BAB SEMBILAN

3.8K 729 47
                                    

"Will-William?" Rex berdeham dan walaupun ia beberapa kali telah melakukannya, suaranya terdengar bergemetar dan gugup.

"Reginald Escara, kenapa suaramu seperti pria yang baru saja melakukan dosa?" tanya William Bennett dari New York tempatnya berada. "You are one confident man but not tonight. It's pretty late of you calling me, apa ada yang terjadi dengan Benny-ku?"

"Ya, well, okay, aku akan memberitahumu," Rex berkata dan kata-katanya terdengar seperti ia tidak yakin akan dirinya sendiri.

"Is Benny okay?" tanya William kali ini dengan nada lebih tegas dan terdengar khawatir.

"Bean—Benny, baik-baik saja, Sir."

"Okay, I think we are passed calling me 'Sir', Reginald. But now I am certain that something must be really wrong. Ada apa dengan Benny?"

"..."

"..."

Rex untuk kali pertama tidak menemukan kata-katanya sementara William Bennett kehilangan kesabarannya, "Sir—William—saya menghamili anak perempuan Anda," katanya kali ini dengan jujur. Tidak ada yang ia tutupi dan ia harus bertanggung jawab atas kehamilan Benny.

"She's pregnant," ucap Rex kepada William Bennett yang terdiam. "Maafkan saya, William. Ini bukan informasi yang mudah untuk Anda dengar tentu saja dan saya meminta maaf karena telah menghamilinya. Tapi saya akan bertanggung jawab sepenuhnya. Saya tidak akan lari. Saya akan ada di kehidupan Benny dan anak yang tengah ia kandung. Anak kami akan memiliki ayah dan ibu. Saya tidak akan meninggalkan mereka berdua, William. I'm calling you today to let you know of this news, but I would also like to ask for your permission to marry your daughter, Sir—William.

"Sir?" Rex bertanya karena William sama sekali tidak bersuara.

Ia hanya dapat mendengar napas William yang berat di telepon dan untuk beberapa saat mereka hanya saling terdiam. "Aku tidak yakin anak perempuanku ingin menikah denganmu, Reginald. Even if I give you the permission, I don't think my dearest Benny would want to marry a guy that thinks she's his sister."

"William, beberapa bulan terakhir ini Benny memperjelas hal itu kepadaku," kata Rex. "Everyone around me did the same. Aku bukan pria yang sempurna, William. But I'm willing to learn. I am learning everyday. I'm slowly separating her and my dead sister. Benny bukan Libby. Ketika aku memisahkan mereka, aku mengerti aku sangat cemburu ketika ia berada di tangan dan pelukan pria lain. Did you know someone asked Benny to marry her without your permission, William? Pria macam mana yang tidak menelepon calon ayah mertuanya terlebih dahulu sebelum berani mengajaknya menikah?"

"You?" jawab William dengan sinis.

Rex berdeham dan sebenarnya William benar, "Okay, I did asked her to marry me tonight because I am surprised she's pregnant with my child, William. Tapi aku tidak kehilangan akal sehatku dan langsung meneleponmu."

"Kamu meneleponku karena Benny menolakmu, bukan?"

"Well, if you put it that way," kata Rex yang sekarang sangat terbaca oleh William Bennett.

"Jadi kamu meneleponku agar kamu dapat berkata kepada Benny aku telah mengizinkanmu untuk menikahinya dan membuat anak perempuanku tidak punya pilihan, bukan begitu, Young Man?"

"Ya, William."

"Apa kamu takut pria yang telah melamar Benny terlebih dahulu mengalahkanmu dan anak perempuanku memilihnya?" tanya William. Pertanyaan itu sangat penting karena William tidak akan memberikan izin kepada Rex kalau ia takut akan pria lain yang mungkin dipilih anak perempuannya.

"Aku tidak takut akan Saint Michael Jr., pria yang telah melamar Benny terlebih dahulu, William. Aku tidak takut Benny akan memilihnya. Tapi aku takut kehilangan waktu. Aku takut Benny tidak bisa menjaga dirinya sendiri kalau aku tidak berada di dekatnya. No, this is not me being pity, it's me being overprotective of her. Aku ingin menjaganya, William. Aku ingin tahu apa ia makan dan tidur dengan cukup. Aku takut apa Benny bisa berjalan ke bus stop sendiri tanpa orang-orang bodoh mencoba untuk mendorongnya. Aku takut perutnya semakin membesar dan aku tidak bisa melihatnya mengandung anak kami. Aku ingin melihat wajahnya yang semakin cantik mengandung anak kami. Aku melihatnya tersenyum ketika anak kami menendangnya dan bermain di dalam perut. Aku ingin membantunya. So, I'm scared of wasting my time not being with her.

"Aku bisa terus menerus masuk ke dalam hidupnya dan aku akan membiarkan Benny mengusirku, William. But I'd rather be her husband. Where I can be her equal. Aku ingin membantunya dalam masa kehamilannya dan aku ingin melakukannya sebagai suaminya. Seperti kataku, aku tidak akan meninggalkan anak perempuanmu atau anak yang sedang ia kandung."

"That sounded like love, Reginald. Apa Benny tahu?"

"Bagaimana kalau aku mencoba untuk membuktikannya, William? I want to be her husband."

"That badly, huh?"

"It's kind of an emergency, Sir. Her belly is showing."

"Oh, I understand why this is an urgent call, Son."

"Apa kamu memberikanku izin untuk menjadi suami Benny, William?"

"Dengan satu syarat, Kid. Kamu harus membahagiakannya di hidup ini."

"Aku akan memastikan satu-satunya tujuan hidupku adalah membahagiakan Benny, William."

"Good."

"That's a, yes?"

"Yes, go get her, Reginald."

Rex menarik napasnya dengan lega, tapi ia tidak mengakhiri pembicaraan telepon itu dengan cepat. "William, kita harus membicarakan mengenai terapimu."

William Bennett sekarang terlihat seperti anak kecil yang telah tertangkap basah tidak mengerjakan tugasnya. "Oh, apa yang Conan katakan kepadamu?"

Conan Roland, terapis yang Rex sewa untuk melakukan terapi fisik setiap hari untuk William memberitahunya kalau pria itu telah melewatkan beberapa sesi dan kemampuannya untuk berjalan setelah stroke yang ia alami semakin melemah. "Bukannya aku telah memberikanmu izin untuk menikahi anak perempuanku, Reginald? Kenapa kamu memarahiku?"

"Conan will come back tomorrow morning and please do what he told you to do, William. If I'm hearing one more reason you cancelled Conan, I will fly to New York and make you walk myself."

"Aku mulai menyesali keputusanku membuatmu calon menantuku, Reginald."

"You can't take back your permission, Sir. This is for your own good, William. You want to run in the garden and pick those little daisies with your grandchild. You need healthy legs to do that. Can you do that for me? Be healthy again?"

William menarik napasnya dan ia menahan air matanya yang terasa panas di pelupuk matanya ketika Rex mengatakan ia perlu dua kaki yang sehat untuk membawa cucunya berlari di taman. "Ya, Son. I will do that."

Benny the Bear Loves the Quarterback : Book II | CAMPUS #02Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang