03

195 20 3
                                    

Bel pulang sekolah berdering. Sesuai janji Kuroo saat istirahat tadi, ia akan membawa (Name) untuk mengenalkan ekskul voli padanya. Ia sekarang berada di depan kelas 2-2.

Di sisi lain (Name) sangat senang, tidak sabar untuk melihat anak-anak voli. Tokoh-tokoh dalam seri anime ada di sana semua. Dengan semangat ia langsung keluar kelas.

"Ayo, Kuroo!" Nada riang terucap di bibir cantik (Name).

"Tunggu sebentar," Kuroo mengampiri tempat duduk Kenma.

"Yo! Kenma! Ayo kita ke gymnasium sekarang."

(Name) tersadar kembali mengingat mereka teman dekat pasti Kuroo yang aktif itu akan mengajak Kenma.

"(Name), aku membawa satu orang lagi ya."

"Ya! Tentu saja. Uhm... Hai? Kozume-san," Aku menyapa sedikit gugup dan gemetar. Siapa yang akan tenang jika bertemu sang idola. Namun, Kenma hanya mengangkat kepala dan memberi gestur mengangguk untuk membalas sapaan (Name).

'Tunggu ini seperti ada yang kurang. Tapi apa ya?... Kenapa aku seperti mengenal Kenma sebelum ini...' Batinku aneh seperti ada yang hilang dari ingatanku.

Ugh entahlah ada memori yang buram terlintas cepat di otak ku dan aku tidak mau memikirkannya lagi. Kembali di situasi, ini agak memalukan dan canggung. Meskipun satu kelas aku dan Kenma tidak terlalu dekat. Lalu Kuroo menyambar, membuat percakapan seru antara mereka bertiga. Walau hanya (Name) yang membalas dengan semangat.

Mereka berjalan berdampingan, Kenma terlihat membuka tas dan mulai bermain PSPnya. Kuroo yang sudah terbiasa memilih untuk mengawasi agar ia tidak tertabrak oleh sesuatu dan kembali mengobrol banyak hal dengan (Name).

Setelah sampai di depan gymnasium terdengar suara ramai dari dalam. (Name) semakin tidak sabar. Jujur saja ini keluar dari sifat asli pemilik tubuh. Namun sekarang berbeda, ia mau menjadi dirinya sendiri. Mungkin (Name) tidak sadar sedari tadi Kenma memperhatikannya. Kenma merasa berbeda dengan sifat gadis itu yang berada di kelas.

Saat Kuroo membuka pintu, (Name) terpukau. Ia masih tidak menyangka kalau ia ada di dunia yang sama dengan tokoh impiannya.

"Ayo, (Name)." Kuroo masuk terlebih dahulu diikuti (Name) lalu Kenma dibelakangnya.

"Kapten?! Siapa nona cantik di sana?" teriakan kaget terdengar di penjuru gymnasium yang membuat orang lain menghentikan aktifitasnya dalam sekejap.

(Name) sekarang menjadi pusat perhatian. Ini membuatnya malu dan mukanya menjadi merah bak kepiting rebus.

"Kuroo, siapa dia?" tanya seorang berambut coklat terang dan yang paling kecil diantara anggota lain.

"Perkenalkan dia (Full Name). Teman sekelas Kenma, dan aku baru berkenalan dengannya di kantin. Aku mengajak dia untuk melihat ekskul ini. Siapa tahu tim kita akan mempunyai manager," Kuroo tersenyum licik.

Aku yang mendengarnya terkejut dan langsung menengok cepat lelaki itu. Memberikan pertanyaan melalui mata yang hanya di balas kekehan kecil oleh Kuroo.

"HAH?! KITA? B-BAKAL ADA MANAGER?" teriakan heboh kembali terdengar. Orang itu adalah orang yang sama seperti tadi saat aku masuk kesini. Ia terlihat lemas dan ingin pingsan. Aku hanya bisa menghela melihat drama kecil ini.

"Halo! Aku Morisuke Yaku, libero dalam tim." Pria berambut coklat terang tadi memperkenalkan diri dengan penuh wibawa dan nada yang tenang.

"Hai semua. Aku (Full Name), kalian boleh memanggilku (Name) saja karena aku lebih nyaman di panggil dengan nama kecil. Salam kenal juga, Morisuke-san," Aku harus memberikan kesan baik pada mereka semua.

Terjadi keributan kecil lalu lelaki yang berteriak tadi memperkenalkan diri sebagai Taketora Yamamoto.

"Loh? Kamu yang tadi pagi ya?" pertanyaan singkat yang membuat keadaan menjadi hening kembali.

"Haha~ iya, Maaf karena aku yang pendek ini jadi tidak terlihat olehmu."

Nada sarkas disertai senyum manis terpampang di wajah ku. Harus menjaga kesan memang penting tetapi aku sudah menahan kesal sedari pagi dengan tiang― ah tidak, maksud ku Lev.

Lev menyadari kalau dia menyinggung perasaan sang gadis. "AH! Maafkan aku kalau menyinggungmu. Tadi pagi aku sangat terburu-buru karena ada tes harian dari guru. Omong-omong salam kenal, (Name)-san. Aku Haiba Lev, kamu bisa memanggilku Lev."

Pria berkebangsaan setengah Rusia itu meminta maaf dan memperkenalkan diri dengan aksennya yang unik.

"Ya, tidak apa, Lev. Salam kenal untukmu," aku mulai tenang kembali dan merasakan atmosfer yang hangat ini.

Mereka terus bertanya mengenaiku sampai pelatih ekskul datang.

"Oh? Siapa gadis cantik di sebelah sana, Kuroo?"

"Dia (Full Name), pelatih. Anda bisa memanggilnya (Name). Aku berencana merekrut dia sebagai manager tim. Apakah bisa, pelatih?"

"Tentu saja bisa." Pelatih yang bernama Yasufumi Nekomata atau kerap kali dipanggil Nekomata-sensei tersenyum lebar sampai matanya membentuk bulan sabit.

"Terima kasih, pelatih."

Sehubung dengan hal ini, (Name) sudah saling berkenalan pada setiap anggota voli Nekoma. Ia juga sempat berbincang pada Nekomata-sensei. (Name) berinisiatif membantu anggota voli dengan mengisi air dan keperluan lainnya.

Dalam hati ia tidak menyangka kalau Kuroo akan merekrutnya. Ia sangat senang, pasti akan sering bertemu dan kemungkinan akan berkecimpung dalam alur cerita mereka. Jujur saja, ia agak was-was, takut mengubah cerita asli. Tapi untuk memenuhi keinginan, (Name) jadi mengambil sikap egois.

Ini tidak baik. Tapi dia tidak peduli, tidak akan ada kesempatan lain jika ia mengabaikan begitu saja. Apalagi ia tidak mengerti bagaimana eksistensinya dalam seri anime ini.

Langit pun mulai gelap. Bulan dan bintang menunjukkan keberadaannya. Latihan mereka telah usai. Sekarang mereka sedang membujuk (Name) yang dalam keadaan bimbang agar mendaftar sebagai manager tim.

"T-tapi... aku tidak yakin dengan ini. Apakah boleh aku memikirkannya sebentar? Ini terlalu tiba-tiba untukku," aku membalas dengan nada tak enak. Bagaimanapun juga aku harus memikirkan baik buruknya.

"Baiklah, tidak apa-apa, (Name). Kami akan menunggumu," Kuroo membalas dengan nada tenang.

"Terima kasih, Kuroo. Hari sudah mulai gelap. Sebaiknya kita pulang sekarang."

Setelah disetujui oleh mereka akhirnya mereka berpisah ke rumah masing-masing. (Name) ditemani Kuroo dan Kenma karena ia perempuan sendiri saat ini. Takut terjadi hal yang tidak-tidak padanya.

Lagipula setelah diberitahu alamat rumahnya ternyata tidak jauh juga dengan tempat tinggal Kuroo dan Kenma. Bahkan Kuroo terkejut kalau selama ini mereka adalah tetangga.

Selesai berpamitan, (Name) memasuki rumah yang sepi itu. Membersihkan badan dan merapihkan keperluan untuk esok sambil menatap kertas pendaftaran di tangannya. Menata kembali pikirannya dan berpikir ulang.

"Sangat tidak bisa diprediksi," Ia terkekeh sebentar sebelum mengisi pendaftaran itu. Entah apa yang akan dipilih (Name).

Kemudian ia meloncat ke atas kasur lalu menatap langit-langit kamar sebelum tertidur dan mengistirahatkan dirinya.

Miracle [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang