"A-Ayah...?"
Ucap seorang pemuda bermanik hijau zamrud dengan suara bergetar. Tak lama setelah pemudanya itu memanggil sang ayah, terdengar suara berisik yang berasal dari ruang tamu lalu muncul 6 pemuda disampingnya dan menatap ke arah yang dilihat si pemuda zamrud. Terlihat ke-enam pemuda yang baru datang itu menatap sang ayah dengan berbagai ekspresi. Ada yang terkejut, ada yang menahan tangis, dan ada juga yang menatapnya kesal namun dengan air mata di sudut matanya.
Melihat itu, sang ayah hanya terkekeh kecil dan membuka lengannya untuk menyambut ke-7 pemuda itu di pelukannya. Tanpa aba-aba, ke-7 pemuda itu berlari ke arah sang ayah dan memeluknya dari segala arah. Sang ayah hanya membalas pelukan mereka. Mereka tetap berpelukan, menghiraukan seorang gadis yang masih fokus dengan dunianya sendiri.
Setelah beberapa saat, mereka pun menghentikan sesi berpelukan mereka. Ke-7 pemuda itu berjejer di depan Amato dan melemparkannya berbagai pertanyaan. seperti:"Ayah kemana saja?!" "Ayah! aku rindu ayah!!" "Ayah bawa oleh-oleh?" "Ayah, jangan tinggalkan kami lagi!"
Sang ayah hanya tertawa pelan dengan pertanyaan-pertanyaan yang dilemparkan oleh ke-7 pemuda itu. Ia akhirnya menyuruh ke-7 pemuda itu untuk diam sebentar sebelum ia berjalan kearah seorang gadis yang masih menatap ponselnya. Saat berada disamping sang gadis, Ia merangkul sang gadis dan memutar tubuhnya ke arah tujuh pemuda itu. Sang gadis hanya melirik Amato datar sebelum kembali mengalihkan atensinya ke ponselnya lagi.
"Nah anak-anak! perkenalkan, Ini [Fullname]. Mulai sekarang, dia akan menjadi adik kalian!" Seru sang ayah yang membuat ke-7 pemuda itu melebarkan mata menatap ayahnya tidak percaya.
Mengerti tatapan dari para putranya, ia terkekeh pelan. "Tidak, ayah tidak menikah lagi. Dia anak angkat ayah." jelas Amato kepada anak-anaknya. Ke-7 pemuda itu hanya mengangguk pelan dan mengalihkan atensi mereka ke arah [Name]. Amato melepaskan rangkulannya dari sang gadis dan menyenggol lengan [Name] perlahan.
[Name] hanya meliriknya dengan sedikit perasaan kesal sebelum Ia menghela nafas dan mematikan ponselnya lalu memasukkannya ke kantung jaketnya. [Name] menatap Ke-7 pemuda itu yang juga menatapnya dengan berbagai ekspresi. Gadis itu berdehem pelan sebelum memperkenalkan dirinya.
"Nama saya [Full-" belum sempat Ia menyelesaikan perkataannya, Ia dipotong oleh Amato. "Aku [Name], Aku." Kata Amato pelan. [Name] hanya menghela nafas kesal sebelum kembali berbicara. "Namaku [Fullna-" Lagi-lagi perkataannya di potong oleh Amato. "Saya aja deh." Kata Amato terkekeh kecil. [Name] mengepalkan tangannya kesal lau menoleh kearah Amato dan menatapnya tajam.
Amato tertawa kecil lalu menepuk kepala sang gadis perlahan. Sang gadis hanya menunduk dan menghela nafas kasar sebelum kembali menatap ke-7 pemuda itu dengan perasaan sedikit kesal. "Nama saya [Fullname]. Panggil saja [Name]. Mohon bantuannya selama saya disini." Kata [Name] menyelesaikan perkataannya.
Ke-7 pemuda itu masih menatapnya dengan ekspresi yang sama. Ada yang menatapnya tajam, ada yang menatapnya penasaran, ada yang menatapnya hangat, ada yang menatapnya dengan tatapan semangat, ada yang menatapnya dengan wajah mengantuk, Ada yang menatapnya dengan tatapan lugu, dan ada juga yang menatapnya dengan tatapan tidak terlalu tertarik.
Suasana berubah sunyi dan canggung. Amato pun mencoba untuk mencairkan suasananya. "Kalian tidak ingin memperkenalkan diri kalian?" Kata Amato kepada 7 putranya.
Mereka terdiam sebelum sebelum salah satu dari mereka yang menggunakan baju berwarna merah gradasi hitam menghela nafas kasar sebelum menatap [Name] dengan tatapan dingin sedikit tajam. "Aku Halilintar. Anak sulung di keluarga ini." Kata Halilintar dingin.
Perkenalan Halilintar disusul dengan pemuda berbaju biru bermanik sapphire. "Aku Taufan! Anak kedua! Salam kenal adik!" Katanya semangat. Lalu disusul dengan pemuda bermanik hazel disampingnya. "Aku Gempa. Salam kenal, [Name]. Aku anak ketiga. Semoga kamu nyaman di keluarga ini ya." Sambut Gempa dengan hangat. Baru saja pemuda berbaju orange ingin berbicara, ter interupsi sedikit karena seorang pemuda berbaju biru muda disampingnya bersandar dipundaknya. Pemuda itu menoleh ke arahnya dan terkekeh pelan sebelum lanjut memperkenalkan dirinya.
"Aku Blaze! Anak keempat. Dan ini Ice, dia anak kelima. Dia tukang tidur, jadi maklumi saja ya!" katanya terkekeh kecil sebelum perkenalannya dilanjutkan oleh pemuda bermanik zamrud tadi. "Aku Thorn! Salam kenal ya, adik kecil!" Katanya dengan semangat dan tatapan lucu nan polos di matanya. [Name] hanya mengangguk pelan mendengar perkenalan mereka.
Namun, Ia merasa ada sesuatu yang aneh dibalik pemuda bermanik zamrud itu. [Name] merasa ada sesuatu yang gelap dibalik kepribadiannya yang lucu itu. Namun [Name] hanya menghiraukannya dan beralih menatap pemuda berbaju abu-abu disebelah Thorn. Pemuda itu kembali menatap name dan terjadilah eye-contact diantara mereka sebelum pemuda itu menghela nafas pelan. "Aku Solar. Anak bungsu." Katanya dengan nada arogan. [Name] hanya mengangguk kecil. "Salam kenal." Kata [Name] pelan.
Amato yang sedari hanya memantau interaksi mereka, tersenyum lega. "Nah sekarang, gimana kalau kita makan dulu? Ayah lapar, dari pagi belum makan.." Kata Amato sambil menyengir tanpa dosa.
Gempa terkekeh pelan dan mengangguk. "Iya, ayo kita makan. Gempa sudah masak makanan kesukaan Ayah." Kata Gempa senang. Amato hanya tertawa dan mengangguk. "Kalian duluan saja. Aku akan menaruh barang-barang ku dikamar." Kata [Name] sambil mengangkat kopernya dan berjalan menaiki tangga perlahan. "Hati-hati! [Name] perlu dibantu?" Tanya Gempa Khawatir.
[Name] hanya menggeleng tanpa menoleh sama sekali. Ia terus menaiki tangga hingga Ia hilang dari pandangan ke-8 orang disana. Amato hanya menghela nafas pelan. "Ayo kita makan. biarlah [Name] menyusul." Kata Amato sambil tersenyum kecil sebelum berjalan kearah meja makan. Anak-anaknya hanya mengangguk dan mengikuti arahan ayahnya. Namun salah satu pemuda berbaju abu terdiam, masih menatap kearah tangga sedikit menyipitkan matanya curiga.
'Apa yang kalian sembunyikan...?'
To Be Continued
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Halo Halo!!
A/N: Maaf ya kalau ada kata-kata yang typo atau berbelit belit.
FYI: [Name] udah tau letak Kamarnya karena udah dikasih tau sama bapack Amato
KAMU SEDANG MEMBACA
7 Elemental Brothers| Boboiboy Elemental X reader [On Going]
Fantasi[Name] adalah seorang anak yang diadopsi oleh keluarga Amato. [Name] memiliki kepribadian yang agak dingin, dan sedikit cuek dengan sekitarnya. Namun, [Name] menjadi seperti itu bukanlah tanpa alasan. [Name] memliki trauma mendalam yang mengubahnya...