OTCEIE-6.

221 24 10
                                    

LISA POV

Hari ini rosé benar-benar menepati janjinya untuk mengajari ku membuat macaron, senang tentu saja, selain belajar membuat kue tersebut, aku juga lebih banyak mendapatkan kecup-kecup di pipi mulusnya.

Senangnya jangan di tanya, rosé benar-benar idaman sejuta umat. Dia mengajariku dengan sabar, dan telaten. Jika begini aku bisa makin cinta terus-menerus padanya deh.

Duhh rosé memang banyak bisanya, salah satunya bisa memporak-porandakan hati ku.

Duhh mak jang.

"Sayang macaron nya harus di cetak biar kelihatan cantik, lihat ini nanti hasilnya akan bagus."ucapnya.

"Memangnya harus di cetak ya."ucap ku dia mengangguk mengiyakan, kemaren yang ku buat tidak di cetak pantas saja bentukannya ga karuan.

"Ne, jika tidak di cetak akan kelihatan tidak rapi."ucapnya aku mengangguk-angguk mengerti.

"Kayak punyaku kemarin ya."ucap ku dia terkekeh cantik sambil mengangguk, duh bidadari.

Aku rasanya tidak mau berhenti mengecupi pipi lembutnya yang menggemaskan ini sedari tadi.

Kalau ga ada kepala dapur itu di sudut sana, sudah aku unboxing aja di sini kekasih ku ini.

Aku benar-benar gila karena bidadari satu ini.

Baru kali ini ku rasakan paling menyenangkan dalam hidupku. Kenapa ga dari dulu aja aku mengenalnya sih.

Baru saja beberapa kue macaron telah jadi, tiba-tiba dering ponsel milik rosé menghentikan aktivitas kami, aku sedikit kesal siapa sih yang menelepon ganggu aja tau.

"Bentar ya sayang."ucap rosé sambil mengecup bibir ku sebelum ia beranjak.

Tau banget memang dia membuat ku senang.

Setelah berbicara dengan orang di sebelah sana, kini rosé kembali lagi mendekat kearah ku. Wajahnya tampak memelas cemberut.

"Why.."tanya ku, dia terlihat menghela nafas panjang.

"Jennie barusan yang menghubungi ku, aku harus pergi ke agensi sekarang, sorry love."ucapnya memelas cemberut.

Jennie Kim anj*r, betul-betul pen maki banget itu anak. Kenapa sih ganggu aja selalu.

Dia lagi dia lagi, selalu aja dia yang merusak momen ku dengan doi.

"Sayang maaf ya, ada hal urgent di agensi, kau tau sendiri lah bagaimana jennie. Jadi aku harus ke agensi sekarang, gapapa kan."ucap bidadari ku itu dengan lembut tak lupa tangannya yang mulus membelai lembut pipiku.

Aku akhirnya mengangguk mengiyakan, sebenarnya ga rela sih, tapi ya mau bagaimana lagi.

Jennie memang lah merepotkan, hal kayak gini itu udah bukanlah yang pertama.

Dan sialnya bidadari kesayanganku ini selalu ga pernah bisa menolaknya, baiknya udah kebangetan.

Seandainya saja aku yang menjadi CEO jennie Kim, udah ku tendang dia keluar dari agensi ku dari lama. Mana merepotkan banget lagi itu anak.

"Cium aku dulu kalau gitu."ucap ku, setidaknya ciuman dari kesayangan ku ini bisa meredakan sedikit kesal ku.

Rosé mengecup bibir ku pelan beberapa kali, namun kelamaan makin menuntut. Aku juga tidak rela melepaskan bibirnya yang lembut ini.

Liptintnya rasa buah strawberry, jadinya bibir lembut nya itu rasanya enak banget.

"Apa perlu aku antarkan sayang.."ucap ku saat ciuman kami terlepas, dia menggeleng tidak usah.

"Tidak usah baby, sebentar lagi wewen akan datang menjemput ku."ucapnya, aku mengangguk mengiyakan .

"Lama tidak nanti di sana."ucap ku, rosé menggeleng tidak yakin, itu membuat ku menghela nafas.

"Aku akan usahakan pulang cepat sayang."ucapnya mengecup bibir ku lagi.

Aku hanya berdiam, jujur sebenarnya aku kecewa. Bagaimanapun ini waktu kami berdua tapi di ganggu orang lain.

Aku tidak tau apa lagi yang di perbuat oleh jennie kali ini, bisa ga sih dia ga usah merepotkan kekasih ku.

Setelah beberapa menit rosé naik ke lantai atas ke kamar kami, akhirnya dia turun, tapi sekarang sudah berpakaian dengan rapi dan lebih formal.

Saat akan beranjak keluar dari rumah, ia mendekat padaku terlebih dahulu dan lagi-lagi ia mengecup bibir ku.

Aku juga membalasnya, ga mau rugi dong aku. Boleh ngambek tapi yang ini ga boleh di lewatkan.

Setelah menghilang nya rosé di balik pintu, aku tidak tau lagi harus berbuat apa. Udah malas juga melanjutkan membuat macaron.

Udah ga mood lagi pokoknya.

Akhirnya aku beranjak meninggalkan dapur, biar aja berantakan seperti itu, bodoh amat lah.

Aku beranjak ke ruang tengah, menghidupkan televisi besar milik kekasih tersebut, tak lupa ada toples cemilan di pangkuan ku.

Aku benar-benar ga mood untuk melakukan apapun, bahkan rasanya untuk mengunyah kacang yang ada di mulut ku saat ini saja rasanya malas banget.

Apalagi layar besar di depan ku itu malah menampilkan iklan jennie Kim di sana. Boleh ga sih ini TV ku ledakkan aja.

Dengan kesal ku matikan layar besar tersebut, lalu beranjak dari ruang tengah. Aku tidak tau harus ngapain sekarang.

Tapi sepertinya aku tau apa yang harus aku lakukan, aku langsung keluar dari rumah, dan meminta penjaga rumah untuk mengeluarkan mobil yang paling mevvah milik kekasih ku dari garasi.

Aku ingin jalan-jalan komplek, sekalian mau pamer. Mana tau aku berjumpa dengan teman sosialita ku dulu, aku ingin buktikan pada mereka kalau aku ngegembel waktu itu hanya sementara.

Lagian selama aku menjadi miskin, aku baru tau tabiat mereka. Mereka semua tidak ada yang tulus menjadi temanku.

Hanya saat aku kaya, mereka luar biasa baiknya bahkan sampai-sampai mereka mendewakan ku, namun saat aku menjadi tidak apa-apa dan tidak berpunya.

Mereka melihat ku saja tidak, bahkan di lampu merah jika aku bertemu dengan salah satu dari mereka, yang ada aku malah di ejek sedemikian rupa.

Huhh anak bangsat, kalau ku tau mereka seperti itu dulu. Sudah ku bunuh mereka satu-satu persatu.

Setelah beberapa saat, mobil yang ku pinta di bawa keluar dari bagasi oleh penjaga rumah yang tadi ku suruh.

Salah satu mobil termevvah dan termahal yang ada, hanya satu-satunya di dunia. Yaitu adalah Rolls-Royce Boat Tail. Harganya tembus US$ 28 juta atau setara Rp 437,3 miliar.

Huhh harga yang sangat fantastik bukan, untuk sekedar sebuah mobil. Sebenarnya masih banyak mobil-mobil mevvah koleksi kekasih ku, tapi aku suka yang ini.

Modelnya aesthetic dan klasik, dan ini benar-benar tipe aku banget.

Aku langsung naik ke dalam mobil, dan benar-benar ga sabar untuk segera mengendarainya.

"Tuan hati-hati ya, kalau butuh apa-apa langsung segera menghubungi ku."ucap penjaga keamanan tersebut, aku hanya menampakkan jempol ku dan segera meluncur keluar dari pekarangan.

Aku benar-benar senang banget, rasanya udah rindu juga ngeber-ngeber di depan rumah tetangga.

Kayaknya memang aku harus cari jisoo dulu deh, udah lama ga pernah lihat lagi itu anak, sekalian aku juga mau pamer ama si doi, baru setelah nya ngajak ngeber bareng-bareng di depan rumah tetangganya.

Tetapi sepertinya aku tidak tau di mana jisoo berada, komplek-komplek lainnya sudah ku putari tapi juga ga ada itu anak, kebun jagung nya juga sudah ku kunjungi tapi ga ada juga.

Kemana ya anak itu, udah menghilang aja dari peredaran bumi.

Kalau sendiri kan ga seru..



































Yeorobun Annyeong!!

Officially The Chaelisa Era Is Ended!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang