Perubahan

4 0 0
                                    

"Mau kemana Kal?" Tanya Reza sambil mengelap motornya sampai mengkilap.

"Biasa, bantuin pak ustadz ngajar dimasjid." Jawab Haikal sambil bercermin dikaca kosannya, membetulkan pecinya.

"Ohh, iya atuh." Jawab Reza.

"Iya, assalamualaikum." Haikal memberi salam.

"Waalaikumsalam." Reza membalas salam dari Haikal.

Sesampainya dimasjid terdekat.

"Assalamualaikum." Ucap Haikal.

"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh." Jawab pak ustadz.

"Haikal, kebetulan pak ustadz hari ini ada meeting sama pak lurah, tolong kamu ajarkan anak-anak ini ya." Pinta pak ustadz sambil menunjuk anak-anak yang sudah duduk rapi siap mendengarkan materi.

"Baik, pak." Haikal mengiyakan lalu pak ustadz pun pergi.

"Minggu lalu kakak sudah mengajarkan rukun iman ya, masih ingat tidak rukun iman ada berapa adik-adik?" Haikal memulai pembelajaran.

"Enammmm." Jawab muridnya serentak.

"Masya Allah, betul. Coba, emm, siapa ya. Rifa, apa rukun iman yang pertama?" Tanya Haikal mengetes salah satu murid yang dikenalnya.

"Percaya kepada Allah." Jawabnya.

"Pinter. Lalu, Arif. Apa rukun iman yang terakhir?" Tanya Haikal lagi kepada murid yang lain.

"Percaya qodo dan qodar ketentuan Allah." Jawab Arif.

"Masya Allah, pinter. Terakhir nih ya, itu yang dibelakang, namanya siapa?" Tanya Haikal.

"Akbar." Jawab anak tersebut.

"Akbar, apa rukun iman yang kelima?" Tanya Haikal.

Akbar hanya diam tak menjawab, tiba-tiba ada salah satu anak yang memberitahu Haikal suatu informasi.

"Kak, dia anak baru." Ucap Rifa.

"Ohh, anak baru. Baru mulai mengaji kapan?" Tanya Haikal kepada murid baru.

"Saya baru masuk islam kak." Ucap anak baru itu.

Haikal berpikir kembali, ia teringat dengan adik tirinya Jeremy. Setelah Haikal perhatikan lebih detail wajah anak itu mirip dengan yang ia lihat dikafe waktu itu.

"Kalau boleh tau, Akbar nama sebelumnya siapa?" Tanya Haikal memastikan.

"Buat apa kak?" Tanya Akbar.

"Kakak hanya ingin tahu." Ucap Haikal.

"Jeremy Oktavian." Jawabnya.

"Anaknya pak Jansen Oktavian?" Tanya Haikal blak-blakan.

"Iya kak." Jawab Akbar.

"Kalau kakak boleh tau, rumah kamu dimana?" Tanya Haikal.

"Dikomplek dekat sini kak." Jawab Akbar.

"Oh, oke. Akbar. Rukun iman itu ada enam ya." Haikal menjelaskan rukun iman dari satu sampai enam kepada Akbar yang ketinggalan materi. Ia merasa perlu mengajarkan Akbar tentang itu karena Akbar seorang muallaf. Ia tidak ingin lanjut kemateri selanjutnya apabila ada salah satu muridnya yang tertinggal pelajaran.

Sesudah waktu mengajar habis Haikal pun menyuruh anak-anak muridnya untuk pulang dengan teratur. Setelah semua muridnya pulang, Haikal keluar dari masjid dan melihat Azmi yang sedang mengikat beberapa kambing, sebentar lagi memang hari raya idul adha. Masjid disana memang cukup besar, jadi setiap potong kurban tidak pernah kurang dari empat kambing dan satu sapi.

AllureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang