3

148 21 0
                                    

Beberapa tahun ke belakang telah lahir dua kembar yang diberkati, dikatakan demikian sebab mereka berhasil lahir ke dunia tanpa perkara. Betapa beruntungnya mereka masih bisa menghirup udara bebas, sementara sebangsa mereka hanya bisa menghirup udara pengap dan gelap yang mengelilingi di suatu tempat tersembunyi.

Dunia sudah tak baik-baik saja jauh sebelum mereka lahir, maka dari itu kedua orang tua mereka mengembara jauh menyelamatkan generasi terakhir yang masih selamat dari sergapan bangsa jahat musuh bebuyutan sedari zaman nenek moyang.

Saat dua bayi mereka menginjak masa kanak-kanak, kumpulan kabut hitam merayapi kediaman sederhana mereka di tengah hutan dekat dataran tinggi. Rupanya sekumpulan bangsa jahat itu telah mengetahui di mana radar mereka, sang ayah yang tengah memburu rusa untuk santapan hari itu terbirit-birit berlari pulang ke rumah.

Dua pasang suami istri itu tak dapat berpikir jernih, ambang kematian bagai sudah di depan mata dan rasanya bila mereka bergerak satu langkah saja mereka akan tiada. Namun sang Dewa masih berbaik hati tatkala itu, ia kirimkan pengembala sapi ke rumah mereka dan menyelamatkan dua anak kecil tersebut.

Tahun demi tahun dilalui dua anak yang kian lama dewasa dan mengetahui banyak hal. Fakta demi fakta diungkapkan pengembala sapi yang mereka anggap paman. Dendam menyelimuti relung hati, mereka mulai memikirkan cara agar sekawanan bangsa jahat itu mendapatkan balasan setimpal.


•••



Shaw mengerang, merasakan luka di punggung tangan kirinya amat menusuk-nusuk. Setengah mati ia menahan perih akibat pancaran sinar matahari yang membakar kulitnya.

"Kenapa Jay lama sekali?!" seru Shaw.

"Sabar, dia—"

"Iya, aku di sini."

Shaw dan Jack menoleh bersamaan pada pemuda berambut cokelat yang berlari menuju keduanya. Shaw menyudahi kelas piano bersama Wendy ketika Jack datang untuk memberi segelas susu almond bagi sang putri. Syukurlah Jack datang di saat yang tepat, maka ia segera membuat alasan mendesak untuk mengakhiri pelajaran tersebut kala melihat Shaw sudah kesakitan luar biasa akibat sinar matahari.

"Tenang, aku akan mengobatimu," ujar Jay menarik tangan kiri Shaw.

Menutup mata, Jay merapal kalimat ritual sebelum telapak tangannya menggerayang di atas luka bakar Shaw. Dalam sekejap luka mengerikan itu pudar tak berjejak dan kulit Shaw kembali bersih seperti semula.

"Hal bodoh apa ini, Shaw?!" Jay sedikit menyeru. "Kamu tau sendiri bahwa kamu tidak bisa berdiri di bawah sinar matahari, bagaimana kalau tadi putri melihatnya?!"

"Aku tau, Jay. Aku baru menginjakkan kaki ke dalam ruang latihan itu dan tidak tau kalau posisi piano sang putri akan ditaruh di dekat jendela." Shaw menjelaskan. "Aku berusaha untuk tidak mendekat ke arah cahaya, tapi putri memaksaku mendekat."

"Sudah, kalian tidak perlu berdebat." Jack menengahi. "Yang paling penting sekarang identitasmu masih aman, Shaw. Bertindaklah dengan hati-hati untuk ke depannya, ingat bahwa kamu tidak bisa bergerak dengan bebas di sini seperti aku dan Jay."

"Aku dan Jay adalah keturunan asli dari bangsa vampir, kami tidak akan terpengaruh oleh sinar matahari," lanjut Jack. "Tapi wujudmu sekarang adalah hasil dari kutukan raja kami."

Kepala Shaw terangguk lesu. "Kamu benar. Kalau saja raja kalian mau mendengarkan penjelasanku dan ayahku lebih lanjut mengenai pencurian itu, mungkin kami tidak akan dikutuk menjadi vampir dan masih menjadi manusia seutuhnya."

"Semua sudah berlalu, Shaw." Suara Jay berubah lembut, sudah reda dari kemarahan sebelumnya. "Sekarang kita memiliki satu tujuan yang sama, kamu ingin terbebas dari kutukan itu dan kami ingin raja, ayah dan ibu, serta sebangsa kami ditemukan setelah hilang bertahun-tahun."

"Benar," sahut Jack. "Lewat informasi yang diberikan paman, segelintir bangsawan vampir jahat itu ada di wilayah ini, jadi kita harus bisa menemukan dan menghancurkan kuasanya sebelum mereka menguasai dunia pada upacara pengukuhan malam bulan purnama."

Jay dan Shaw mengangguk setuju. Waktu yang mereka punya hanya satu bulan sebelum malam bulan purnama tiba, sebelum itu mereka harus bekerja keras untuk menemukan keberadaan vampir-vampir jahat yang telah menculik dan mengurung bangsa vampir mereka.

Meskipun sesama vampir, namun keduanya berbeda jauh. Vampir jahat bertindak seenaknya dan sering menindas siapapun yang menghalangi tujuan dengan menormalisasikan berbagai cara keji, sementara kelompok lainnya tak memiliki hasrat untuk menguasai dunia lantaran mereka hanya ingin hidup normal dengan sesama vampir tanpa mencampuri urusan dunia manusia.

Bukanlah hal yang mudah hidup sebagai setengah manusia dan setengah vampir, Shaw begitu tersiksa hingga ia ingin mengakhiri hidup. Namun mendiang ayahnya—sang pengembala sapi dan yang dipanggil paman oleh si kembar Jay dan Jack, selalu berkata bahwa berakhir hidupnya tak akan mengubah apapun. Justru kehadiran dan kebaikan hatinya menjadi satu tim dengan keturunan asli vampir itu bisa mengeluarkannya dari kutukan mengerikan yang pernah dimaklumatkan.

"Aku butuh darah segar, tubuhku semakin lemas," ucap Shaw gelisah dan spontan menyita perhatian Jay dan Jack.

Melihat tubuh Shaw yang semakin pucat pasi, bibir yang membiru dan gemetar, Jay berdiri. "Tunggu, aku bawakan sesuatu untukmu tadi."

Dua di antara mereka terdiam dan memerhatikan ke mana tubuh Jay bergerak, pemuda dengan celemek dapur istana yang masih melekat di tubuhnya berjalan menuju peti kecil. Membuka peti, Jay mengambil sesuatu dari dalam yang ternyata adalah seekor kelinci.

"Makan ini."

Tanpa berpikir panjang, Shaw merebut kelinci tersebut. Kedua netranya mendadak berubah merah dan dua taring runcing muncul begitu ia membuka mulut. Dengan segera ia menggigit hewan mungil yang meronta-ronta itu hingga terkulai lemas tak bernyawa, buat darah segar mencuat ke berbagai arah yang segera habis dilahap oleh Shaw.

Jay dan Jack hanya menikmati Shaw memakan santapannya, merasa hal menjijikan itu sudah biasa disaksikan. Shaw memang memiliki kesulitan untuk bergerak bebas di ruang terbuka, namun bukan hal sulit untuk membuatnya menyantap darah sebab ia bisa meminum darah hewan dan membuat keadaan tubuhnya sehat bugar seperti sedia kala.

Tetapi yang perlu diperhatikan adalah Jay dan Jack. Tak masalah jika keduanya harus berjalan-jalan di bawah terik matahari sebab efeknya hanya pada kekuatan mereka yang menjadi lemah, namun mereka harus berhati-hati bila harus memangsa. Jay dan Jack tak bisa minum darah dari seekor hewan seperti Shaw, melainkan darah manusia yang harus mereka konsumsi untuk mengembalikan energi. Maka itu akan jadi hal sulit memburu manusia di istana ini.




- to be continued.

Sacrifice | Jangkku ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang