Part 2 Berkunjung Kerumah Arya

7 3 0
                                    


***

Aku menegapkan langkahku memasuki rumah sahabatku Arya.

Rumah baru yang butuh sentuhan keamanan,belum ada jerjak pada setiap jendela,pintu besi di pintu belum terpasang,canopi,aduh aduh,lumayan nih kalau aku yang nangani,keluargaku gak bakai ribut masalah uang kalau orderan ini aku dapeti,akan aku manipulasi biaya mentah supaya bisa dapat untung banyak,ahai...ha ha ha,aku senyum senyum mesem sendiri.

"Tak apalah Arya kan kaya,anggap aja dia sedekah."seringaiku licik

Arya seorang Dosen di Universitas Swasta terkenal di daerahku,aku pernah menawarkan untuk memasang  pagar,jerjak dan canopi  dirumahnya,Ia baru beli rumah baru yang akan di permak menjadi rumah mewah,semoga dia jadi,kalau mau lumayan bisa kuputarkan uangnya untuk Pak Tejo dulu,kubeli barang murah yang penting pekerjaan beres,seringaiku puas.

"Assalamu'alaikum"ketukku ketika sampai depan pintunya.

Ku tersenyum kikuk.

"Maaf ganggu waktu malamnya Pak" senyumku,sambil menggaruk kepalaku yang tidak gatal.

Arya mengeryitkan alisnya.

"Hai Don,apa kabar koq gak bilang mau datang".tandasnya.

"Ayuk masuk masuk".ujarnya ramah.

Aku celigak celiguk mesem mesem semar.

"Kebetulan tadi lagi ketemu pelanggan,jadi sekalian singgah main".tuturku malu.

Kuedarkan pandangan mataku ke ruang tamu sahabatku ini,berdecak kagum di hatiku sambil menyelinap rasa iri yang tinggi.

Pengen rasanya punya rumah nyaman begitu.

Mudah mudahan Tuhan mau ngasih aku kehidupan seperti ini.

Apakah Tuhan mau ngabulkan doa aku,sholat aja jarang,aduh aduh aduh...aku hanya mampu nyengir.

Kuedarkan pandanganku,sentuhan mewah pada rumahnya membuat aku iri,untuk ruang tamu marmer elegan kombinasi memukau,sofa tanpa kaki bergaya jepang,menggunakan bantal besar dengan kursi bersarung rendah untuk duduk di lantai,paduan karpet mahal berwarna cerah dengan motif menarik dan etnik yang menciptakan suasana hangat,penempatan tanaman hias besar di sekitar area lesehannya memberikan sentuhan alam pada ruang tamu tersebut,pencahayaan lembut seperti lampu gantung rendah dengan lilin aromaterapi yang membuat suasana tenang dan nyaman,sentuhan artistik dengan seni dindingnya,tambahan meja rendah dan kursi kecil untuk menyimpan barang barang dan tempat meletakkan minuman dan makanan.

Woww amazing banget.

Arya tersenyum padaku.

"Terpukau ya?"sentuhnya membuat aku malu.

"He eh,tiga bulan nggak kemari buat aku pangling,mantap Brooo" tukasku.

Sebagai ahli besi aku faham tentang interior mewah ini.

"Yuk duduk kita ngobrol,...Ma,ada Doni  nih,sampaikan ke si mbak ya,buat minum,mau minum apa Doni,kopi,jus atau yang lain?"tawar Arya mengajak aku duduk di shofa mewahnya.

"Keluarkan aja semuanya."jawabku sekenanya.

Empuk,hmm nyaman banget,rasanya gak ingin pulang,aku tersenyum malu.

"Kapan ya Tuhan aku di senangkan kayak gini" bathinku.

Tidak berapa lama keluar si mbak membawa minuman dan mengeluarkan cemilan yang tersimpan di meja rendah itu untukku,dan kulihat Hesti istri dari Arya,tetapi ia tidak bergabung denganku,pandangannya sinis dan dingin padaku.

Aku gak tau apa salahku padanya sehingga ia tampak membenciku,padahal suaminya merupakan sahabatku.

"Mama istirahat duluan ya Pa,Papa jangan lama lama ngobrolnya."

Ia berlalu dan mengabaikanku.

Arya tersenyum kikuk "Yuk di minum Don,dan habiskan cemilannya".

Aku mengangguk dan meneguk minuman di hadapanku.

Aku menyadari tampangku yang lusuh,itu mungkin yang membuat Hesti istri Arya tidak menyukaiku.Hesti adalah anak orang kaya dan pekerjaannya juga mantap,Ia Kepala Keuangan di Universitas Negri di Provinsi.

Melihatku tertegun.Arya mengalihkan perhatianku.

"Kamu tau Don,interior rumahku ini di desain oleh Saskia teman sekolah kita,anak Bio 2,dari ruangan kosong menjadi tempat memukau,ini semua prakarya dia,keterampilan dan keahliannya estetis trampil dan ahli."tuturnya.

"Saskia...,koq aku nggak pernah dengar nama itu?."

"Ia,dia pendiam,kutu buku,gak terkenal di sekolah kita,karena jarang gaul,tapi memang dia juga juara kelas,dan dia juga anak wadokai lho."

"Anak wadokai?,Aku juga anak wadokai"

Hmm aku mengambil ingatan,sambil mengingat ingat,siapa yang agak aneh dan culun itu,aku jadi ingat dengan cewek yang sering bareng dengan cewek incaranku si Mei,eh cewek culun itu?,tanyaku dalam hati

"Yang culun berkacamata itu ..." cetusku.

"Hmm ya"

**

Aku menyulut kopiku,kedatanganku kerumah Arya tidak membawa hasil,Arya masih memewahkan bagian dalam rumahnya dulu,padahal bagian rumah butuh sentuhan keamanan.

Jangankan pagarnya,canopi atau yang lain,jendela dan pintunya belum berjerjak,andaikan dia memberikan orderan itu padaku "Wahhh lumayan banget uangnya,sabar....sabar  senyumku dalam,dia sahabatku,pasti dia pesan sama aku,bathinku dengan percaya diri.

Tiba tiba teralih pikiranku dengan alumni satu angkatan sama aku,"Saskia,hmmm,boleh nih kenalan,mana tau ada bisa di manfaatkan,dengarku dia seorang janda, Uhuiiii."bathinku senang.

***

"Mas,tadi Pak Tejo datang lagi,dia marah besar,aku bingung jawab apa,jadi aku diam aja,dia bilang mau menyelesaikan masalah ini ke kantor polisi."

Rena menghampiri aku dengan malas.

"Hah,!!!" Aku terlonjak.

"Cariin utangan dong" lanjutku.

"Mau bayar pakai apa?,pakai ini".,sambil mengelus kemaluannya.

Mataku melotot "Memang kamu mau?"

"Maulah,wong enak"cetus Rena pergi.

"Cari utangan,emamg bisa bayar" cerocosnya.

****

Adab Dulu Baru IlmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang