the end

147 12 10
                                    

"hhmmm... Belum sempurna tapi udah bagus banget..." Ucap Karina setelah melihat hasil tes Lia hari ini. Mereka berdua saat ini tengah berada di kamar Lia, melihat perkembangan belajar gadis itu.

"Kamu itu kayaknya aslinya pinter ya..."

"Cuma males aja..." Jawab Lia santai sambil merapikan bukunya.

"Kenapa? Ada alasan khusus buat jadi anak pemalas?" Tanya Karina yang membuat Lia berpikir lalu kembali duduk di kursi belajarnya, berhadapan dengan Karina yang duduk di sisi ranjang.

"Hhmmm....bibiku dulu bilang, rugi pintar kalau gak ada yang nopang. Mau lanjut pendidikan tinggi itu butuh biaya mahal. Itu sebabnya aku males belajar karena rasanya rugi juga nilai tinggi kalau gak bisa lanjut nantinya..."

Karina memasang wajah kesalnya mendengar cerita Lia.

"Siapa sih bibirmu itu? Kita cari aja gimana? Pengen kenalan aku sama orangnya..." Ucap Karina sambil mengepalkan tangannya membuat Lia tertawa lepas.

"Cckk... Gak perlu. Aku juga gak peduli lagi dia dimana. Intinya dia udah pergi dari hidupku sekarang dan aku sadar aku harus berubah..." Ucap Lia yang disenyumi oleh Karina.

"Itu baru semangat. Lagian, kak Seung gak mungkin biarin kamu berhenti cuma sampai tingkat SMA aja. Biaya kuliah itu emang mahal. Kalau mau dapet beasiswa pun harus rajin ngampus, jadi susah ambil kerja sampingan yang mencukupi. Tapi kan kamu udah ada kak Seungcheol. Cukup kamu kejar beasiswa aja nanti supaya gak terlalu berat. Paham?"

"Paham suhu!" Jawab Lia memberi hormat lalu keduanya tertawa bersama. Sesaat kemudian, Lia terdiam menatap Karina membuat yang lebih tua menaikkan alisnya.

"Kenapa?"

"It's amazing..."

"I know, right? I'm still alive..." Jawab Karina yang nyatanya sejak kemarin ia mensyukuri sekali karena nyawanya tak jadi berakhir.

"Gimana sama kak Taeyong?"

Karina memutar bola matanya malas dan melempar tubuhnya ke ranjang.

"Jangan ketemu sama dia. Tuh cowok matanya jelalatan banget. Bisa-bisanya bilang dia merasakan love at first sight sama kamu. Sarap emang tuh orang..."

Mendengar itu, Lia kembali tertawa. Ada saja tingkah dua bersaudara itu yang aneh bin ajaib baginya.

"Terus gimana sama Jaemin?" Tanya Karina balik yang dijawab gelengan oleh Lia.

"Kita masih temenan. Tapi tentu gak sedeket dulu. It's time for him to move on..."

"That's right. You already have Seungcheol. He need to remember that. I think he Will perfect with Ryujin?"

Alis Lia terangkat sebelah lalu tertawa membayangkan ucapan Karina itu.

"Mereka bakal jadi pasangan yang menggemparkan sekolah nanti..."

"We don't know, right? Mau bantu di cafe? Bosen di kamar Mulu..." Ajak Karina bangkit dari tidurannya yang diangguki oleh Lia.

"Tapi kak Seung—"

"Nanti kita bujuk sama-sama. But one think you need to remember. Lakuin sesuatu secara fokus dan serius. Jangan asal iya aja. Oke?"

Lia mengangguk tersenyum lalu merekapun turun setelah Lia mengganti pakaian sedangkan Karina memang sejak awal sudah siap dengan pakaian ala pelayan cafe disana.

"Kenapa kalian turun?" Tanya Seungcheol menatap keduanya.

"Bosan. Kak Seung, kita ikut bantu disini,ya?"

"Tapi—"

"Kita janji gak akan buat masalah!" Ucap Karina yang membuat Seungcheol menoleh pada Joshua dan Mingyu.

UntukMu [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang