Chapter 4

1.1K 90 4
                                    

°°°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°
°
°

Happy Reading

Bukannya mengajak Shani kekamarnya Chika malah membawa Shani kegarasi rumahnya.

"Chika kita ngapain kegarasi?...,"tanya Shani dengan nada lembut.

"Gak usah berisik deh Lo mending ikut aja,"ucap Chika dengan nada tinggi.

Shani terkejut bukan main setelah mendengar nada bicara yang keluar dari Chika. Kemudian ia memaksa Shani masuk kesalah satu mobil yang ada disana. Shani kembali terkejut melihat ada Aran dan Keynal yang sudah berada di dalam mobil.

Shani berkata"kita mau kemana Chika aku mohon jangan macam macam,"

"Lo mending diem dari pada gua sama Aran apa apain Lo disini juga,"bentak Chika pada Shani.

Mendapatkan perlakuan seperti itu Shani hanya bisa terdiam sembari menahan tangis. mobil pun dijalan kan oleh Keynal.

Setelah setengah jam menempuh perjalanan mobil mereka berhenti disebuah jalan yang disekelilingnya di penuhi oleh pohon pohon dengan suasana yang sangat sepi seperti tak ada kehidupan sedikit pun.

Chika pun memerintah kan mereka semua untuk keluar.

"Kita mau ngapain disini Chik?..,"ucap Shani.

Chika tak menjawab pertanyaan dari Shani ia malah pergi ke dalam bagasi mobil dan mengambil sepasang sepatu heels.

"Ini hadiah dari gua coba lu pakai,"ucap Chika sembari memberikan sepatu itu.

Tanpa menaruh curiga ia langsung memakai sepatu itu.dikarenakan ia juga tak memakai alas kaki apapun

"Awss...,"erang Shani.

Shani merasakan ada sebuah hal yang menancap di kedua telapak kakinya dan melihat banyak sekali serpihan kaca didalam sepatu tersebut yang menancap ke kakinya.

"Gara gara Lo gua di tampar kak Keenan tau kagak,"bentak Aran sembari menjambak rambut

Lalu dengan kasarnya Aran menghempaskan Shani saat ia menengok kembali kearah Chika dan Aran yang telah pergi.

"TUNGGU CHIKA!!!.., ARAN!!!...,"teriak Shani.

Ia mencoba mengejar akan tetapi ia tak bisa karena merasakan kakinya yang mati rasa dan Shani melihat kakinya yang sudah berlumuran darah. Shani tak sanggup menahan air matanya yang kini keluar deras dikarenakan Sakit yang luar biasa. Dengan sekuat tenaganya ia menyeret tubuhnya untuk mengejar Chika akan tetapi usahanya hanyalah sia sia.

Tiba tiba hujan turun dengan derasnya dengan suasana jalanan yang sangat sepi dan dingin Shani hanya bisa duduk di terotoar jalan sembari menangis. Ia terus mencoba mencari pengendara lain atau orang disekitar sana dengan berteriak akan tetapi tidak ada satupun orang yang terlihat.

GRESHAN KuuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang