feel bad

107 12 0
                                    

Hari pertama yang berjalan lancar membuat semangat Lia sangat baik. Meskipun dalam otaknya masih terngiang ucapan Chaeryeong tentang dirinya dan pemuda bernama Jaemin itu. Apalagi sejak pertama tadi, ia sering memergoki Jaemin menatapnya. Entah di kelas maupun kantin.

Ditambah anak itu memang jelas sekali berbeda sikapnya dari yang lain. Saat anak-anak lain berbicara pada Lia mengenai keadaannya dan mulai mengenalkan diri lagi seakan dirinya adalah anak baru disekolah. Namun pemuda bernama Jaemin itu memilih menitipkan sebuah surat.

Ya. Sebuah surat yang diberikan oleh seorang adik kelas secara diam-diam saat Lia di toilet sendiri dan ternyata itu pesan dari Jaemin. Isinya sebenarnya biasa dan sama seperti anak lainnya yang tentang doa semoga ingatannya lekas pulih dengan nama yang bertuliskan "your Nana, Jaemin"

Lia sendiri merasa geli membacanya dan langsung membuang surat itu di dalam toilet.

Kini Lia tengah berlari menghampiri Seungcheol yang sudah menunggunya. Pria itu nampak tersenyum cerah saat dengan antusias Lia berlari dan langsung memeluknya erat. Ia tentu bahagia. Apalagi sebelumnya Lia tak pernah seperti itu. Biasanya kekasihnya hanya akan tersenyum tipis dan berjalan ke arahnya seperti biasa. Namun senyumnya sedikit luntur saat melihat sosok yang tak ingin dilihatnya berada tak jauh dari mereka, menatap ke arah Lia.

"Apa kak Seung lama menunggu?" Tanya Lia setelah melepas pelukannya membuat Seungcheol langsung berpaling dan terkekeh pelan mengusap kepala Lia.

"Aku biasa menjemputmu. Sudah biasa..."

Lia nampak mempoutkan bibirnya dan memainkan kancing kemeja putih yang Seungcheol gunakan. Bahkan pria itu masih menggunakan seragam yang sama seperti para pegawai di cafenya yang Lia lihat tadi pagi.

"Lain kali jangan jemput terlalu awal supaya tak menunggu lama. Kan panas. Kasihan kak Seung disini..." Cicit Lia yang malah nampak menggemaskan. Bukan hanya bagi Seungcheol, tapi juga bagi anak-anak lain yang tak sengaja melihatnya. Pasalnya mereka sering melihat pasangan itu tapi mereka semua juga tau Lia adalah tipe anak pendiam dan tak banyak tingkah.

"Kamu bicara apa? Bahkan kalau kamu mau aku menunggu dari pagi juga aku tak masalah. Katakan... Sepertinya kamu sangat senang hari ini. Apa ada cerita bagus,hhmmm?"

Lia nampak mengangguk semangat dengan senyum lebarnya yang lagi-lagi sangat berbeda sekali dengan Lia yang dulu Seungcheol kenal.

"Tadi ada banyak teman baru,kak. Ada Nancy yang anaknya cantik sekali! Tapi dia lucu, bawel. Lalu ada Soobin yang tinggi sekali anaknya. Lalu juga ada Junkyu dan Beomgyu yang tingkahnya banyak drama sekali. Tapi lucu. Semua tertawa karena mereka!" Seru Lia masih sambil kedua tangannya melingkar di pinggang kekasihnya begitu juga sebaliknya.

Seungcheol yang mendengar itu pun tertawa karena Lia nampak menggemaskan saat bahagia seperti itu.

"Baguslah kalau kamu sudah ada banyak teman. Kamu harus berteman dengan semuanya,oke? Jangan pilih-pilih..."

Lia terdiam sejenak dengan wajah berpikirnya lalu menggeleng cepat membuat Seungcheol mengerutkan alisnya.

"Kenapa?"

"Kak Seung bohong..."

"Bohong? Bohong apa, hhmmm? Katakan..." Tanya Seungcheol sembari tangannya bergerak mengikatkan rambut Lia yang terurai dengan karet hitam di tangannya karena Lia nampak berkeringat.

Lia pun kembali menggeleng lalu memeluk Seungcheol lagi dan menyembunyikan wajahnya di dada kekasihnya itu membuat Seungcheol makin bingung.

"Hei... Ada apa, sayang?"

"Kak Seung bilang aku anak yang baik. Tapi aku bukan anak yang baik. Aku anak nakal yang jahat karena menyakiti kak Seung..."

Pria itu terdiam sejenak mencerna ucapan Lia. Apa seseorang menceritakan sesuatu padanya? Sesuatu yang tak seharusnya?

"Lia..."

Seungcheol mencoba memberi jarak namun Lia menolak dan mengeratkan pelukannya.

"Aku anak nakal. Aku menyakiti hati kak Seung. Aku minta maaf..."

"Hiinnkkss... Maafkan aku..."

Seungcheol tak bisa berkata lagi dan kembali memeluk Lia sambil memberikan usapan penenang pada kekasihnya itu. Ia bisa menebak pasti salah satu teman Lia sudah menceritakan dan melarang Lia untuk berdekatan dengan pemuda yang kini membuang muka dan pergi dari tempatnya berdiri sejak tadi untuk memperhatikan Lia.

"Maafkan aku. Aku jahat... Aku nakal....hiinnkks...." Tangis Lia yang membuat Seungcheol tersenyum dan mengecup lamat kepala kekasihnya itu.

"Semuanya sudah berlalu, sayang. Aku sudah memaafkannya dan aku tahu,kamu pasti akan berubah. Jika bukan untukku, setidaknya untuk dirimu sendiri. Hhmmm?" Bisik Seungcheol yang diangguki oleh Lia.

"Ke-kenapa k-kak Seung baik se-sekali? Ke-kenapa k-kak S-Seung tak meninggalkan-ku sa-ja?" Tanya Lia terisak yang membuat Seungcheol menggeleng pelan dan memberikan mereka jarak supaya bisa menangkup wajah kekasih mungilnya itu.

"Untukmu aku akan bertahan. Apapun itu masalahnya. Sampai kamu sendiri yang memintaku mundur, baru aku akan pergi..." Ucap Seungcheol menatap mata Lia.

"Tapi aku jahat. Aku nakal..."

Seungcheol menggeleng pelan dan mengecup kening Lia penuh sayang.

"Kamu hanya masih labil. Dan aku ada disini untuk memastikan kamu akan selalu baik-baik saja untuk melewati masa ini. Entah nanti kamu akan berakhir untukku atau gak. Yang aku tahu saat ini aku mencintaimu..."

Mendengar itu hati Lia terasa campur aduk. Ada rasa sesak dan berat,juga rasa berbunga-bunga dan melayang secara bersamaan. Ia pun langsung mengecup bibir Seungcheol dan memeluknya. Meninggalkan Seungcheol yang terdiam kaget dengan ciuman mendadak itu. Ciuman pertama mereka setelah Lia sadar dari kecelakaannya dan pertama kalinya juga Lia menciumnya lebih dulu setelah dua tahun mereka bersama.

Ia tak bisa menutupi rasa senangnya hingga pipinya terasa panas lalu tertawa pelan dan membalas pelukan Lia.

"Jika ini mimpi, tolong jangan bangunkan aku...."













.
.
.









UntukMu [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang