Failed Date (bp) 🐯🐻

15.4K 116 2
                                    

Mark and Haechan

cw//boypussy, licking pussy while sleeping, kissing.



Knock... Knock...

"Sayang~" Mark memanggil lembut usai mengetuk pintu kayu jati penuh ukiran itu beberapa kali.

Namun ditunggu punya tunggu, pintu tak lagi di buka dari dalam.

Mark memperkirakan, sepertinya Haechan tertidur didalam sana karna kelelahan. Maka dari itu, tepat didetik berikutnya, Mark menurunkan pegangan pintu dan mendorong kayu jati asli itu ke dalam. Membukanya dengan suara sepelan mungkin agar Haechan tidak terganggu dalam tidurnya.

"Beneran tidur rupanya." gumam Mark sesaat setelah menutup kembali pintu kamar Haechan dan menatap tubuh kesayangannya tiduran terlentang diatas kasur dalam balutan selimut tebal yang menutupi seluruh tubuhnya.

Kakinya bergerak maju, setelah sebelumnya mengunci pintu, mengikis jarak lebar yang terbentang antara dirinya dan Haechan diatas kasur sana.

"Ughh... Tumben bener kamar sayang gua sedingin ini." Gumam Mark mengelus lengannya saat hawa dingin terasa makin menusuk saat tubuhnya semakin masuk ke bagian dalam kamar Haechan.

Kepalanya mendongak, menatap ke bagian AC yang posisinya menghadap langsung ke tubuh Haechan, lalu retinanya bergulir ke arah remote pengatur suhunya. Disana ia bisa melihat dua remote dari AC menunjukkan angka 16 derajat. Itu suhu paling dingin, yang mana hal ini jarang terjadi di Haechan.

Biasanya kesayangannya ini akan setting suhu maximal 18 derajat. Tidak serendah ini.

Di rumah ini, semua ac di setting di angka 20 derajat. Suhu paling pas untuk tubuh Haechan, tidak panas juga tidak terlalu dingin.

Kernyitan didahi Mark muncul seiring dengan matanya menangkap sesuatu yang janggal dibalik selimut Haechan.

Dari posisinya berdiri, ia bisa melihat kedua bahu sempit Haechan mengintip dari balik selimut tebal, yang mana artinya si pudu kesayangannya ini tidaklah memakai atasan sebagai penutup badan.

"Haechan... Gak pake baju?" Gumamnya meragu.

Tak ingin banyak berspekulasi, ia lantas menarik selimut yang membalut tubuh mungil kesayangannya. Menyibak hingga seluruh tubuh yang ada dibaliknya bisa ia lihat dengan jelas.

Mark terpaku, saat retinanya tak menangkap satu kain perca menempel ditubuh Haechan. Dimana satu-satunya penutup yang melindungi tubuh telanjang Haechan hanyalah selimut tadi.

Tapi, bagaimana mungkin?

Apa yang Haechan lakukan hingga harus tertidur dalam posisi telanjang begini.

Mark yang penasaran pun menjulurkan tangannya, menyentuh tubuh Haechan yang agak berkeringat meski suhu di kamarnya sudah sedingin ini.

Jemari besarnya bergerak, gerayangi lebih jauh tubuh si manis. Bergerak turun hingga ke bagian selangkangan Haechan dan berhenti diarea intimnya.

"Dia abis main sendiri, ya. Makanya kamar jadi dingin dan badannya keringetan gini."

Mark mencium lendir lengket yang masih tersisa diarea intim Haechan. Menebak kejadian apa yang terjadi sesaat sebelum si pudu terlelap begini.

"Pantes aja tadi di chat rewel banget, ternyata kamu lagi sange ya. Kalo tau kamu se sange itu, udah dari tadi aku samperin kesini." lanjut Mark lagi masih bermonolog.

Ia sedih. Karna tak bisa menangkap makna dari rewelnya Haechan siang tadi. Ia pikir Haechan hanya rewel biasa, tapi ternyata yang tadi itu karna ia sedang butuh untuk dipuaskan.

EnsitilisiousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang