11.

313 35 3
                                    

Malam itu, Shani mengajak kedua adiknya itu untuk dinner bersama dirinya dan Arkan

Kini Shani dan kedua adiknya sudah siap dan tengah menunggu Arkan datang menjemput mereka

Tin!

"Nah itu calon cici, yuk ke mobil," ajak Shani, kedua adiknya itu masuk ke mobil Arkan. Sementara Shani dan kedua adiknya pergi, Frieska menjaga rumah bersama Bi Sum

Frieska mengajak Bi Sum untuk menonton tv sambil sedikit bercerita tentang Shani dan kedua adiknya itu

"Dulu itu, setelah kejadian kereta saat itu non Zee berubah jadi dingin, suka pulang malam, berantem sama non Ashel juga, Non. Semenjak ada non Frieska, Zee sekarang sudah berkurang dinginnya dan sedikit berubah seperti dulu," cerita Bi Sum yang telah bekerja selama sepuluh tahun lebih pada keluarga Shani

"Sejak itu juga non Zee sering ngerokok bahkan dari rokok batangan sampai rokok elektrik pun dia coba, dia juga minum-minum, bahkan pernah sampai mabok, Non. Bahkan non Zee sering balap liar juga, Non. Untungnya sekarang sejak ketahuan non Shani, dia udah gak berani lagi, Non."  Frieska mangut-mangut mendengarkan cerita dari Bi Sum itu

"Shani tau dari mana saat itu Bi?" Tanya Frieska

"Dari sekolah, Non. Sehari setelah non Shani pulang guru BK non Zee nelpon dan disitu ketahuannya non Zee,"

"Shani ngancem Zee gak Bi?" Bi Sum mengangguk, "Non Shani itu jarang marah tapi sekalinya marah bisa gawat, Non. Bahkan non Zee diancam gak boleh pakai fasilitas lagi seandainya ketahuan lagi sama non Shani, Non."

Frieska pun mengangguk setelah mendengar runtutan cerita Azeel tersebut

Sementara itu, Shani dan kedua adiknya itu sedang berada di restoran mewah bersama seorang lelaki tunangan Shani juga, Arkan.

"Zee gimana keadaan kaki kamu?" Tanya Arkan basa-basi

"Baik, om,"

"Jangan panggil om, Zee. Panggil kak atau bang aja Zee,"

"Hm."

"Kalau Ashel masih latihan dance gak?" Tanya Arkan yang kini beralih ke Ashel

"Masih kak, lagi persiapan buat lomba juga kak," jelas Ashel

"Ohya? Lomba apa itu?"

"Lomba dance seprovinsi Jakarta, kak,"

"Wah keren! Semangat ya!" Ucap Arkan memberi semangat pada Ashel

Tak terasa telah sejam lebih mereka di restoran ini, Arkan mengantar mereka bertiga pulang

"Makasih ya Ay udah mau bujuk dua bocilmu itu buat ketemu aku," ujar Arkan sambil mengemudi

"Iya, mereka memang gitu dari dulu. Posesif. Aku suka mereka posesif, walau kadang agak over, tapi aku senang karena artinya itu mereka sayang sama aku," jelas Shani, tentu Arkan setuju dengan hal tersebut

"Iya ya, lucu aja liat mereka posesif apalagi Zee haha. Ohya, bentar lagi kita gak kerasa udah mau persiapan nikah aja sebulan lagi lho," Arkan mengalihkan pembicaraan kini pembicaraan mereka beralih pada pernikahan mereka

"Hm, aku cuman mau ngundang Feni sama teman kantor aja sih. Aku maunya acaranya sedikit tertutup sih," celutuk Shani, ia memang tidak menyukai keramaian

"Boleh, nanti aku konsepin sama vendornya. Aku maunya indoor sih, kamu maunya indoor atau outdoor?"

"Kalau cuaca mendukung aku mau outdoor aja sih di taman gitu," Arkan mengangguk setuju

Seventeen [On Going/Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang