Kalian pernah penasaran sama kehidupan Mark? Kehidupan laki-laki yang begitu tertutup.
Mark tumbuh jadi pria posesif, dia tidak ingin miliknya diganggu orang lain. Semua ambisinya harus tercapai, apapun itu. Ambisi ini yang membuat Mark tidak pernah memiliki pasangan sebelum Haechan. Mungkin hanya satu atau dua kali Mark berpacaran, tapi itu dulu saat ia masih SMP, itu hanya angan dan kehidupan anak kecil polos. Tidak ada keseriusan di dalamnya.
20 tahun yang lalu, sudah lama. Tapi dampak masih terasanya sampai Mark menginjak usia hampir kepala 4. Bahkan sudah menjadi bagian hidupnya.
%%%
"Bang, nanti bisa anterin gw basket ga? Deket sini tapi kalo jalan cape," Jeno berjalan mendekat ke arah abangnya yang sedang fokus di depan tab.
"Gak ada!! Abang kamu lagi fokus belajar, hari ini kamu di rumah. Gak ada basket atau hangout bareng temen-temenmu itu." Itu bukan Mark, melainkan Jaehyun yang menjawab dengan nada tinggi.
"Papa, udah jangan marahin Jeno. Ayo Jen gue anter." Mark berdiri dan menggandeng tangan adiknya.
Jaehyun sudah pasti menahan mereka, amarahnya memuncak."MARK! BERANI KAMU LAWAN SAYA?!"
plak
Satu tamparan mendarat di pipi Mark, itu bukan tamparan yang ringan.
"Kamu itu harus dihukum, anak pemalas gak tau diuntung. Sudah papa sekolahkan mahal-mahal, kerjanya cuma basket terus, nongkrong sama temen yang gak jelas keluarganya. Lihat sekarang, nilai kamu udah gak tertolong," ucap Jaehyun tepat di depan wajah Jeno.
"Papa apa-apaan sih?! Jeno berhak lakuin apa yang dia mau. Sama kayak Papa yang selalu mau Jeno setara sama aku. Kita itu beda Pa, Jeno gak akan bisa raih apa yang udah aku raih. Aku pun gak akan bisa raih apa yang udah Jeno raih," Mark menarik tangan papanya menjauh dari Jeno.
Jaehyun terkekeh, meremehkan kedua anaknya.
"Oh, kalian sudah berani lawan saya rupanya, hmm? Sudah merasa hebat, iya? hahaha," Tatapan Jaehyun mengedar, amarahnya sudah sangat dipuncak.cklek
"Mama pulang," Taeyong membuka pintu, terkejut melihat apa yang terjadi. Jaehyun, Mark, dan jeno terlihat tegang dengan raut dipenuhi amarah."Mulai sekarang kamu bukan anak saya, kamu angkat kaki dari sini. Saya gak sudi lihat wajah kamu. Kamu itu pembawa sifat buruk ke Mark." Final Jaehyun, kata-kata itu ditujukan kepada Jeno. Anak bungsunya.
Taeyong yang mendengar hal itu sontak membelalakkan matanya. Apa maksudnya? Anaknya diusir?
"OMONGAN TUH DIJAGA!! APA MAKSUD KAMU?!" Taeyong mendekat ke arah Jaehyun, meminta penjelasan.
Jaehyun hanya diam meski tubuhnya diguncang istrinya yang tidak terima akan keputusannya."Sayang jangan pergi ya, papamu cuma lagi emosi aja kok. Kamu tetap di sini ya sayang," Taeyong kini beralih menggenggam tangan Jeno.
"Gak ma, aku memang anak yang gak tau diuntung. Aku mau turutin permintaan papa kali ini, aku pergi." Jeno tanpa mengemas apapun langsung pergi.
"Aku juga pergi, aku muak sama Papa," Mark baru akan melangkah menyusul adiknya. Tapi Jaehyun menahannya, bahkan sekarang Mark dikunci di kamarnya.
Taeyong yang sudah berjalan keluar rumah, akan menyusul Jeno pun dikejar dan ditarik paksa untuk pulang.
Sampai larut malam di hari itu, belum ada kabar mengenai Jeno. Anak itu benar-benar pergi. Jaehyun tidak merasa bersalah sama sekali. Menurutnya hal itu pantas ia berikan ke Jeno sebagai balasan atas sikap anaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keluarga Kecil [Markhyuck]
FanfictionKehidupan keluarga harmonis yang pastinya bikin kalian pengen gabung di keluarga ini. Perjodohan yang ternyata membahagiakan. Episode baru, warna baru.