✧Chapter 3 : Penyembuhan✧

2K 292 19
                                    

Di ruang pertemuan keluarga, anggota keluarga dan para kerabat telah berkumpul beserta pengacara yang akan mengumumkan isi surat wasiat.

Di meja panjang dengan sepuluh kursi di kedua sisinya dan satu kursi di ujung terisi penuh. Kerabat dari pihak ibu dan ayah datang bersama keponakan mereka.

Allen, sang pewaris bisnis, duduk di kursi utama, sementara pengacara berdiri di sisinya.

Mereka akan membahas topik sensitif yang biasa menyebabkan kegaduhan di keluarga besar dengan bisnis yang tak ternilai harganya.

Tak ada yang dikecualikan dari pertemuan itu, termasuk Yoru. Meski dia masih kecil, dia juga diikutkan dalam pertemuan dan kini sedang duduk di pangkuan Kaisel.

Kaisel tampaknya tidak terlalu peduli pada wasiat, dia hanya datang untuk menyatakan dirinya sebagai wali Yoru ke depannya. Jadi, ketika pengacara mengumumkan pewarisan berbagai aset dan ditentang oleh para kerabat, Kaisel berpura-pura tidak mendengar dan hanya sibuk mengelus rambut Yoru.

Merasa diperlakukan seperti kucing, wajah Yoru berkerut. Dia tahu kakaknya itu memang seperti ini, tetapi dia masih tidak bisa terbiasa dengan perlakuannya yang terlalu lengket.

Duduk di seberang mereka, Reina menyangga dagunya, sama-sama mengabaikan pertikaian kerabat yang ribut sendiri, dia tidak peduli bagaimana Allen mengatasinya, dia sedikit senang si robot tanpa emosi itu terlihat kesusahan.

Selain itu, Reina terus memperhatikan interaksi Kaisel dan Yoru kecilnya. Mata berwarna senjanya menyipit saat melihat perlakuan obsesif dari Kaisel. Dia jadi merasa lebih khawatir pada Yoru kecil.

Dilihat kembali, semua anggota keluarga mereka, tidak termasuk para kerabat, memiliki warisan fisik berupa mata berwarna senja, tetapi jika diperhatikan di tempat gelap akan berubah warna seperti kecoklatan.

Hal yang unik dari mereka ialah warna mata mereka mencerminkan kepribadian mereka. Warna senja yang memudar menandakan pemiliknya tidak memiliki emosi kasih sayang.

Itu sebabnya, Reina menyebut Allen sebagai robot karena warna mata Allen seperti senja pucat.

Berbeda dengan dirinya sendiri yang memiliki warna senja cerah, warna mata Yoru cukup unik. Itu warna jingga murni dengan kesan kepolosannya.

Di sisi lain, warna mata Kaisel ... Reina tidak ingin menyebutkannya, tetapi dia dan Kaisel seharusnya mirip. Mereka lahir di hari yang sama, dengan Reina lebih tua beberapa menit darinya, sebenarnya seharusnya mereka adalah saudara kembar yang tidak identik.

Hanya saja, untuk beberapa alasan, Reina merasa dia telah mengambil sebagian kewarasan Kaisel ketika dalam kandungan.

Itu memang pikiran konyol, tetapi sejak mereka kecil saat masih dirawat Nanny tua, Kaisel telah menunjukkan perilaku tidak normal. Dia seperti psikopat, bahkan pemeriksaan dari psikolog juga menyatakan demikian.

Orang tua mereka juga menjadi takut pada Kaisel dan memisahkan Reina dari saudara kembarnya itu. Jika diingat kembali, Reina merasa bahwa Kaisel saat itu benar-benar terlihat kesepian.

"Kakak, berhentilah!"

Lamunan Reina terputus saat dia mendengar suara kecil yang dia kenal. Dia segera melihat sumber suara itu.

Itu adalah Yoru kecilnya yang sekarang tampak kesal. Dia memasang ekspresi cemberut dan memukul tangan Kaisel.

Sudut mulut Reina berkedut, dia menutupi wajahnya untuk menyembunyikan tawanya.

"Baiklah, baiklah, jangan marah, oke?" Suara membujuk itu terdengar memohon.

Yoru mendengus, dia tidak tahan lagi pada perilakunya. Dia bukan hewan peliharaan, jadi perlakuan seperti itu membuatnya jengkel.

I Became the Villain's Little BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang