TYPO, KABARIN 📞☎️
***
08. PUPUS
***
Apa yang terjadi pada Ludis?
Adalah pertanyaan yang ada di kepala Irius sejak dua hari lalu setelah keributan misterius di kamar tuan putri ini. Irius sejak hari ini hanya pergi untuk makan, tidak ... Makan pun dia buru-buru karena ia takut ketinggalan waktu, bisa saja Ludis mendadak membuka jendela dan jika hal itu terjadi ketika ia ada di balkon, Irius akan langsung menyerobot masuk dan menanyakan berbagai hal.
Apa yang sudah terjadi?
Irius akan mengulik semuanya tanpa peduli apapun.
Hari ini, Irius sudah lesu duduk bersandar di balkon seperti gelandangan di pinggir jalan. Sejak hari itu, tidak ada lagi kebisingan di dalam kamar Ludis. Jika terjadi hal buruk seharusnya anggota keluarga datang menjenguknya. Tapi ini, penasehat raja saja kembali ke istana utama dengan tangan kosong.
Dalam artian, dia tidak dibiarkan masuk lebih jauh kecuali ruang tengah istana tempat menerima tamu.
"Sedang apa?"
Irius menaikan pandangannya ke langit.
"Ah, kakak besar ... "Sapanya pada pria yang berjongkok diatas pembatas pagar. "Aku sedang menunggu Ludis membuka jendela," ujar Irius.
"Kenapa kau begitu baik?"
Mendengar pertanyaan Kakaknya ini, Irius Mencebik dalam. Irius kan tidak suka menunggu.
"Aku selalu menjadi anak baik, kakak besar. Kakak sendiri kenapa kesini?"
"Mengawasi."
"Tapi, sejak dua hari lalu tidak terdengar apapun di kamar ini," Irius menghela napas.
"Tunggu!!" Irius sontak berdiri terkejut dan menatap kakak besarnya dengan heran.
"Mengawasi? Kenapa kakak mengawasi Ludis?"
Tapi pria itu hanya mengangkat satu alisnya, bingung dengan maksud dari pertanyaan heboh Irius.
"Apa kakak peduli pada Ludis?" Irius mendecih, meledek. "Katanya tidak mau membantu Ludis bahkan menolak mengambilkan bunga ungu, tapi kakak datang mengawasi Ludis diam-diam. Apa maksudnya itu," cibirnya.
"Tidak menolak."
"Hah?"
Jujur saja. Irius sangat perlu memutar otak untuk bicara berdua dengan kakak besarnya ini. Jika saja ada kakak perempuan disini, atau mungkin Tulac, Irius tidak akan kesusahan menerjemahkannya
"Bunga itu belum bisa di petik."
Irius semakin mengerutkan keningnya. Jadi kalo sudah bisa dipetik kakak besar akan membawanya?
"Kapan itu?" Beo Irius.
Lirikan tajam dilayangkan untuk Irius.
"Bodoh," celetuk Kakak besar tepat mengenai ulu ati Irius.
Bodoh, huh? Itu membuat Irius berpikir semakin keras.
"OH!! itu harus saat malam hujan!"
Kakak besar mengangguk kecil.
"Astaga, aku sampai lupa. Bunga ungu itu hanya bisa dipanen ketika malam hujan. Aduhhh kenapa aku bisa sebodoh ini," rutuk Irius sambil memukul kepalanya sendiri.
Bunga ungu kelopak tiga ini memang hanya bisa di petik ketika malam hujan. Dimanapun dia ditanam, bunga akan mekar di malam saat turun hujan atau ketika awal masuk musim dingin. Karena hujan datang tidak tentu waktu, bunga ungu juga akan mekar tidak tentu waktunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LUDIS
FantasyLudgadis adalah salah satu putri kerajaan Eutaman yang disayang raja dan rakyatnya. Hanya saja, Ludgadis tidak terlalu banyak bicara sampai-sampai Ratu mengkhawatirkan jika putrinya ini bisu. Semua yang Ludgadis perlukan akan terpenuhi tanpa di mi...