Perut Haechan sekarang sudah seperti semangka, mengingat kehamilannya yang sudah masuk bulan ketujuh. Tapi rasanya pinggang sudah sering sakit, seperti sekarang Haechan baru pulang dari kantor langsung tertidur pulas di sofa ruang tamu.
Mbak Ugi yang tubuhnya lebih kecil tidak mungkin sanggup memindahkan Haechan ke kamarnya. Tidak ingin membangunkan Haechan, Mbak Ugi berinisiatif untuk mengambil bantal dan selimut untuk Haechan.
Selang satu jam, Mark sampai di rumah.
"Mbak Ugi, tolong ambilkan air hangat di wadah sekalian handuk kecil. Jam 7.50 antar ke kamar, ya." Ucap Mark setelah melihat jam yang melingkar di tangannya.
"Baik pak, maaf sebelumnya saya cuma selimutin Mas Haechan. Gak saya bangunkan soalnya keliatan capek banget."
"Iya gak apa-apa, Mbak. Makasih sudah diselimutin Haechannya. Nanti saya pindahin sendiri." Jawab Mark sambil tersenyum.
Melihat wajah tidur Haechan membuat Mark tersenyum lebih lebar. Cantik. Mark suka.
Dengan sangat hati-hati, Mark memindahkan Haechan menuju kamar mereka. Setibanya mereka di kamar, Haechan masih tertidur pulas. Mark menuju kamar mandi dan membersihkan tubuhnya.
tok tok tok
Mendengar ketukan pintu, Mark tau itu Mbak Ugi yang membawa pesanannya tadi. Mark yang baru selesai mandi langsung menuju pintu dan mengambil air hangatnya. Tak lupa ucapan terima kasih kepada Mbak Ugi.
Mark meletakkan wadah air hangat di nakas dan perlahan menyingkap baju istrinya sampai bawah dada. Menempelkan handuk hangat di perut bawah istrinya. Haechan akhir-akhir ini mengeluhkan perutnya yang selalu kram.
"Eung, Bapak? Jam berapa sekarang?" Haechan terbangun karena handuk yang basah menempel di perutnya.
"Ssssutt, sudah tiduran lagi aja. Jangan duduk, nanti kram lagi perutnya." Haechan yang niatnya duduk didorong pelan yang akhirnya Haechan kembali posisi tiduran lagi.
"Sayang, Bapak mau minta ke kamu buat resign ya. Tolong diturutin, Bapak lihat kaki kamu bengkak, kamu sering kram perut, selama tidur malam juga kamu gak pules. Bapak gak mau kamu kecapean dan kenapa-kenapa. Kamu sudah masuk minggu ke-30 kan?" Mark meminta dengan sangat hati-hati, takut Haechan tersinggung.
"Aku boleh minta waktu buat mikirin hal ini?" Haechan menjawab dengan tatapan tertuju ke langit-langit kamar.
Mark sedikit menghela napas, Mark benci berdebat dengan Haechan. Tapi hal ini harus segera diselesaikan.
"Bapak paham, tapi Bapak mau kamu sudah ada jawaban paling lambat lusa." Final Mark.
Hanya suara "hmm" yang menjadi jawaban setuju dari Haechan.
"Hari ini kamu capek banget ya? Pinggangnya sakit lagi?" Mark berusaha mengalihkan topik. Ia juga menaikkan ujung celana Haechan. Memastikan apakah kaki istrinya bengkak lagi atau tidak.
"Iya, sakit banget pinggang aku. Aku makin capek soalnya napas aku berat banget. Aku kayaknya udah super gendut banget ya?" Nada kecewa tercetak di akhir pertanyaan itu.
Ya, memang Haechan menjadi agak gemuk, efek mengandung. Tapi hal itu wajar kok, kenaikan berat badannya juga normal seperti orang hamil lainnya.
"Enggak sayang, kamu gak segendut itu. Masih dalam batas wajar. Lagi pula kamu bawa Ubi juga, Ubinya gendut jadi kamu sesak." Mark terkekeh sambil mencolek perut buncit Haechan.
dug
"Shhh" Desisan Haechan yang merasa perutnya ngilu.
Keduanya terkejut, mata mereka sama-sama membola. Meskipun itu bukan tendangan pertama tapi Mark dan Haechan selalu excited.
"Papa ga boleh gitu, Ubi marah dikatain gendut ahahaha," Mark ikut tertawa melihat istrinya tertawa.
"Ubi, sayangnya Papa. Jangan kencang-kencang nendangnya ya, kasihan papinya." Mark menciumi perut Haechan setelahnya.
Dengan keluhan Haechan tadi, Mark berinisiatif memiringkan tubuh istrinya dan memijat pelan pinggangnya dari belakang.
Selama masa kehamilan, Haechan tak pernah luput dari perhatian suaminya. Mark benar-benar sosok penyayang dan pengertian. Kesabarannya melebihi luasnya lautan. Mark selalu ada untuknya, mendengarkannya, melayaninya, menyiapkan segala kebutuhannya, Mark adalah kepala rumah tangga idaman semua orang.
Haechan sangat beruntung.
Haechan sangat egois jika mengedepankan pekerjaannya saat ini. Ia memang mendapat cuti melahirkan, tapi apakah waktu cuti yang diberikan cukup untuk memantau perkembangan anaknya nanti?
Haechan adalah anak yang dirawat dengan kasih sayang orangtuanya. Ia juga ingin menjadi seperti orangtuanya, yang selalu mendahulukan anak-anaknya.
Haechan memutuskan untuk fokus merawat bayinya, tersenyum simpul membayangkan ia yang akan mengantar anaknya ke sekolah untuk pertama kalinya. Ya, Haechan setuju untuk mengajukan resign.
.
.
.
.
.
.
update dikit, merayakan papa dan papi yang up selca 🥺Tangan papa sebenernya di pinggang papi, bantu nahan beban 😚
KAMU SEDANG MEMBACA
Keluarga Kecil [Markhyuck]
FanficKehidupan keluarga harmonis yang pastinya bikin kalian pengen gabung di keluarga ini. Perjodohan yang ternyata membahagiakan. Episode baru, warna baru.