LUDIS 13.

159 24 0
                                    

13. NEGERI DONGENG

***

Selama tiga hari sebelum penutup mata di buka, Ludis meminum seduhan bunga berkelopak tiga itu setiap pagi.

Tidak ada efek khusus, selain muntah satu kali dan Ludis hanya merasakan tubuhnya lebih ringan dari sebelumnya. Janji dengan dokter Hermut diundur jadi besok pagi karena kondisi Ludis yang butuh istirahat setelah muntah. Berty berasumsi, jika itu adalah proses pengeluaran racun. Menjelang malam Ludis sudah merasa baik-baik saja.

Ia memegang dadanya.

"Anda pasti gugup sekali, lady. Jantung saya berdetak sangat cepat," kata Betry menghibur Ludis.

Ludis mengangguk tak menyangkal debaran di dadanya yang terus tersentak-sentak. Jika benar dia sembuh maka ini adalah pertama kalinya Ludis melihat dunia tempat Ludgadis tinggal.

Akan seperti apa?

Seindah apa?

Atau justru ... Seburuk apa?

Berbagai emosi dirasakan oleh Ludis.

"Setelah anda membuka penutup mata ini apa yang ingin anda lihat pertama kali?" Tanya Betry antusias.

"Yang pertama ku lihat?"

"Benar. Karena anda tidak membiarkan siapapun memberitahu Baginda mengenai jadwal ini. Dengan kata lain, anda tidak berharap bisa melihat Baginda untuk pertama kalinya setelah sekian lama."

Pertama dilihat? Ludis tidak memikirkan hal itu sebelumnya. Ia bahkan ragu apa yang akan dia lakukan begitu melihat dunia ini. Ludis tidak tahu. Yang pasti, apa yang dikatakan Betry tadi memang benar, Ludis tidak memiliki rasa penasaran kepada keluarganya sendiri.

"Yang ingin kulihat pertama kali hanya ada dua orang."

"Siapa itu??" Tanya Betry antusias.

Dia sudah duduk dibawah di samping kaki Ludis sambil bertopang dagu di paha Ludis.

"Aku ingin melihat Betry."

"Waaahhh putrii~" mata Betry berkaca-kaca haru. Dia sangat senang.

"Lalu, satu lagi siapa?"

Satu lagi ... Ludis terdiam. Menunduk. 'bisakah aku melihatnya nanti untuk pertama kalinya?'

"Lady??"

"Satu lagi dokter Hermut," ujar Ludis.

"Yaaaaahhhh ... Itu sudah jelas. Dokter Hermut jangan dihitung. Beliau kan memang akan ada untuk membuka penutup matanya," ujar Betry merajut.

"Aku tidak tahu bisa melihatnya  nanti atau tidak. Jika orang itu datang maka aku ingin melihatnya. Jika tidak, nanti saja aku melihatnya. Yang penting aku sembuh dan Betry ada di sini."

Betry memekik senang, merasa terbang karen Kalimat Ludis terdengar manis baginya.

***

Suara percikan api obor yang menyala di dinding batu sama sekali tidak membuat siapapun takut. Padahal api itu akan membesar begitu seseorang berjalan melewatinya. Api itu diciptakan dari kekuatan roh api yang Carlos tanam di penjara bawah Tanah ini. Tangganya yang melingkar terlihat tidak ada habisnya dan gelap sekali dibawah sana.

Selain tempat penghukuman, penjara bawah Tanah juga menjadi rintangan para prajurit. Ketika mereka bergabung dengan kesatria kerajaan, Mereka akan dilatih tinggal di penjara bawah Tanah agar mereka terbiasa hidup disana. Bilamana suatu hari mereka di pindah tugaskan menjaga narapidana di penjara bawah Tanah.

Atau justru menjadi algojo disana.

Anyir, apek, ruangan ini hampir tidak punya oksigen yang segar. Rintihan para penghuni jeruji besi juga membuat penjaga semakin terasa sesak dan sempit.

*BUGH

"Berisik!! Kau itu tahanan. Tunggulah kematian mu dengan tenang. Percuma berteriak begitu, pangeran Carlos tidak akan memberi keringanan," teriak prajurit yang menjaga di depan sel.

Carlos memang sedang berkunjung untuk menjalankan tugasnya. Itulah kenapa beberapa tahanan berteriak meminta di bebaskan.

Tapi tidak semudah itu. Salah tetap salah Dimata Carlos.

"Siapkan kursi penggal bagi mereka yang berteriak hari ini," kata Carlos sambil berlalu dari sana.

Tujuan Carlos adalah penjara ujung. Dimana salah satu bandit yang mengancam daerah gurun di tahan.

"Baginda, Kami sudah mengintrogasi mereka. Namun hasilnya tetap sama."

Carlos membaca laporan yang ditulis di kertas usang. Matanya menajam. Hasilnya sama saja seperti laporan pemberantasan bandit beberapa tahun lalu.

"Sayangnya ketua mereka sudah mati ditangan Bastion. Kita gagal lagi mengidentifikasi asal mereka."

Carlos menghembuskan lelahnya sambil memijat batang hidungnya. Lima puluh tahun lalu, pada jaman kekuasaan kakek Carlos, sekelompok bandit muncul dan berhasil menaklukkan puluhan desa bahkan mengancam berbagai kerajaan untuk membuat aliansi.

Mereka merampok rakyat bahkan menculik setiap perempuan untuk diperkosa dan dijadikan budak nafsu.

Para bandit itu dulu adalah manusia gila yang tidak punya hati. Semua raja yang terancam menjadi tiran, namun tidak ada satupun dari mereka yang berhasil menangkap bos bandit tersebut. Hingga sebuah undangan aliansi dari para raja sampai ke tangan kakek Carlos.

Raja Eutaman dikenal sebagai keturunan raja tiran yang membantai tiga kerajaan untuk merebut wilayah--yang sekarang menjadi Eutaman. Kekuatan Eutaman juga selalu ada di puncak, jadi siapapun tidak ada yang berani pada kerajaan Eutaman.

Singkat cerita, dengan turun tangannya kakek Carlos, satu persatu wilayah yang ditaklukkan para bandit kembali di rebut. Walau korban tak terhitung jumlahnya, tapi mereka tetap membantai dibawah perintah raja Eutaman. Tak peduli orang itu korban bandit juga, atau mungkin rakyat biasa.

Karena mayoritas lebih baik dari minoritas.

Untungnya, rakyat juga pandai menjaga diri. Mereka paham jika bandit itu buruk dan sisi raja yang tiran lebih baik. Karena jika mereka benar, mereka tetap aman.

Sedikit demi sedikit bandit itu habis. Sampai para raja menemukan titik asal mereka. Dibakarlah habis sebuah desa yang jadi tempat persembunyian mereka. Lagi dan lagi tak peduli dengan adanya orang bersalah atau tidak.

Namun, bandit itu tidak benar-benar habis. Beberapa tersisa dan kabur. Sampai sekarang mereka membentuk sekumpulan bandit baru.

Bandit sabit, adalah nama mereka.

Sialnya sekarang bandit itu mengundang sistem bos diatas bos. Yang mana, bos asli mereka mendekam di suatu tempat tanpa bergerak. Sedangkan anak buahnya bergerak dengan bos lain yang menjadi kaki tangan bos utama mereka.

Tujuan Carlos adalah menangkap para bos utama. Namun, ternyata itu cukup sulit. Mereka memiliki kesetiaan yang besar.

"Yang mulia, bagaimana dengan keadaan Bastion?" Tanya prajurit didukung tatapan prajurit lain yang ada di sekitar Carlos.

"Dia sedang dalam pemulihan. Jika saja aku tidak menemukannya lebih cepat mungkin dia sudah mati di dalam gua itu."

Semua prajurit yang ada di sana langsung menunduk sedih. Carlos lihat telinga anjing imajiner mereka layu seketika.

"Apa ini? Aku baru melihat kalian sesedih ini."

"Tentu saja kami sedih yang mulia. Karena Bastion adalah malaikat kami."

"Malaikat?" Delik Carlos.

"Walau ia tidak bertugas di penjara bawah Tanah, setiap Minggu Bastion akan datang ke sini."

"Kadang jika ia mendapatkan cuti begitu kembali dia akan membawakan beberapa makanan dari luar. Anda tahukan sesibuk apa kita disini, anda saja selalu merasa pusing setiap datang kebawah sini. Jadi jangan marah~"

"Ceritakan padaku soal Bastion. Kalian membuatku tertarik."

LUDISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang