"𝘏𝘢𝘳𝘶𝘴 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘤𝘢𝘳𝘢 𝘢𝘱𝘢𝘭𝘢𝘨𝘪 𝘢𝘬𝘶 𝘣𝘦𝘳𝘵𝘢𝘩𝘢𝘯 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘬𝘶𝘢𝘵 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘢𝘭𝘢𝘯𝘪 𝘩𝘪𝘥𝘶𝘱?"
_Azall'ea senja seanna adelard_
Terkadang ada berberapa hal yang tak perlu diceritakan ke siapa pun, terkecuali Tuhan dan semestanya.
Saat kau sedih atau kesal terhadap sesuatu, Tuhan yang Maha Penyayang tak akan diam ketika melihat hamba nya merasakan kesedihan dalam diri nya sendirian.
Ia tahu bahwa tidak semua rasa harus diutarakan kepada setiap orang.
Tuhan telah menciptakan sebuah angin, pepohonan, awan, bintang, langit yang membentang beserta seluruh isi alam semesta, agar hamba nya tidak merasa sendirian lagi dalam menjalankan kehidupan nya.
Seperti hal nya senja yang saat ini sedang melakukan rutinitas pagi di hari libur nya.
Setiap pagi ia selalu menikmati keindahan alam, seperti melihat taman belakang rumah nya yang bisa di liat langsung dari kaca luar jendela milik nya.
Berbagai aneka macam jenis tanaman yang telah tumbuh di sana, secara keseluruhan lebih banyak tanaman bunga yang tumbuh dan bermekaran di taman itu, tentu saja yang merawat taman ini adalah senja dan oma nya, namun setelah oma nya sudah meninggal, akhirnya dirinya sendiri lah yang harus merawat taman seluas ini.
Pikiran nya mulai berputar ke masa lalu, saat mengingat kenangan nya bersama oma diana dulu, mereka berkebun bersama, merawat taman ini bersama, tertawa bersama dan melakukan berbagai banyak hal yang menyenangkan bersama.
Sungguh ia sangat merindukan masa itu, jika saja Tuhan tidak mengambil oma diana, mungkin sekarang ia sudah menciptakan masa kesenangan yang lebih banyak sekarang.
Cukup lama senja melamun, hingga lamunan nya pun buyar saat mendengar suara seseorang yang sedang mengetuk pintu kamar nya.
𝘛𝘰𝘬... 𝘛𝘰𝘬... 𝘛𝘰𝘬...
Senja pikir orang yang mengetuk pintu nya adalah Lucia, karena Lucia memang selalu mengetuk pintu kamar jika ingin masuk ke kamar senja.
Dengan sahutan senja pun membalas nya dengan berucap.
"Buka aja Lucia, pintu nya ngga di kunci kok", sedikit berteriak agar si empu mendengar nya.
Namun aneh nya tidak ada balasan sama sekali dari Lucia, biasanya Lucia selalu membalas ucapan nya, dan sekarang di rasa cukup aneh lagi karena ia tidak segera membuka pintu kamar nya, padahal senja sudah memberitahu nya tadi bahwa kamar milik nya sedang tidak di kunci.
Dengan penasaran, senja mulai berjalan mendekat ke arah pintu kamar nya, setelah mencapai pintu ia langsung menarik kenop pintu itu.
Hingga seperkian detik tubuh nya terasa sangat kaku saat menyaksikan seseorang yang telah mengetuk pintu kamar nya tadi.
Ingin rasanya ia segera menghamburkan pelukan nya ke dalam pelukan orang yang sedang berdiri hadapan nya saat ini, namun perasaannya enggan.
Bibirnya sangat kelu untuk berucap satu kata pun yang sangat sulit keluar dari mulut nya.
Sampai pada akhirnya seseorang yang di hadapannya inilah yang membuka suara nya terlebih dahulu.
"Senja...", ucap nya lirih.
Kedua bola mata senja lekat menatap sosok pria yang di kenal sangat tegas,namun tatapan pria itu terlihat sangat sedih.
"P-papa", balas senja.
KAMU SEDANG MEMBACA
BLACKWOLF
Fiksi RemajaSiapa sangka tanpa di duga duga pertemuan antara kedua remaja,seorang gadis lugu yang memiliki paras yang sangat cantik ,bertemu dengan seorang pria yang sangat tampan yang memiliki sikap dingin sekaligus seorang pemimpin ketua geng motor yang sang...