chapter 5

12 4 0
                                    

Hai-hai👋🏻👋🏻

Terima kasih untuk kalian yang udah luangin waktu baca first ceritaku ini jangan lupa mampir ke ig; _halunumberone
Untuk tau updateanmya yaa!!!

Guys enaknya update berapa kali nih seminggu biar terjadwal dan akunya inget nih kira-kira menurut kalian bagusnya gimana?? Tolong komen dan vote juga ya!!!

Okey enjoy your time and happy reading👏🏻

~~*~~

Chap 5 - Kehilangan

Ketika bangun tiba-tiba Meira sudah berada di IGD. Lemas dan pusing, itulah yang Meira rasakan saat ini. Setelah itu mata Meira tertuju pada brankar-brankar disekitarnya mencari keberadaan Michela.

Merasa tak menemukan keberadaan Michela Meira pun bangkit dari brankarnya lalu mencoba mencari secara teliti— dan nihil hasilnya.

Baru saja Meira ingin keluar dari pintu IGD ia mendapati ekspresi Revano yang terlihat panik.

"Ya tuhan Ira." Revano memeluk Meira sangat kencang. Pasti kalian tahulah perasaan khawatir sebagai abang ke adiknya. "Ira pusing Bang Ano, terus Teteh mana? Ayah juga mana?" Dengan cepat-cepat Revano mengalihkan topik pembicaraan.

"Ira, Ira tau nggak? Adik kita udah lahir loh. Ganteng kayak Abang."

"Kayak Ayah juga ya?"

"Ee— iya ayah juga."

"Ira makan dulu ya abang suapin mau ya?"

"Maunya disuapin Ibu."

"Iraa hei dengerin abang dulu, ibu lagi istirahat karena capek jadi abang suapin dulu ya, oke?" Suara Revano seperti menahan isak tangisnya.

"Abang? Kenapa kok sedih sih? Ira gapapa kok, Ira kan kuat." Gelak tawa Revano terdengar. "Abang nggak sedih Ira, abangkan khawatir."

"Senyum dulu kalau abang nggak sedih." Lalu Revano tersenyum tulus dan memeluk Meira kembali.

~~*~~

"Iraaa!!" Panggil Velinna memasuki ruang inap Meira.

"Ih Ira kok sakit sih! Elin nggak suka nanti kalau Ira sakit Elin duduk sama siapa? Masak sendirian sih kan nggak mau."

"Hahahahaa Ira kuat tau Elin, Ira mau sekolah aja deh sama Elin."

"Vano." Panggil Dania.

"Iya tente?"

"Keluar sebentar yuk nak tante mau bicara sebentar." Dania berjalan mendahului.

"Ira tau nggak? Kemarin tuh Elin—"

"Ira, Abang keluar sebentar ya?"

"Iya Abang Ano." Balas Meira mengangkat jempol kirinya juga. Revano keluar dari kamar Meira dan menutup pintu kamar.

"Ada apa tante?"

"Kamu bersedia ikut tante ke Jakarta?" Pertanyaan itu jelas membuat Revano kebingungan.

"Kamu jangan pikirkan nasib adik-adik kamu. Tante juga akan membawa mereka. Kalau kamu bersedia tante akan mengurus kepindahan kalian berempat."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 24 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kisah Bulan MeiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang