Kaisel sangat jarang pulang ke rumah utama keluarga di pusat kota. Dia memiliki apartemennya sendiri di dekat kantor perusahaannya. Namun, saat orang tua mereka masih hidup, dia akan menyempatkan waktunya untuk pulang demi Yoru.
Yoru tinggal di rumah utama, terkadang dia juga dirawat oleh Nanny yang telah melayani keluarga mereka sejak Yoru lahir. Di lain waktu, Kaisel yang merawatnya saat sedang mengambil liburan dari syutingnya.
Orang tua mereka hanya ada sebulan sekali, itu pun cukup singkat. Namun, mereka menyayangi Yoru dan selalu menanyakan kabarnya dari Kaisel.
Seperti orang tua pada umumnya, mereka juga ingin menghabiskan waktu bersama anak mereka, tetapi kesibukan mereka bukan sesuatu yang bisa ditinggalkan.
Bisnis keluarga itu telah mencakup skala konglomerat dan terdaftar di peringkat global dalam majalah bisnis internasional.
Jadi, dengan skala sebesar itu dan dengan pegawai yang sebegitu banyaknya menggantungkan hidup mereka pada perusahaan, orang tua mereka tidak bisa sembarangan mengelolanya.
Jadi, begitulah anak bungsu mereka yang masih kecil itu mau tak mau diserahkan perawatannya pada Nanny dan juga Kaisel.
Untuk Reina, anak perempuan satu-satunya, juga anak kedua mereka itu dirawat oleh kerabat keluarga dan menghabiskan lebih banyak waktu di luar negeri karena bisnisnya sendiri di bidang desainer pakaian.
Dia pernah muncul di majalah fashion dan menampilkan berbagai karya desainnya yang mendunia. Reina, yang sejak usia 15 tahun dirawat oleh kerabat keluarga itu, hanya pulang ke rumah utama sekali dalam setahun.
Bukan berarti dia tidak memiliki kasih sayang pada adik-adiknya. Dia terkadang menanyakan kabar mereka, terutama Yoru. Sementara itu, hubungannya dengan Allen seperti orang asing, di sisi lain Reina menganggap Kaisel itu bermasalah.
Menurut Reina, satu-satunya yang normal di keluarga mereka hanya Yoru, jadi dia melimpahkan kasih sayangnya pada adik kecilnya itu.
Sekarang, rumah keluarga mereka yang biasanya sepi itu akhirnya menjadi sedikit ramai.
Allen dan Reina menyambut tamu yang ikut berkabung dan mengurus wasiat orang tua mereka. Mereka mengadakan perjamuan kecil untuk para kerabat keluarga sambil menunggu Kaisel dan Yoru tiba.
Dalam balutan gaun hitam berlengan panjang, Reina berdiri di balkon ruang pertemuan keluarga. Dia menatap ke kejauhan dengan ekspresi rumit.
Dia memeriksa kembali tubuhnya dan menahan rasa tidak enak yang muncul di hatinya.
Reina bergumam dalam kebingungan, "Apa itu hanya mimpi? Itu terlalu menyakitkan untuk hanya menjadi mimpi. Bukankah seharusnya aku sudah mati? Apa aku kembali ke masa lalu?"
Dia teringat hal yang mengerikan dalam mimpinya, di mana dirinya dipotong-potong oleh pembunuh berantai. Itu sangat menyakitkan dan dia yakin dirinya bisa menjadi hantu jahat karena betapa menyakitkannya hal itu.
Namun, ketika terbangun di area pemakaman, perasaan menyakitkan itu perlahan memudar dan hanya menyisakan ingatan yang membingungkan.
Jika semua itu bukan mimpi, maka hanya bisa berarti dirinya kembali ke masa lalu dalam keadaan hidup.
Reina melihat tangannya gemetaran, dia merasa trauma berat. Mata berwarna senja miliknya diwarnai kegelapan.
Dia mengepalkan tangannya, lalu berkata dengan penuh kebencian, "Elaine!"
Dia hampir tidak bisa mengendalikan emosinya yang berfluktuasi kuat, kebencian itu merasuk jauh ke dalam hatinya. Tak bisa dibayangkan bagaimana rasa sakitnya dari saat melihat keluarganya hancur dan dirinya sendiri dibunuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Became the Villain's Little Brother
FantasyBrothership, kyut~ Menulis ini untuk penyembuhan hati dengan plot modern fantasi. Cerita Original! Bukan fanfic atau terjemahan! Deskripsi : Yoru membaca kisahnya sendiri dalam sebuah buku misterius yang dia temukan. Di kehidupan keduanya itu, di m...