00.03

115 41 188
                                    

*****"Hanya di sekolah tempat aku tertawa, meski terasa lelah dengan semua pelajaran, namun rasa lelah itu hilang saat kita bersama sahabat"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*****
"Hanya di sekolah tempat aku tertawa, meski terasa lelah dengan semua pelajaran, namun rasa lelah itu hilang saat kita bersama sahabat"

-Renjana Eounia

******

Pagi hari telah tiba, sinar mentari pun mulai menerobos masuk ke jendela milik gadis, yang sedang bergelut dengan selimut nya yang menutupi seluruh tubuhnya. Hingga terdengar suara alarm yang terus berbunyi kencang.

Kringggg kringggg

"Eughhhh"

Renjana bangun dari tidurnya, tidur yang membuat nya sedikit lega. Ia terdiam sesat untuk mengumpulkan nyawa yang selama ini terbawa tidur. Konon katanya jika kita bangun tidur jangan langsung berdiri itu akan membuat tujuh keliling.

Lima menit berlalu, karena rasa nyawanya sudah terkumpul Renjana bergegas untuk mandi. Selesai mandi, ia tak lupa bersiap siap untuk sekolah. Renjana sudah siap dengan seragam yang ia pakai dan tak lupa ia memakai lip balm agar tidak terlalu pucet bibirnya.

Renjana turun kebawah menghampiri Adam dan Lily, ia menyapa mereka dengan penuh senyuman.

"Pagi Mah, Pah ."Sapa Renjana manis.

Hening.

Tidak ada sahutan bahkan sapaan balik kepada Renjana. Mereka tidak memperdulikan kehadiran Renjana. Baru kemarin semuanya baik baik saja, namun kini harus penuh kesabaran untuk menghadapi sikap mereka.

Niat awal Renjana, yang ingin sarapan kini sudah tidak mood lagi dengan prilaku mereka. Renjana menghampiri mereka untuk berpamitan ke sekolah. Ia mengulurkan tangannya kepada Lily, Lily masih terdiam tidak menyambut tangan Renjana. Renjana yang melihat itu langsung menurunkan tangannya, ia langsung bergegas keluar.

"Bagus, anak ga tau diri langsung keluar begitu saja" ucap Adam

"Kaya ga pernah di ajarin sopan santun aja" sentak Adam

Renjana yang mendengar itu menoleh, ia tidak mengerti dengan orang tuanya. Tadi Renjana berniat untuk menyalimi mereka tapi mereka hanya mengabaikan Renjana, lalu kenapa sekarang seolah olah Renjana yang salah di sini.

"Kalo iya kenapa?, emang ga pernah kan. Yang ajarin Nana selama ini bang El, bukan Papah ataupun Mamah" ucap Renjana

"Dasar anak gak tau diri, masih untung kita tampung di sini" ucap Lily yang sedikit membentak Renjana.

Renjana tidak memperdulikan perkataan mereka, ia terus melangkah pergi dari rumah itu.

"Non" ucap Bi Wati

Langkah Renjana terhenti, ia menoleh pada seseorang yang memanggilnya, "kenapa Bi?" Tanya Renjana.

"Ini Bibi siapin bekel buat non" ucap Bi Wati sambil menyodorkan kotak makan pada Renjana.

RenjanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang