time

110 8 0
                                    

Lia membuka matanya secara spontan dan kaget saat melihat sekeliling. Dirinya kini tengah berada di dalam kamarnya seakan-akan dirinya baru terbangun dari mimpi.

Ia segera bangkit berdiri dan melihat sekeliling lalu saat tanpa sengaja melintasi meja belajarnya, ia melihat kalender di atas meja yang membuatnya teringat sesuatu.

"Impossible..."

Segera ia mengambil ponsel diatas nakas dan mengecek tanggal hari itu juga. Matanya pun membulat lebar dimana jam dan tanggal menunjukkan hari dimana ia berjanji akan keluar dengan kekasihnya.

"Lia... Kamu sudah siap?"

Gadis itu menoleh ke arab pintu yang terbuka dan wajahnya nampak kaget melihat penampilan kekasihnya. Ya, dia masih ingat style itu karena ia nanti akan memukul dada Seungcheol saat pertengkaran mereka. Lia masih ingat dengan baik.

"Lia?"

"Kak Seung!"

Lia langsung berlari ke arah kekasihnya dan memeluknya erat. Untung saja Seungcheol kuat hingga mereka tak sampai jatuh bersama karena tubrukan Lia.

"Hey... Ada apa, sayang?" Tanya Seungcheol yang dijawab gelengan oleh Lia.

"Rindu... Aku rindu sekali..." Cicitnya entah sadar atau tidak. Seungcheol? Pria itu tentu kaget namun bahagia juga karena ini kali pertama kekasihnya memulai lebih dulu. Apalagi nampak sekali Lia seperti tulus mengucapkannya. Namun, perasaannya malah menjadi khawatir dan waspada disaat bersamaan. Apa Lia melakukan kesalahan lagi sekarang hingga ia menutupi semuanya dengan tingkah manisnya ini?

"Aku baru keluar dari kamarmu sejam yang lalu. Apa ada masalah?" Tanya Seungcheol sambil membalas pelukan Lia yang membuat gadis itu terdiam sejenak lalu menjauhkan wajahnya dari dada bidang kekasihnya itu.

"Kak Seung! Kita harus berangkat sekarang! Ini darurat!" Ajak Lia yang langsung menarik tangan kekasihnya itu untuk pergi.

"Hei... Kita memang akan pergi. Tapi gak harus buru-buru, sayang..." Ucap Seungcheol sembari sesekali membungkuk saat melewati tamu cafe nya yang menatap mereka aneh.

"Pelan-pelan Lia. Kalian berdua bisa jatuh nanti!" Peringat Joshua yang tak sengaja mereka lewati namun Lia tak peduli. Ada hal penting yang harus dia lakukan sekarang juga karena ini masalah nyawa.

"Ayo kak Seung! Kita harus menolong kak Karina!" Ucap Lia sambil memberikan Seungcheol helmnya sedangkan dia juga langsung memakai miliknya.

"Karina siapa?" Tanya Seungcheol namun tetap menuruti ucapan kekasihnya itu.

"Bukannya kita mau jalan-jalan di dekat sungai?"

"Gak... Aku gak mau mati disana. Paman Choi akan membunuhku disana. Tapi kak Karina... Aku harap kita gak terlambat!"
































"Shit...!! Kenapa aku kejebak lagi sih?!" Geram Karina sambil berlari. Jembatan di depan tempat dimana ia ingat ia akan terjatuh tapi entah mengapa kakinya tak bisa berhenti berlari.

"Tuhan... Kali ini saja tolong selamatkan aku. Aku janji akan jadi anak yang lebih baik lagi..." Ucapnya sambil menangis hingga saat ia menabrak pembatas jembatan dan hampir terjatuh, tangannya ditarik oleh seseorang hingga tubuhnya menabrak dada bidang yang aroma parfumnya ia kenali.

Karina mendongak dengan wajah merah dan nafas terengah namun juga tersenyum lega.

"Kak Taeyong..."

Pria itu tersenyum tipis, khawatir pada keadaan adiknya. Mengusap wajah Karina yang berkeringat dan mendekapnya erat hingga suara lain menginterupsi mereka.

UntukMu [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang