Melihat hal itu, Thorn, Blaze, dan Taufan hendak berdiri dari duduknya dan menyusul ayahnya. Namun tindakan tersebut terhenti karena Halilintar melarang mereka untuk ikut campur. Ketiga Saudara kembar bermasalah itu hanya mengangguk pasrah dan kembali duduk di tempatnya masing-masing
Disisi [Name], Amato terus menariknya kebawah menuju ruang tamu. Sesampainya diruang tamu, Amato melepaskan tangannya dari pergelangan tangan [Name] dan berbalik kearahnya. Ia melihat sekitar untuk memastikan bahwa anak-anaknya tidak sedang mengintip atau menguping mereka. Setelah dirasa aman, Amato mulai berbicara.
"Kita dapat misi, [Name]." Kata Amato serius. Raut wajah [Name] berubah menjadi serius saat mendengar perkataan Amato.
"Misi apa?" Tanya [Name] pelan.
Amato terdiam sebentar sebelum ia merogoh ponselnya di kantung celananya dan mulai mencari suatu file. Setelah ia menemukan file-nya, ia memberikan ponselnya ke [Name] agar gadis itu bisa melihat file-nya lebih jelas.
"Baureksa Adikara, 32 tahun, memiliki 4 Istri dan 2 anak, pekerjaannya menjual organ di pasar gelap dan juga sebagai bandar narkoba." Jelas Amato.
[Name] hanya mengangguk pelan sembari ia terus meng-scroll file tersebut.
"Kapan?" Tanya [Name] singkat.
Amato terdiam sebentar sebelum tersenyum miring.
"Sekarang." Jawab Amato dengan sedikit nada semangat yang terselubung di suaranya. [Name] menghela nafas dan melemparkan ponsel yang ada di tangannya ke pemiliknya. Untung saja Amato memiliki reflek yang cepat, sehingga dia bisa menangkap ponselnya.
"Saya siap-siap dulu sebentar." Kata [Name] singkat sebelum ia kembali naik tangga menuju ke kamarnya. Beberapa saat kemudian, [Name] akhirnya kembali menemui Amato yang sedang membaca informasi tentang Baureksa lebih lanjut.
Menyadari kehadiran putri angkatnya, Amato mengalihkan pandangannya ke arah sang gadis yang telah menggunakan pakaian yang biasanya ia gunakan untuk menjalankan misi.
Amato tersenyum kecil sebelum ia berdiri dan berjalan menuju [Name] lalu menepuk pelan kepalanya.
"Sudah? Ada yang ketinggalan gak?" Tanya Amato.
[Name] menggelengkan kepalanya pelan, melihat itu Amato menganggukkan kepalanya pelan sebelum ia menarik tangannya dari kepala sang gadis dan berjalan menuju pintu keluar rumahnya dan membukanya. Ia menolehkan kepalanya ke belakang untuk melihat sang gadis yang masih menatapnya.
Amato mendengus pelan sebelum tertawa kecil. "Ayo, ngapain diam disitu saja?" Kata Amato sambil tertawa kecil. [Name] terus menatap Amato sebelum ia menghela nafas dan berjalan keluar rumah mendahului Amato. Amato menggeleng pelan sebelum ia menutup pintu rumahnya dan menyusul [Name] yang sedang berjalan ke arah mobil.
Mereka pun masuk kedalam mobil, Amato mulai menyalakan mobil dan memundurkan mobilnya keluar dari teras rumah dan mulai menjalankan mobilnya ke tempat yang dituju mereka.
Sepanjang perjalanan, mereka tidak mengeluarkan sepatah katapun untuk memulai sebuah obrolan. Hanya lagu "happy - Pharrell Williams" yang dihasilkan oleh radio mobil mengisi keheningan diantara mereka. [Name] memandang keluar jendela sembari melamun, sedangkan Amato mengendarai mobil sembari menyanyi dan bergoyang kecil mengikuti lantunan lagu yang dihasilkan oleh radio mobil tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
7 Elemental Brothers| Boboiboy Elemental X reader [On Going]
Fantasy[Name] adalah seorang anak yang diadopsi oleh keluarga Amato. [Name] memiliki kepribadian yang agak dingin, dan sedikit cuek dengan sekitarnya. Namun, [Name] menjadi seperti itu bukanlah tanpa alasan. [Name] memliki trauma mendalam yang mengubahnya...