00.07

76 20 46
                                    

******

******

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

******

"Aku bisa mencintai nya, namun aku tidak bisa mengambil dia dari Tuhannya."

-Sagara Mahesa

******

Hari weekend adalah hari yang paling di tunggu-tunggu oleh semua orang. Hari dimana kita beristirahat sejenak dari aktifitas nya, mungkin banyak orang di hari weekend itu bersenang senang dan menghabiskan waktunya bersama keluarga. Berbeda dengan Renjana, hari weekend ia tetap bekerja menjadi model, memang hari ini tidak ada pemotretan, namun ada hal penting yang akan di bicarakan oleh Candra kepada Renjana.

Renjana duduk di meja rias, mengambil sebuah make up untuk menutupi luka lebam di bibirnya. Luka itu masih terlihat jelas, kemarin hari sabtu adalah waktu liburan dan Renjana menghabiskan liburan itu dengan belajar. Renjana tidak bisa melakukan apa saja, ia hanya bisa menangis  mengingat semuanya. Ternyata benar, make up bisa menyembunyikan luka yang teramat ada di wajah, wajah yang tadinya ada lebam di bagian bibir, serta matanya yang sembab seketika hilang jika di pakaikan make up.

"Cantik" pujinya kepada diri sendiri.

"Abang, lihat sekarang Adek kamu, sudah tumbuh menjadi gadis yang cantik"

Renjana berharap bahwa abangnya ada di samping Renjana. Perasaan rindu ini tidak akan ada habisnya, sudah lama memang Renjana tidak ke makam Elvano, karena jadwal Renjana yang penuh.

Renjana sudah siap dengan celana jeans berwarna biru muda, switer berwarna hitam serta tas putih yang tercantol di bahunya.

"Semangat Nana, hari ini semoga lebih baik lagi" ucap Renjana yang berharap bahwa hari ini adalah hari baik.

Renjana turun kebawah, dia melihat ke sekeliling rumahnya yang terasa sepi, rumah besar dengan dua lantai itu tidak ada orang yang bercanda tawa. Renjana hanya mencium aroma makanan yang baru saja selesai di masak. Dia menghampiri Bi Wati, memanggilnya dan duduk di tempat makan.

"Mamah sama Papah, kemana Bi?" Tanya Renjana yang sedari tadi tidak melihat keberadaan Adam dan Lily.

"Baru aja tadi keluar Non, ini bibi masak rendang kesukaan Non" ujar Bi Wati sambil membawa piring yang berisikan rendang.

Renjana tidak habis pikir dengan kedua orang tuanya. Bahkan untuk makan bersama saja itu rasanya mustahil. Dulu saat abangnya masih ada, Renjana selalu makan bersama abangnya meski itu hanya bersama abangnya tapi tidak membuat Renjana merasakan kesepian.

"Non ko bengong, ayo dimakan"  Bi Wati menepuk bahu Renjana, Renjana yang melihat itu terkejut.

"E-eh, iya bi"

Renjana mengambil setengah centong nasi, tak lupa, ia juga mengambil rendang makanan kesukaan nya. Renjana sangat menyukai rendang, selain rendang Renjana juga menyukai seblak. Katanya seblak adalah tempat pelampiasan yang paling nyaman, memang sedikit menyiksa lambung tapi setelah makan seblak rasanya semua masalah itu hilang seketika.

RenjanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang