5 | Kenal - Berkenalan

601 84 23
                                    

"Duduk."
"Lu sudah diberi tau rencananya, bukan?"

Semua hal di dunia dimulai dari pertanyaan, itu jawaban Sopan begitu diwawancarai teman temannya. Sori tidak menyalahkan hal itu, hanya saja tidak begini konsepnya. Setidaknya, Sopan cerita kek, dia ada sepupu yang mirip dengan Ice!

"Yeu Dodol! Kasih tau kek, jangan tunggu ditanya"
"Gimana cara kasih taunya? Masa tiba tiba banget 'Eh gw ada sepupu, iho!' kan gak mungkin!"

Sori nyengir sendiri mendengar jawaban si kakak kelas. Sori tidak begitu kenal dengan Ice, tidak akrab juga. Sori baru tiga kali bertemu Ice, ketika dia mengunjungi rumah Duri sewaktu SMP.

Berdasarkan pengamatan Sori, ia menebak sosok Ice ini Introvert, Pendiam, Social Anxiety, tidak ada teman, entahlah. Itu hanya tebakan Sori, entah apa kenyataannya. Meskipun begitu, dia turut berduka begitu mendengar kabar terbunuhnya si Ice.

"Cuma gw, ya? Yang belum ketemu si Sky?" tanya Sori, mendengar teman temannya semua sudah pada tau Sky.

"Yaudah, ayoo rame rame ketemu Sky!" usul Gentar begitu ide cemerlangnya muncul.

"Dia lagi tidur dikelas, tibar sama Glacier!" Frostfire menjawab, memberitahu pemandangan terakhir yang dilihatnya sebelum keluar dari kelasnya.

"Bangunin aja! Duri juga udah kangen!" Tak ada hujan, tak ada angin, Duri tiba tiba muncul. Seperti punya sihir atau ilmu semacamnya, mengagetkan semua orang dimeja itu.

"Anak siapa sih!?" kesal Blaze yang kagetnya, sampai jatuh dari kursinya. Dia jatuh bersama Frostfire, kepala mereka sama sama kebentur. Inilah akibat, satu kursi kecil dibagi untuk duduk berdua! Tidak lama kemudian Solar datang, entah dari mana dua kembar terakhir ini.

"Ehehehe, maaf kak Blaze! Kak Frost!"
"Ada apa?" tanya Solar, baru datang tidak tau apa pun.

"Sky itu sepupunya si Sopan!"
"Sky? Sky.. siapa?" tanya Solar, dia mengeja nama Sky perlahan.

"Lu sakit?" Sopan menyerngit heran.
"SKY BOCAH YANG LU CULIK KE RUMAH KEMARIN SOLARRRR!" Ingin rasanya Blaze menjitak sang adik.

❃❃❃

Sky duduk ditepian danau, menikmati detik detik matahari akan tenggelam. Pemandangan disini indah, membuatnya betah tak ingin pergi. Disini sepi, rasanya semua mahluk bumi sudah ditelan. Hanya Sky yang ada, seakan tersisa untuk menyelamatkan mereka dari telanan bumi. Aliran danaunya tenang, entah kenapa rasanya Sky pernah kesini.

Sebuah tangan datang menepuk pundaknya. Tangan anak muda, tapi bukan balita! Sky terkejut, segera berbalik untuk melihat siapa yang menyentuhnya. Sky tidak lihat wajahnya, Sky hanya fokus ke manik hijaunya. Dia tersenyum, mengucapkan sesuatu yang tak bisa Sky dengar, rasanya Sky tuli dadakan!

"Sky! Glacier!"

Mendengar namanya disebut, Sky sontak terbangun dari mimpinya. Disebelahnya, ada Glacier yang sedang sibuk membaca buku. Kumpulan orang--beberapa Sky kenal-- datang menghampirinya.

"Hai Kak Sky! Ingat Duri?"

Ya, Sky ingat. Alasan Sky sekolah disini sebenarnya karena Duri, karena janji yang dibuatnya. Sky bukan orang yang tegaan, dia merasa bersalah jika Duri tidak mau makan kemarin karenanya. Jadi mau tidak mau, Sky menyetujui untuk sekolah disekolah Duri.

"Yaa, bagus.. Gw ga disapa, " komen Glacier, entah Sky tidak menangkap maksudnya. Dia marah, atau bercanda?

"Oke okee, jadi kenalkan Gw Sori! Lu pasti Glacier! Nah yang ini pasti Sky!" sosok bernama Sori berusaha akrab, mungkin?

"Ada apa nih ramai-ramai?" Satu lagi manusia datang. Bukan hanya satu! Seluruh siswa kelas ini datang berkumpul!

"Ohh lagi pada kenalan? Hai Sky! Gw Fizi, "
"Gw Jarjit, yang ini Mail! Itu Ehsan!"

Dan dimulai lah keributan. Sky heran, apa salahnya sampai harus dikerumuni manusia? Kepalanya pusing. Tidak, ini bukan pusing biasa! Pusingnya benar benar kambuh! Penglihatannya mengabur, kerumunan ini malah berisik, tak bisa mendengar suara minta tolong Sky! Merasa tidak kuat lagi, sepertinya kesadarannya hilang tiba tiba.

"DIAMM!"

Siapa pun itu, Sky berterimakasih.

❃❃❃

Kakinya melangkah masuk ke Cafe. Mencari cari orang, yang sedari tadi tengah menghubunginya. Ini bukan Cafe mewah, tidak terkenal, tapi tidak terlalu sepi. Tidaklah sulit baginya, menemukan dua orang yang terikat janji dengannya.

"Maaf, terlambat.. "
"Duduk." yang muda memerintahkan, tapi tak lebih muda dari nya.

Dia duduk, dihadapan dua orang itu. Di sebelahnya langsung jendela, memungkinkan nya menatap pemandangan diluar sana. Tapi, tidaklah sopan jika dia tidak menatap lawan bicara, bukan?

"Lu sudah diberi tau rencananya, bukan?"

Dia menatap ke luar, ada seseorang yang memerhatikan dari jauh. Kembali menatap lawan bicara nya, dia mengangguk sebagai jawaban. Si lawan bicara, yang lebih tua, memberinya sekantung plastik berisi beberapa tablet, obat?

"Beri dia ini, disetiap makanannya! Tidak perlu dosis, dia tidak akan mati. Tenang saja, ini tidak berbahaya! Ini malah membantunya,"

Dia mengambil plastik itu, menghitung jumlah tablet obat didalamnya. Total ada 15 tablet, entah tersedia untuk berapa hari?

"Jangan beri terlalu sedikit, terkadang itu habis dalam waktu sehari! Kalau sudah habis, hubungi kami"

Mereka pergi buru buru, meninggalkan dia dengan jutaan pertanyaan di otaknya. Obat apa ini? Apa efeknya? Berbahaya atau tidak? Terkadang dia bingung, apa jalan yang dia ambil sudah benar?

❃❃❃

Sky terbangun, dia ada di UKS. Sky masih pusing, tapi tidak separah tadi, dia juga sedikit mual. Ketika pandangannya menjernih, dia mendapati Duri, Blaze, Glacier, dan Gentar ada disebelahnya.

"Hipotensi dadakan, Sky? Kenapa?" tanya Glacier, langsung mewawancarai nya.

"Ugh.. kalian yang menolong?" Sky bertanya balik. Mereka semua bertatapan.
"Siapa lagi?"

"Solar, dia sadar perubahan lu. Begitu lu pingsan, kita langsung bawa lu ke UKS! Sekarang Solarnya pergi, katanya ada tugas,"

Sebenarnya Sky tidak tanya Solar. Tapi yasudah lah! Sky mengangguk sebagai jawaban, sekaligus sebagai terimakasih. Pandangannya menuju ke arah jam, istirahat telah berakhir 15 menit yang lalu!

"Ka--"
"Nanti kalau ditanya, tinggal jawab anterin lu ke UKS!" Blaze dan Gentar menjawab enteng dengan membawa namanya, rasanya Sky ingin memukulnya, tapi malas.

"Kak Sky, gapapa?"
"Ga, dua orang ini bikin mata gw sakit!" Sky menunjuk Blaze dan Gentar, sementara yang ditunjuk malah saling tatap. Bukannya apa, tapi tatapan mereka lama. Mereka sengaja!

"Sorry Sky, mereka emang gitu.. " Glacier malu sendiri.

Selesai dari tatap tatapan, Blaze dan Gentar sekarang malah gandengan tangan! Tersenyum sumringah kearah Sky. Serius, Sky ingin pingsan lagi saja!

---------------
---------

'Tahap satu, selesai.' -BQ

Bukan Reinkarnasi [OG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang