wake up

160 17 2
                                    

"bertahanlah..."

























"Bertahanlah untukku..."





















"Lakukan untukku..."









Mata gadis itu kembali terbuka secara perlahan membuat beberapa dokter dan suster langsung tersenyum sumringah.

"Kita mendapatkannya lagi!" Serunya membuat para tenaga medis itu langsung bergerak cepat menyiapkan berbagai alat yang diperlukan untuk gadis korban tenggelam di sungai itu.

Mata bulat sayu memandang ke segala arah nampak risau karena tak mengenali dimana dirinya berada sekarang. Apalagi nampak banyak orang yang sama juga tak dikenalinya.

Tubuhnya terasa sakit dan perih di beberapa bagian saat ia mencoba menggerakkannya membuat perasaannya makin tak karuan.

"Tenanglah... Kau selamat. Kuatkan dirimu. Oke, Lia...?" Ucap seorang dokter perempuan yang membuat gadis itu mengerutkan alisnya kebingungan.

"Li-Lia? Si-siapa Li-a?"

Pertanyaan polos yang keluar dari mulut pasien itu tentu membuat para dokter dan suster berhenti bergerak seketika sambil saling memandang satu sama lain dengan wajah khawatir mereka.

"Kau. Namamu Lia,kan? Kau tak ingat?" Tanya dokter pria satunya yang kembali membuat gadis itu mengerutkan alisnya.

"Aku? Na-maku, Lia?"

Kedua dokter saling melempar pandangan seakan tengah menyamakan pemikiran mereka sekarang.

"Setelah ini tolong panggilkan Seungcheol segera!"













































Seungcheol menghela nafas panjang sebelum akhirnya mendorong pintu ruang rawat gadis yang baru selesai didiagnosa dokter mengalami amnesia itu.

Perlahan ia melangkahkan kakinya masuk dan saat ia menoleh, tatapan kebingungan dari mata indah itu yang ia dapatkan. Meski kondisinya tak buruk, hanya sedikit luka benturan dan goresan. Namun sayangnya organ vital di kepalanya lah yang diperkirakan mengalami benturan hingga gadis itu tak dapat mengingat apapun.

"Hai..." Sapanya mencoba tersenyum sebaik mungkin meskipun jantungnya bergemuruh kencang dengan mata yang mulai berair.

"Kau...siapa?" Tanya gadis itu dengan sedikit memiringkan kepalanya. Nampak manis dan lucu, namun malah membuat hati Seungcheol terasa sesak luar biasa.

Pria berusia 28 tahun itu mendekat dengan kaki gemetarnya dan duduk di sisi ranjang pasien masih dengan tatapan mereka yang tak saling putus.

"Kau lupa denganku? Aku... Aku Seungcheol, Lia..." Ucapnya dengan suara gemetar dan senyum tipisnya. Lia bingung dan menggeleng pelan lalu tertunduk perlahan.

"Maafkan aku... Aku tak ingat..." Lirihnya merasa bersalah yang membuat Seungcheol menarik nafas dalam dan menengadahkan kepalanya untuk mengatur nafas. Ya, dokter kan sudah memberi tahunya. Namun masih ada kesempatan untuk mengembalikan semuanya.

Ia kembali menatap gadis yang masih tertunduk lalu memasang senyumnya dan menarik dagu gadis itu supaya menatapnya. Mata Bambi yang biasanya akan berkilau indah apalagi saat gadis itu tersenyum bahagia, kini nampak sedikit layu karena kondisinya. Ia juga nampak sedikit bergetar karena merasa sedih.

"Tak apa. Kita akan buat ingatanmu kembali,hhmmm?" Ajaknya tersenyum sebaik mungkin yang membuat Lia nampak sedikit membaik dan mulai menunjukkan senyumnya juga.

UntukMu [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang