Malam semakin dingin dengan suara gemuruh di luar. Hujan yang turun tiba-tiba disertai angin kencang membuat malam kian mencekam. Kilat dan petir melengkapi rasa khawatir sulli yg sejak tadi terbangun, Beberapa kali terdengar suara petir membuatnya berteriak ketakutan, Sudah hampir tengah malam dia sendirian melewati detik-detik mencekam ini. dengan suara bergetar menahan tangis dan tiba-tiba lampu mati, sulli mencoba mencari-cari keberadaan ponselnya namun tak kunjung dapat, nafasnya terasa sesak, gelapnya keadaan seolah berada diruangan sempit membuat nafasnya sangat berat untuk dihembuskan, hujan yang semakin deras seolah sendirian ditempat ini meski kanan kirinya ada orang lain tapi ditenda kayu sendirian tetap menakutkan baginya. Sampai tiba-tiba pintu terbuka memperlihatkan cahaya seorang pria masuk dengan membawakan lampu tembok, sulli tau orang itu siapa dia langsung berlari menghampirinya memeluk erat tubuh tersebut.
" Oppaaaa .. huhuhuhhh hikkss " tangis yang ditahannya sejak tadi akhirnya pecah dia tidak sendirian lagi
" Sull gwenchana " Sulli menggeleng dalam pelukannya, dia tau itu adalah minho, sulli semakin mengeratkan pelukannya ketika guntur kembali berbunyi dengan kerasnya hingga terasa guncangan tanah dibawahnya.
minho menutup pintu tersebut lalu membawa sulli duduk sebelum meletakan lampu tembok dihadapan mereka, minho mengambil posisi dengan menarik sulli kembali dalam pelukannya dia lalu mengambil selimut untuk menutupi tubuhnya yg setengah basah akibat hujan.
" Gwenchana aku disini " ucp minho menepuk-nepuk pundak sulli, sedangkan sulli masih terisak dalam pelukan minho.
Minho sangat tau kalau sulli sangat takut hujan dan juga kegelapan saat tau malam itu akan hujan minho langsung berlari menghampiri tenda sulli yang jaraknya 5 tenda dari barisan kedua tenda tersebut, untungnya saat mengetuk pintu tersebut tidak terkunci dan minho segera masuk menemui sulli ternyata benar didalam sana sudah gelap gulita, dan semakin terkejutnya lagi sulli langsung memeluknya dengan suara tangis ketakutan.Tangis sulli mulai mereda disertai hujan yg mulai mereda meski masih terdengar suara gerimis dari luar, ia segera melepaskan pelukannya pada minho yg saat itu belum terlelap.
" Gwenchana " tanya minho, sulli mengangguk
" Gomawo " ucapnya pelan, minho ikut mengangguk
" Sull soal masalah itu ..
" Oppa bisa kau tidak membahas itu sekarang, aku tidak ingin mendengarnya " ucap sulli mengalihkan pandangannya
" Waeyeo kau harus tau "
" Aniya, aku sudah tau semuanya " Tiba-tiba mereka mulai berdebat karena minho memulainya lagi
" Apa yg kau tau "
" Dia kekasih oppakan itu wajar " ucpnya menitikan air mata
Minho menepuk jidatnya jadi ini yg membuat sulli marah hingga mengacuhkannya sejak kemarin
" Kau salah mengira "
" Sudahlah oppa aku tidak mau dengar aku mau ti...
" Aku mencintai mu " ucap minho ketika sulli membelakanginya
" Waeyeo kenapa diam, inikan yg ingin kau dengar " kata minho, sulli tidak berbalik dia masih mencerna kata-kata minho apakah tidak salah dengar
" Saranghae " ucap minho lagi dan langsung membuat sulli berbalik dengan air mata yg sudah mengalir, minho mendekatkan wajahnya menangkup kedua pipi sulli membuat mata sulli terpejam seketika minho mengecup bibirnya
Air matanya terjatuh semakin deras apakah ini mimpi kesekian kalinya minho menciumnya tanpa diminta" rasanya benar-benar seperti mimpi " ucp sulli dalam hati, tak lama kemudian minho melepaskan tautan mereka, merasakan hampa yg terselimut dalam diri sulli
KAMU SEDANG MEMBACA
Early love
Romance™Dia hanyalah anak kecil yang tidak tau apapun, menganggap suatu kata menyukai hanya sekedar candaan namun dibalik ucapannya tersimpan sebuah perasaan yg sulit diartikan dikala usianya baru 12 tahun kala itu. Cerita by: Maycha5