Pertandingan dimulai kembali. Nekoma memenangkan set pertama. Tetapi Kuroo terkena insiden.
Lelaki itu menghampiri (Name) dengan darah yang mengalir dari jari telunjuknya. "(Name), bisa tolong bantu aku membalut luka ini?"
Aku mengangguk dan sigap mengambil kotak P3K, mengeluarkan plester lalu membalutnya. Dengan telaten aku mengobati telunjuk Kuroo. Setelahnya aku memotong plester dan mengusap jari telunjuk Kuroo.
"Apa ada lagi yang kau butuhkan?" tanyaku.
Kuroo menggeleng kecil. Kemudian ia mengamati jalannya pertandingan di tepi lapangan.
"Jatuhkan dan menanglah," gumam Kuroo.
Aku hanya bisa berdoa untuk tim ku. Melihat secara was-was pertandingan yang semakin sengit.
Waktu terlewat, tim Nekoma mendapat match poin. Butuh satu poin untuk Nekoma mengakhiri pertandingan dan keluar sebagai pemenang
Seperti yang dilihat sekarang ini, mereka berhasil memenangkan pertandingan. Tim Nekoma bersorak girang dan saling bertepuk tangan untuk merayakan kemenangan.
"Kita berhasil!!" ucap mereka bersamaan.
(Name) tersenyum lebar melihat pemandangan di depannya. Sedikit air mata haru tampak di ujung matanya.
Kuroo, Yaku, dan Nobuyaki saling merangkul. Ini kesempatan emas bagi kelas 3. Mereka tidak akan menyia-nyiakan kesempatan berharga yang tidak akan datang dua kali pada mereka.
"Kita akan memenangkan kejuaraan nasional."
***
Yaku keluar dibopong oleh Kuroo dan Nobuyaki karena kakinya belum sembuh. Sedangkan (Name) dan yang lainnya hanya mengekori di belakang.
"Ini akan menjadi perjalanan pertama kita menuju pertandingan nasional," ucap Nobuyaki.
Beberapa anggota masih tersenyum sumringah akan kemenangan mereka.
Aku memperhatikan mereka dengan senyum tipis. Aku merasa getaran dalam kantung celana ku. Ternyata itu handphone ku. Atau lebih tepatnya (Y/n). Kemarin saat aku menggeledah meja belajar, aku menemukan ini di laci.
Terlihat notifikasi di sana. Sebuah pesan dari nomor telah diberi nama 'Oomi'. Aku bertanya-tanya siapa ini karena isi pesannya juga mengajakku ketemuan. Dalam ingatan (Y/n) dia tidak mempunyai teman dekat atau saudara, apalagi orang tua karena mereka sudah tiada.
Aku membuka pesan chat itu.
_____________________________________________
Oomi
(Y/n) kapan kau akan mampir ke rumah lagi?
Ayah dan ibuku ingin menemuimu.
_____________________________________________
'Huh? Menemui ayah dan ibu? Memangnya aku siapa mereka'
Aku bingung. Mengingat kembali apakah ada yang aku lupakan. Mencari kenangan dalam ingatan (Y/n) yang mungkin aku lupakan. Namun nihil. Tidak ada yang aku ingat tentang siapa orang ini.
Jalanku melambat, agak tertinggal di belakang karena memikirkan notifikasi tadi. Sepertinya akan aku pikirkan ini di rumah nanti dan tidak membalasnya dulu. Akhirnya aku jalan kembali menyusul yang lain ke parkiran.
Belum ada 5 langkah tiba-tiba aku berhenti. Merasa agak sakit di bagian kepala seperti ada gambaran bermunculan. Pandanganku agak memburam jadi aku menepi ke dinding gedung dan menahan diri agar tidak jatuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Miracle [END]
FanfictionBenang takdir yang melilit (Full Name) membuat dirinya merasakan kebahagiaan. Bertemu dengan orang-orang yang tidak ia sangka. Bahkan ia belajar banyak hal dari mereka tentang warna kehidupan. Rangkaian kejadian (Full Name) jalani dengan riang wala...