[Name] menatap mereka semua yang sedang tercengang -kecuali Blaze yang menatapnya terharu- dengan tatapan datar sekaligus bingung. "... Kenapa?" Tanya [Name]. "Ah- ng-nggak, gak apa-apa." Kata Gempa mewakili mereka semua sebelun mereka lanjut memakan makanan mereka dengan tenang.
Setelah makan, mereka berpencar untuk kembali melakukan aktivitas mereka sehari-hari. Ada yang kembali ke kamarnya, ada yang berkebun, ada yang bermain PS, ada yang menonton orang yang bermain PS, ada yang membaca novel di ruang tengah, ada juga yang sedang sibuk membuat kue.
Disaat yang bersamaan, [Name] berjalan menuju ruang tamu untuk menemui Amato. Sesampainya di ruang tamu, ia berjalan ke arah Amato yang sedang menonton Blaze bermain PS dan mengulurkan tangannya. Amato menyadari kehadiran gadis tersebut dan menatapnya bingung.
[Name] mendengus pelan. "Kunci." Kata [Name] datar. "... Kunci?" Beo Amato bingung. [Name] menatap Amato kesal. "Studio." Jawabnya cetus. "Oh! Bilang dong." Kata Amato cengengesan sebelum ia merogoh kantung celananya dan memberikannya kepada [Name].
[Name] mengambil kunci tersebut dan baru ingin berbalik badan untuk pergi, tapi aksinya di interupsi oleh Blaze yang kini menatapnya. "Studio?! Studio apa?!" Tanya Blaze semangat sambil menatap [Name] penasaran. [Name] menatap Blaze sebelum ia menghela nafas. "Studio rekaman musik. Mau ikut?" Tawar [Name] kepada Blaze. "Mau mau!!" Ucap Blaze tanpa basa-basi. Ia pun segera membereskan bekas bermain PS nya.
Sembari menunggu Blaze, [Name] beralih menatap Amato, berniat untuk mengajaknya mengunjungi studionya. Melihat tatapan [Name], Amato tersenyum kecil dan menggeleng pelan. [Name] hanya mengangguk kecil dan kembali beralih ke arah Blaze yang hampir selesai membereskan PS nya.
Setelah selesai, Blaze langsung menghampiri [Name] dengan girang, dan mereka pun naik ke atas menuju ke studio [Name]. Mereka berjalan menyusuri lorong sebelum berhenti di depan sebuah pintu. [Name] membuka kunci pintu tersebut dan membukanya. [Name] menyalakan lampu yang ada di ruangan itu lalu tersenyum puas saat melihat ruangan tersebut karena sesuai dengan apa yang dia mau, sedangkan Blaze hanya melongo kaget.
Ilustrasi:
Cr: Pinterest
{Gambarnya hanya ilustrasi yaa, jadi terserah kalian kalau maunya memang seperti itu, atau sesuai dengan imajinasi kalian.}Blaze tercengang sebelum matanya berbinar-binar penuh kegirangan. "Wahh!! Keren sekali!!??!" Kata Blaze kagum. [Name] masih tersenyum puas sebelum ia mengambil remote AC yang terletak disebelah saklar lampu dan menyalakan AC disana. Ia meletakkan remote nya di tempatnya kembali sebelum berjalan ke arah meja yang diatasnya terletak music control panel lalu duduk di kursi yang tersedia disana.
Blaze menghampiri [Name] dan melihat [Name] yang sedang menyalakan monitor dari belakang. "[Name] suka buat musik ya??" Tanya Blaze. [Name] mengangguk pelan sebagai jawaban, ia merogoh kantung jaketnya untuk mengambil sebuah flashdisk lalu ia mencolokkan flashdisk tersebut ke salah satu lubang khusus flashdisk yang ada di bagian bawah monitor tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
7 Elemental Brothers| Boboiboy Elemental X reader [On Going]
Fantasy[Name] adalah seorang anak yang diadopsi oleh keluarga Amato. [Name] memiliki kepribadian yang agak dingin, dan sedikit cuek dengan sekitarnya. Namun, [Name] menjadi seperti itu bukanlah tanpa alasan. [Name] memliki trauma mendalam yang mengubahnya...