Iya ga tau dia, belum ada kabar" ucap Queen tak sengaja.
" Nahkan, gue tau sebenernya lo kaya gini karena Arsen kan?"
" Eh tunggu, berarti setiap hari dia ngabarin lo?" lanjut Vanya dengan raut wajah yang terlihat kaget." Engga gitu Vanya, y-ya maksud gue, tumben dia ga datang ke rumah gue gitu" jawab Queen terlihat kikuk.
Memang Arsen beberapa bulan ke belakang, sering sekali datang mengunjungi rumah Queen, entah itu sengaja lewat atau menjemputnya. Tetapi hari ini ia belum terlihat sama sekali batang hidungnya.
Jam istirahat tiba, para siswa mulai menyerbu kantin sekolah menuntaskan rasa lapar atau hanya sekedar melepas dahaga.
Langkahan kaki Queen perlahan menuju meja ujung tempat biasa anak-anak Golden Boy's berkumpul " eh sorry gue ganggu, kalian liat Arsen?" tanya Queen.
" Hari ini dia ga masuk, belum ngabarin kita juga" jawab Devon apa adanya.
" Kan semalam Arsen sama lo, Von?" tanya lagi Queen mulai khawatir.
" Iya kemarin Arsen balik sama gue, tapi dia milih berhenti di tengah jalan dan nyuruh gue buat duluan" jelas Devon.
Queen pun akhirnya pergi meninggalkan 4 anggota inti Golden Boy's bersamaan dengan datangnya Vanya yang terlihat kelelahan karena mengejar Queen.
" Gila, cepat banget tu anak jalannya" gumam Vanya.
"Eh kalian beneran ga tau kabar Arsen?" tanya Vanya.
" Iya, kita juga tadi udah hubungin dia, tapi ga juga diangkat" jawab Devon.
" Haduh, kalau Arsen hilang, nanti ga ada yang ngasih makanan lagi" rutuk Vanya
***
Ruangan gelap dan engap menjadi pemandangan Arsen ketika pertama ia membuka matanya. Arsen melihat tangan dan kakinya diikat, dan terlihat beberapa orang berbadan kekar dan tegap tengah mengelilinginya. " Ternyata kamu sudah bangun, anak muda" ucap salah satu pria bertopeng.
Arsen bingung mengapa ia berada ditempat seperti itu? ia memegangi lehernya yang terasa nyeri karena dihantam dengan balok. Ia mengingat apa yang baru saja terjadi padanya, membuat kepalanya semakin pusing " siapa kalian?"
" Lo ga perlu tau siapa gue"
Kemudian para pria bertopeng tersebut pergi meninggalkan Arsen di ruangan yang sempit, dan hanya ada sedikit penerangan saja. Ia berusaha membuka ikatan demi ikatan yang mengikat tangan serta kakinya itu. Tak sengaja ia melihat pecahan kaca dan mengambilnya, menggunakannya untuk membuka tali yang mengikat tangan dan kakinya.
Perlahan, ia mulai mendekat dengan hati-hati ia mulai melepaskan ikatannya. Namun hampir saja Arsen melepaskan ikatan terakhir pada kakinya, seorang pria bertopeng datang.
" Gercep juga lo" ujar pria bertopeng heran." Kenapa? takut?" timpal Arsen
" SIAL!"
Satu pukulan hampir saja mendarat di pipi kiri Arsen, namun ditangkis olehnya. " ga punya muka ya, lo? pake topeng" pekik Arsen menahan pukulan pria tersebut.
Krek
Bugh
" Argh" jeritan pria tersebut terdengar sampai keluar, mengundang anak buahnya untuk masuk. Dan benar saja, melihat sang bos terpental ke arah mereka. Dan Arsen berhasil kabur dari ruangan tersebut, namun para pria bertopeng tidak membiarkannya lepas.
Dengan nafas yang terengah-engah, Arsen berhenti namun dia masih melihat para pria bertopeng terus mengincarnya membuatnya kembali berlari untuk menghindari mereka. Namun, saat ia berlari dia malah memilih jalan yang salah sehingga membuatnya mau tidak mau harus menghadapi mereka.
" Nah, mau kemana, lo!"
Belum sempat menjawab, pria bertopeng itu tiba-tiba menyerangnya.
Bugh
Bugh
Brak
Arsen jatuh terhempas ke tanah, dia berusaha bangkit namun pria bertopeng itu malah menginjak perut Arsen dan berkata " segini doang kemampuan lo? baru segini gayanya mau ngelindungin orang lain. Ingat, gue ga bakal tinggal diam, ga bakal biarin lo bebas gitu aja"
Sebelum Arsen menutup mata, terdengar suaraBugh
***
Makasih yang udah baca💗
vote yuk
jangan lupa tinggalkan jejak🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
FIRST LOVE (ON GOING)
Teen FictionCover by pinterest. FOLLOW SEBELUM BACA! Kisah ketua geng motor yang bertemu kembali dengan gadis masa kecilnya.