Chapter 5

102 10 0
                                    

A/N: Well, here we are, the point where the story took a sharp turn away from the T-rated. This embarrassed the hell out of me to write, so if you enjoy it, let me know!

Enjoy it!

***

Sakura terjaga hampir sepanjang malam.

Ia telah mencoba untuk tidur pada jam selayaknya manusia normal tidur, tapi ia malah berakhir dengan telentang tanpa melakukan apa-apa, menatap langit-langit. Ia mencoba mengalihkan perhatiannya dengan membaca buku Icha Icha yang dipinjamkan Kakashi, tapi tak peduli betapa cabulnya buku itu, ia mendapati dirinya membaca kalimat yang sama berulang-ulang, kata-kata itu terbang keluar dari pikirannya segera setelah ia membacanya. Karena frustrasi, dia menyingkirkan buku itu. Sekarang, setelah berjam-jam membolak-balikkan buku dan berpikir, hari telah pagi, dan dia hampir saja memutuskan untuk membunuh sel-sel otaknya.

Segala hal telah ia coba, dan pikirannya masih terus tertuju pada Kakashi.

Kakashi adalah gurunya— Hokage-nya. Namun, Kakashi juga, tak peduli seberapa besar Sakura ingin menyangkalnya, adalah seseorang yang membuatnya sangat tertarik. Bertemu dengannya sebagai rekan sebaya telah memberikan kemungkinan pada Sakura untuk melihat Kakashi dengan cara yang belum pernah dia lihat sebelumnya. Di masa depan, pria itu berada di luar jangkauannya, seseorang yang tidak akan pernah ia lihat secara romantis karena pria itu begitu jauh untuk ia gapai. Di masa lalu, masa sekarang, di mana mereka berada di posisi yang lebih setara, pria itu terasa lebih dekat... lebih mudah dijangkau.

Sakura tidak bisa berhenti memikirkan apa yang dikatakan pria itu tentang maskernya—bahwa dia hanya akan menunjukkan wajahnya kepada seseorang yang bisa melepaskan masker itu. Ada nada janggal pada suaranya seperti mengisyaratkan sebuah tantangan. Sakura tahu ia tidak mungkin membayangkan semuanya. Jika itu adalah orang lain, selain Kakashi, ia pasti yakin bahwa mereka tertarik padanya.

Sakura tidak mungkin salah tentang hal itu. Ia bukannya masih perawan—dia sudah berpengalaman dengan hal-hal seperti ini. Tentu saja, sudah lebih dari satu tahun sejak terakhir kali ia melakukannya, tapi bukan berarti ia lupa bagaimana caranya. Ia juga tidak lupa bagaimana cara mengetahui kapan seorang pria menyukainya. Dan ia cukup yakin Kakashi menyukainya. Satu-satunya alasan ia meragukan pemikirannya sendiri adalah karena pria itu adalah Kakashi. Ketika Sakura menghilangkan semua keraguan yang disebabkan oleh fakta bahwa yang sedang mereka —dirinya dan hati serta logikanya— bicarakan adalah sensei di masa depannya, dia tahu bahwa pria itu menyukainya.

Namun, bagaimana perasaannya terhadap Kakashi?

Pada awalnya, ia telah melakukan yang terbaik untuk meyakinkan dirinya sendiri bahwa ia tidak merasakan hal lain tentang pria itu, hal yang berbeda dari yang pernah ia rasakan sebelumnya — pria itu hanyalah Kakashi, yang lebih ia kenal sebagai Kakashi-sensei, yang juga dia kenal sebagai Rokudaime. Hanya itu yang akan dia rasakan, bukan?

Sakura mengerang dan menutup matanya. Tentu saja itu bohong. Jika ia benar-benar ingin jujur pada dirinya sendiri, ia harus mengakui bahwa sudah ada sedikit ketertarikan di dalam dirinya pada Kakashi bahkan sebelum ia kembali ke masa lalu. Bahkan dengan usia Kakashi yang jauh lebih tua darinya, Sakura sudah merasa... tertarik. Tidak terlalu mendalam, hanya sedikit momen-momen kecil di mana ia mendapati dirinya menyadari, untuk pertama kalinya, bahwa Kakashi adalah seorang pria — pria yang menarik. Ketika hal itu terjadi, ia segera menyingkirkan pemikiran tersebut, dan berpikir bahwa itu akan menjadi akhir dari segalanya.

Namun, kembali ke masa lalu —bertemu dengannya saat usia mereka sepantaran— jauh lebih sulit baginya untuk mengabaikan ketertarikan itu. Tanpa adanya tabir otoritas di antara mereka, Sakura bebas untuk melihatnya sebagai seorang manusia. Dan tak peduli berapa kali ia menyangkalnya pada dirinya sendiri, ia menyukai orang itu. Dia sangat menyukainya. Bahkan, ia tidak bisa mengingat kapan terakhir kali ia menyukai seseorang sedalam ini.

When I See You AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang