12. Dia?

608 38 1
                                    


___

.

.

.

        Zax dan Xavier mengangguk mengerti atas penjelasan sang Daddy. Mereka terutama Zax sangat yakin dengan apa yang ia pikirkan bahwa kedua remaja tersebut merupakan adiknya, permata terakhir yang ditinggalkan sang ibu untuk keluarga kecil mereka.

"Jadi, bagaimana? Apa Daddy sudah menemukan data mereka?!" Tanya Zax cepat dengan begitu antusias. Kedua pria tersebut bahkan dapat menangkap binar penuh kebahagiaan terpancar dari manik biru itu.

Melihat keantusiasan dan binar penuh bahagia yang ditunjukkan oleh Zax membuat Xander dan Xavier tertegun. Zax begitu bahagia saat membahas tentang kedua remaja itu, ia bahkan memperlihatkan keantusiasannya yang tak pernah lagi mereka lihat selama 15 tahun terakhir. Zax sebenarnya sudah menanyakan tentang data itu dari tadi pagi.

Flasback on

        Saat Zax hendak berangkat kesekolah setelah menyelesaikan serapannya bersama sang Daddy karena Xavier yang telah pergi lebih dulu menuju perusahaan. Sesaat sebelum ia berdiri suara Xander menghentikannya.

"Tunggu." Ucap Xavier mengintrupsinya untuk berhenti. Ia menoleh dan kembali duduk disamping Daddy nya itu dengan tatapan bertanya.

"Kamu harus bantu Daddy hari ini. Kita ada meeting dengan beberapa orang penting, yah.. secara tak langsung Daddy ingin memperkenalkan kamu kepada mereka." Ucap Xander membuat Zax terpaku sejenak. Kata orang penting itu mengingatkannya pada dua orang yang sedang membuatnya penasaran.

"Hei! Apa kau mendengarkan? Bagaimana menurutmu?" Tanyanya.

"Ah ya! A-aku ikut." Jawab Zax sedikit terbata setelah sadar membuat Zax tersenyum menganggukkan kepala puas.

"E-emm.. a-anu Daddy, apa Daddy udah dapetin data tentang si kembar itu?" Zax kembali bertanya saat melihat sang Daddy yang kembali melanjutkan makanannya, ia bertanya dengan gugup.

Kepala keluarga Gardian tersebut sempat tak paham lebih tepatnya lupa dengan si kembar yang dimaksud oleh sang anak. Hingga akhirnya, ia kembali mengingat percakapan mereka beberapa waktu yang lalu.

"Belum, tapi Daddy sudak memerintahkan hacker terbaik kita untuk mencarinya. Kita mungkin akan membahas ini nanti malam."
Jelas sang Daddy membuat Zax mengangguk.

Flasback off

        Zax dengan senyum manis yang tak luntur masih terus menatap sang Daddy dengan perasaan tak sabar bahkan Xavier pun demikian. Ia merasakan sesuatu yang aneh, perasaannya tercampur aduk antara cemas dan takut namun juga bahagia dengan disertai rasa antusias disaat yang sama.

Xavier merasa aneh, ada sedikit rasa hangat dihatinya saat memikirkan kedua kembar itu walau belum melihat keduanya. Ia merasakan ikatan yang sama seperti yang diucapka Zax, namun segera menepis pikirannya itu.

"Tidak! Jangan berharap! Aku tidak boleh berharap lebih!" Batin Xavier, menolak keras apa yang ia rasakan. Sulung Gardian itu terlalu takut untuk berharap. Ia takut akan harapannya yang terlalu berlebihan, Xavier takut harapannya akan membuatnya jatuh pada lubang kekecewaan. Jika ia jatuh, lantas siapa yang akan membantu adiknya untuk tetap berdiri tegak? Itulah pikirnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 14 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

🔱The Twins🔱[HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang