LUDIS 3.

314 43 0
                                    

Masih suam-suam kuku ya gengs, ceritanya.

Typo?! Kabarin. ☎️📞

Happy reading.

***

03. DATANG TANPA SUARA. 

***

Khidmat sekali makan malam keluarga besar satu ini. Raja Fules Eutaman ke sembilan duduk di kursi miliknya sebagai kepala keluarga. Lalu di sisi kirinya berjejer para putra, pangeran pertama dan pangeran ke dua. Di sisi kanannya berjejer permaisuri, dua selir dan satu putrinya. Sayang sekali jumlah sisi kanan kurang satu. Yaitu Ludgadis. Tuan putri yang satu ini tidak bisa datang ke acara makan malam rutin setiap bulan karena kondisi penglihatannya.

Padahal dia bisa dipapah atau menggunakan kursi roda dan datang ke istana utama jauh sebelum waktu makan malam tiba, tapi pesan penolakan justru keluar dari bibir Ludgadis memulai kasimnya Fules dengan alasan jika kondisi matanya saat ini akan merepotkan banyak orang.

Hanya ada suara dentingan garpu, sendok, dan pisau makan yang beradu ke permukaan piring. Hingga Fules menarik kedua tangannya yang memegang garpu dan pisau makan di kedua sisi piring. Matanya mengamati setiap orang yang makan dengan elegan kecuali putra bungsunya yang masih belajar.

"Apa yang koki berikan untuk putri Ludgadis?" Tanya Fules kepada kepala pelayan yang berdiri memangku handuk di satu tangannya, tak jauh di belakang Fules.

Tak ada angin, hujan, atau badai Fules yang tidak pernah menyinggung putrinya di meja makan tiba-tiba menanyakan menu makan anak ketiganya. Semua orang kecuali si bungsu bahkan sampai menghentikan gerakan makan mereka.

"Jika mengacu pada catatan menu makan harian, Tuan putri di jadwalkan makan menu yang sama seperti yang kami sajikan disini, hari ini, yang mulia," jawab kepala pelayan.

"Namun ..."

Suara pelayan itu membuat kepala Fules kembali tertoleh padanya.

"Sejak tuan putri jatuh sakit malam itu, menu makan beberapa hari lalu berubah menjadi menu yang sederhana. Terkadang, tuan putri juga hanya meminum susu dan memakan roti saat makan siang," bebernya.

"Jika sarapan mungkin masih masuk akal. Ini demi membantu kesembuhannya, tolong katakan pada kepala pelayan istana putri Ludgadis untuk memperhatikan menu makannya mulai besok," ujar permaisuri. 

"Baik, permaisuri."

"Yang mulia, saya meminta izin untuk menjenguk tuan putri. Saya dan selir Fenya ingin melihat kondisi tuan putri secara langsung. Kebetulan kami luang esok hari, apa boleh?" Tanya selir Elisa.

"Tentu. Kau juga pergilah dengan mereka," kata raja sambil melihat permaisuri.

"Saya akan usahakan, Baginda."

Begitulah keputusan untuk kegiatan besok pagi. Mereka lanjut menghabiskan makanan mereka.

***

Apa buta ini sungguh-sungguh sementara?

Rasanya penglihatan Ludis masih sama saja seperti sebelumnya. Bahkan tangannya masih terlihat buram.

Kini kamar Ludis sedang ramai. Pagi-pagi sekali Betry bilang jika permaisuri akan datang menjenguk Ludis. Hal itu membuat dua puluh pelayan panik. Mereka ngebut membersihkan kastil. Ludis, sih, nyantai saja dikasur. Dia tidak bisa kemanapun tanpa bantuan Betry.

LUDISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang