JENNIE POV
Ini rosé kemana aja sih, aku sudah sedari tadi menunggu. Dia memang akhir-akhir ini udah lumayan jarang datang ke kantor, saat ku tanya pada sekretaris nya wewen.
Dia bilang sajangnim kami itu lagi asik berkencan, jadi penasaran siapa saja yang akhirnya bisa meluluhkan hati ratu keabadian tersebut.
Lima belas menit, tiga puluh menit. Rosé belum juga datang, itu chipmunk kemana sih. Kayaknya dia nunggu perusahaannya ini ku hancurkan dulu deh.
Empat puluh menit sudah, aku menghempaskan tubuh ku di atas sofa. Udah lelah beut aku menghancurkan ruangan nya sedari tadi, tapi orangnya belum juga muncul ke permukaan.
Belum mencapai lima menit aku menutup mata, pintu ruangan terbuka dan di sana sudah ada chipmunk ku itu yang sedang berdiri dengan si wewen yang celingak-celinguk di belakang nya.
Aku dengan cemberut segera beranjak dan menghampiri nya, dia menatap ku sambil menghela nafas tak lupa jari-jari lentiknya memijit kecil pelipisnya.
"Wen tolong ya panggilkan staff office, kapal pecah ini tolong segera di bereskan, duhh pening kepala ku.."ucapnya, kemudian kembali lagi menatap ku.
Sebelum ia membuka suara, ia menghela nafas panjang dulu.
"Sekarang apa lagi J, huhh kau ini memang ya, jangan bilang kali ini kau mau ngomong sesuatu yang tidak penting lagi."ucapnya sambil menggandeng tangan ku keluar dari ruangan tersebut.
Sampainya di ruangan sebelah, aku mulai gugup bagaimana mau mengatakannya. Ini adalah masalah ku yang membuat ku pening akhir-akhir ini.
Aku tau satu-satunya orang yang akan mendengarkan ku cuman hanya rosé, tapi aku bingung mau mengawalinya dari mana.
"Jeh, aku mau di jodohkan sama papa dan mama ku hiks.."ucap ku meneteskan air mata.
Dia sedikit terkejut, tetapi setelah itu ia kembali tampak sumringah.
"Bagus dong, lalu apalagi terima aja. Semoga saja kau tidak lagi bermain-main gila setelah itu."ucapnya, aku menatapnya horor.
Ini anak kok senang banget sih, harusnya prihatin dong.
"Kek mana kalau seandainya aku di jodohkan lagi dengan ahjusi-ahjusi kayak kemarin."ucap ku sedikit kesel, harusnya rosé itu ada di pihak ku loh.
"Ya udah lah yang penting kan kaya." Ucapnya dengan senang. Ini rosé kenapa ga enak banget sih di ajak ngomong nya.
"Jeh yang serius dong, kamu ga pikirin aku, ga pikirin yujin kah. Masak ayahnya kakek-kakek."ucap ku merengek dia tampak berpikir.
"Kasihan juga sih, memang perjodohannya udah di resmikan apa belum."ucapnya, aku menggeleng belum.
"Belum, aku ga mau pulang dulu takut banget calonnya ga sesuai ekspektasi lagi. Amit-amit banget punya suami kakek-kakek, maunya yang brondong dong yang seger-seger."ucap ku terkekeh saat rosé memutar bola matanya dengan malas.
"Coba dulu, nanti masalah perjodohannya di bicarakan dulu baik-baik dengan mama, kau harus mempertimbangkan semuanya dengan baik-baik j, mana tau pilihan kali ini sesuai kan."ucapnya, aku menggeleng.
"Huhh, kau seperti ga tau mama sama papa aja deh Jeh. Mereka itu matre banget, palingan aku di jodohkan dengan kakek-kakek tua bangka lagi, untung aja yang pertama dulu cepat meninggoy nya, jijik banget loh setiap hari melihat muka tuanya iiuhh."
"Ingat ya j gitu-gitu juga suami mu ya.."
"Ihh sorry ya, yang itu ga masuk daftar, merusak selera ku aja tau ga."
"Terserah deh, pokoknya kalau di jodohinnya dengan kakek-kakek di tolak aja ya j. Jangan mau pokoknya.."
"Solusi nya dong."
"Jumpai dulu mama sama papa, bicarakan dengan baik-baik, kalau di jodohinnya sama orang yang masih seger ya udah gas aja, tapi tetap harus ingat kalau ada yujin loh ya yang juga menjadi pertimbangan mu."
"Jeh, tapikan kau tau sendiri bagaimana mama sama papa, kalau aku pulang jumpai mereka, keduanya ga akan dengar pertimbangan aku loh, aku benar-benar ga yakin banget deh Jeh."
"Iya aku tau kok j, tapi ga ada salahnya untuk mencoba. Mana tau keduanya berubah pikiran."
Hahh solusi dari rosé benar-benar tidak meyakinkan, aku jadi makin galau.
Mana ortu ku dari semalam udah menelpon berulang kali, aku ga mau nikah lagi, takut banget loh.
Aku keluar dari ruangan rosé dengan kesel, sahabat ku itu memang tidak membantu sama sekali.
Ini itu perkara penentuan nasib ku, aku ga mau ya kayak pernikahan pertama ku terulang lagi.
Huhhh kesel-kesel-kesel..
Kedua orang tua ku benar-benar matre banget, pengusaha tua mana lagi yang mereka temukan sekarang.
Aku turun dari ruangan rosé dengan cemberut ku, kalau aku tidak ada jadwal hari ini lebih baik aku mengobrak-abrik aja ruangannya.
Masih dengan tampang kesal ku, aku berjalan dengan sedikit cepat sampai ga sadar aku menabrak seseorang hingga rasanya aku ingin terjungkal.
Bukkkk..
Aku rasanya ingin ngomel, siapa sih pen maki banget, siapa sih woy. beraninya dia menabrak seorang jennie Kim.
Aku menoleh marah ke arahnya, kebetulan saat itu dia juga menoleh ke arah ku, pandangan mata kami bertemu. Dan..
Aku segera menutup mulut ku. Ku tarik ucapan ku ingin memaki dan memarahi nya.
Wahh aku terpana, siapakah gerangan manusia tamvan ini, muda dan seger. Apakah ini jodoh, aaaa pen teriak mamaaa.
"Mbak kalau jalan hati-hati dong, jalannya di lihat pakai mata, bagaimana sih.."ucapnya tampak marah, tapi itu terkesan cool banget.
Tuhan pen yang ini, muda, seger dan berkarisma.
Aku rasanya tidak bisa berkata-kata, yang ada aku hanya tersenyum malu-malu, pipi ku rasanya memanas.
"Iya sayyaaoooong.."ucap ku menghentakkan kaki, belum juga selesai aku berbicara dia udah pergi aja.
Cuek sih tapi adek suka babang.
Aku pengen banget mengejar nya, tapi ku urungkan karena jam untuk jadwal ku tinggal beberapa menit lagi.
Huhh pengen batalin aja, tapi aku nanti di tendang keluar dari agensi oleh rosé.
Akhirnya aku lari ke arah resepsionis, mau tanya dulu sama mbak-mbak yang di sana. Siapa manusia tamvan tadi.
Setidaknya taken dulu ya kan namanya, baru orangnya menyusul.
Aaa pen banget yang begitu-begitu.
"Mbak nayeon, itu si tamvan yang barusan dari sini tadi siapa sih."tanya ku, kulihat gadis yang duduk di balik meja konter tersebut celingak-celinguk sebentar.
Ini anak nyambung ga sih sama apa yang ku tanyakan barusan.
"Oh yang itu tadi kah, hum aku sebenarnya juga ga tau sih siapa namanya. Tapi itu tadi kekasihnya Miss park, udah sering juga kesini atau sekedar mengantarkan si doi."ucap nayeon, aku langsung lemes.
Pupus deh harapan, pacar rosé ternyata.
Baru saja jatuh cinta pandangan pertama, udah broken heart aja. Si tamvan sudah milik orang.
Si tamvan sudah milik si cantik, haaa pen nangis.
Pantes si ratu keabadian jatuh cinta, orang doi nya memang secakep itu. Gue yang PG aja kalau dapat si doi sih janji bakal setia seumur hidup deh.
Aaaa mamaa pengen pacar rosé, maunya pacar rosé titik ga pakai koma.
Yeorobun Annyeong..
KAMU SEDANG MEMBACA
Officially The Chaelisa Era Is Ended!
Randombaca aja woy anying!! Ga ada deskripsi-deskripsi. kalau mau baca, baca aja. terus jangan lupa ninggalin jejak, biar aku itu tau kalau kamu itu ada. Satu lagi minimal follow dong!! ✧ jangan lupa bintangnya✷