Benny the Bear Loves the Quarterback : Book II | CAMPUS #02

BAB TIGA

"Ssttt," kata Devon yang memukul kepala Marsh karena pria bodoh itu yang ia anggap temannya baru saja menginjak ranting-ranting yang mengeluarkan suara yang cukup keras ketika mereka berjalan ke arah tenda Benny. "Kamu akan membangunkan Coach Watson dan pria gendut menyebalkan itu.

"Benito tidak akan bangun, aku melihatnya mengeluarkan flask dan meminumnya. I bet he drank cheap vodka," kata Marsh yang sama sekali tidak peduli kalau dirinya mengeluarkan suara yang terlalu keras. Sekali lagi Devon memukul kepalanya dan Marsh menghindar lalu tertawa.

Nick yang berjalan dibelakang mereka memarahi Devon dan Marsh dengan berkata, "Shut up! Berjalanlah dan tidak mengeluarkan suara sama sekali."

Higgins dan Langston berada di depan mereka mengarahkan senter ke tanah menuju tenda Benny. Mereka dibangunkan oleh Nick lima menit yang lalu untuk memeriksa keadaan Benny. Dengan sigap Devon, Higgins, Langston dan Marsh keluar dari tenda mereka masing-masing walaupun mereka setengah mengantuk.

Cuaca menjadi semakin dingin dan salju turun begitu lebat menyelimuti atap tenda dan tanah yang mereka pijak. Ketika mereka sampai ke dalam tenda, Higgins dan Langston berhenti terlebih dahulu untuk menunggu perintah dari Nicholas Escara.

"Obat?" tanya Nick dan mereka berlima mengeluarkan lima kotak obat yang mereka tidak pernah lupakan dari dalam saku celana mereka. "Selimut?" Nick bertanya setelah itu.

Higgins bertugas untuk mencari selimut ekstra yang tidak dipakai dan menujukkannya kepada Nick yang mengangguk. "Heater?" tanya Nick berikutnya.

Devon mengangkat dua heater elektrik di salah satu tangannya dan berkata, "Done," katanya.

Selanjutnya Marsh dan Langston menunjukkan jaket, syal, dan lampu yang mereka bawa bersamaan dengan snack di dalam plastik yang mengeluarkan terlalu banyak suara. "Aku menemukan cheddar cheese chips dan beberapa kacang-kacangan untuk Benny," kata Marsh.

"Ssttt," kata Devon yang memarahi Marsh.

"What? Aku takut Benny kelaparan dan mengisi perut dapat menghangatkan tubuh," kata Marsh. Higgins dengan cepat mengambil snack di dalam plastik yang mengeluarkan terlalu banyak suara dari tangan Marsh sementara Devon mendekap mulut temannya dengan tangannya. "Diamlah! Kamu akan membangunkan semua orang dan beruang hutan!"

Nick melangkah maju ke dalam tenda tidak memedulikan teman-temannya yang setengah bergulat dan siap membunuh satu sama lain. Ia membuka tenda dan perlahan-lahan menyesuaikan dengan kegelapan. Nick yang memegang senter kecil di tangannya mengarahkannya ke atas langit-langit tenda sehingga ia tidak mengejutkan Benny kalau wanita itu terbangun.

Tapi Nick salah besar. Bukan Benny yang terkejut melainkan dirinya ketika ia mengarahkan senternya ke langit-langit. Nick melangkah mundur dan tubuhnya mendorong Devon dan Marsh pada saat bersamaan.

"Ada apa Nick?" tanya Devon yang tidak lagi berusaha untuk menutup mulut Marsh dengan tangannya. Marsh berbisik dan menatap Nick, "Apa Benny dimakan beruang?"

Higgins dan Langston yang hanya mendengar pertanyaan Marsh dengan panik bertanya, "Benny dimakan beruang?"

"Benny mati karena beruang?"

Nick menggeleng dengan cepat dan mereka semua terlihat bingung. "Nicholas Escara cepat katakan apa yang kamu lihat sebelum aku masuk ke dalam tenda dan jatuh pingsan kalau apa yang kutemukan adalah tubuh Benny yang sudah terkoyak oleh beruang," Devon berkata kepada temannya.

"Rex bersama dengan Benny di dalam sana."

"What?" Keempat temannya bersuara bersamaan bagaikan burung pagi menyambut matahari. Nick lalu menarik napasnya sebelum menjelaskan, "Rex—Reginald Escara, quarterback terbaik Crimson High sedang memeluk Benny di dalam tenda itu. Benny tertidur dipelukannya."

"Aku tidak percaya—" dan Devon adalah yang kedua untuk masu ke dalam tenda dan melihat apa yang Nick baru saja jelaskan. Dengan cepat Devon keluar dan mengangkat kedua tangannya menyerah. Lalu Marsh dan Higgins dengan penasaran mengikuti jejak Devon. Keduanya keluar dan membuat Langston menyipitkan matanya. "You guys serious?"

Keduanya mengangguk dan Langston adalah yang terakhir untuk melihat sang quarterback tengah memeluk wanita yang mereka khawatirkan. Keduanya tertidur dengan pulas dan Langston menutup tenda dibelakangnya setelah apa yang ia lihat.

"I guess we're not needed?" tanya Langston kepada yang lain.

"Kapten kita sudah menjaga baik maskot tim Crimson High dari beruang hutan," kata Devon yang terkekeh. "That fool loves her, but he's just so in denial with his own feelings. Apa mungkin Rex mengambil kesempatan dengan Benny di dalam tenda itu?" tanya Devon.

Nick menggeleng, "Tidak mungkin. Kakakku berengsek tapi ia pria yang sangat menghormati wanitanya. He couldn't possibly take a chance to screw around in the middle of this cold forest with Benny."

Marsh berkata, "Ya, mereka hanya tidur, Devon. Rex mengusir Saint karena ia tidak ingin pria itu melakukan hal yang aneh-aneh di dalam tenda dengan Benny. Tidak mungkin ia melakukan hal yang sama."

"Lagipula cuaca sangat dingin, siapa yang mau melakukan hal aneh-aneh ditengah cuaca bersalju Vermont ini?" tanya Langston.

Devon mengedikkan bahunya, "But Reginald Escara is well known to never sleep with any of his girls. Just sleeping—that's crazy, right?"

"Nah, Rex tidak mungkin melakukannya di tengah hutan bersama Benny."

Devon lalu dengan sarkastik tertawa dan bercanda mengatakan kata-kata berikutnya, "Hey, the only possible way we know he did it with Benny is if she's pregnant. Think about it."

"Hei," kata Marsh yang menyangkal kemungkinan itu.

"Dev, sebaiknya kamu kembali tidur. Kamu sepertinya telah kehilangan akal sehatmu," kata Nick. Higgins dan Langston menggeleng. Higgins menepuk bahu Devon dan berkata, "Jangan bercanda, Rex akan menjadi ayah di umurnya yang sangat muda kalau ia begitu bodohnya menghamili Benny di tengah hutan ini."

Devon menaikkan kedua tangannya menyerah, "I'm not saying anything, but it could be a possibility, guys."

"Nah, Dev. Our QB will have a heart attack if this is true."