00.05

84 31 109
                                    

*****

*****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*****

"Nilai bukan penentu kita sukses, berusaha dan kerja keraslah yang menentukan kita sukses, jangan pernah menyerah di setiap saat karena kegagalan merupakan motivasi untuk kamu bangkit."

-Tania Angelina Putri

*****

Siswa siswi kelas 12 IPS 1 sedang ketar ketir Dimana hari ini adalah hari yang penuh penegangan. Kemarin lalu telah di laksanakan ujian matematika dadakan, dan hari adalah pembagian nilai ujian matematika. Jantung Renjana sudah berdebar lebih kencang, tatapan yang kosong, pikiran yang kemana mana, ia takut jika nilainya di bawah 95. Padahal nilai segitu sudah merupakan nilai bagus, namun bagi kedua orang tua Renjana nilai 95 bukan apa apa. Waktu ujian kemarin memang Renjana tidak belajar, sebab itu ulangan dadakan dan Renjana hanya di kasih waktu 10 menit buat belajar.

"Ni, gua takut nilai gua turun" ucap Renjana yang terus memegangi tangan Tania.

"Percaya deh nilai lu gak bakalan turun, jangan mikir negatif dulu" ucap Tania sambil mengelus tangan Renjana yang sudah gemeteran.

"Tapi gua takut Nia" ujar Renjana yang merasa tidak yakin dengan hasil ujiannya

"Baik anak anak, hari ini ibu akan mengumumkan hasil nilai ujian matematika, silahkan yang ibu panggil maju ke depan" ucap Bu Ninda

"Untuk nilai tertinggi seperti biasa yaitu Renjana dengan nilai 93" ucap Bu Ninda sambil bertepuk tangan di ikuti oleh teman kelasnya.

Deg

Renjana berjalan ke depan, mengambil selembar kerta itu. Perasaan nya gelisah, pikiran kemana mana, entah apa yang ia pikirkan.

"Congrasss ya" ucap Bu Ninda

"Emm Bu,nilainya gak bisa di perbaiki lagi?" Tanya Renjana

"Gak bisa na, segitu kamu sudah besar loh na nilainya"

"Tapi Bu--" ucapan Renjana terpotong oleh Bu Ninda

"Udah ga ada tapi tapian, nilai kamu sudah bagus Renjana"

Masih dengan wajah yang sama, Renjana berjalan ke arah bangkunya dengan tatapan murung. Rasanya gagal mendapatkan nilai terbaik, rasanya ingin mengulang kembali ulangan itu namun nasi sudah menjadi bubur tidak akan pernah bisa.

Renjana duduk di bangku ketiga baris kedua, tatapan kosong serta ia tidak bisa pokus belajar. Tania yang dari tadi memanggil Renjana, tetap tidak disahut oleh Renjana.

RenjanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang