06.

642 74 0
                                    

"Sayang, aku berangkat dulu, ya. Sepertinya aku akan pulang sangat malam, mengingat misi yang mereka berikan sangat berat."

Suara Sasuke.

Aku mencoba membuka mataku perlahan. Kalau Sasuke sudah siap seperti ini berarti aku bangun terlalu siang bukan? Tunggu, tubuhku rasanya panas sekali. Apa aku sakit? Kepalaku juga pusing...

Aku bangun dari tidurku. Aku melihat Sasuke tersenyum manis dihadapanku. "Sasuke? Ah, maaf. Apa kau sudah sarapan lebih dulu?" Tanyaku padanya.

Sasuke mengangguk singkat. "Aku sudah sarapan tenang saja. Sebenarnya hanya nasi goreng biasa sih, ah iya aku sudah menyimpan untukmu di lemari. Nanti makan ya," ujarnya.

Ah, aku merasa bersalah pada suamiku. Seharusnya aku bangun lebih awal seperti biasanya. Gara-gara rasa sakit ini aku jadi kesiangan.

Sasuke jangan sampai tahu kalau aku sakit. Aku harus terlihat baik-baik saja dihadapannya.

"Kenapa tidak membangunkanku? Aku bisa memasak untukmu. Maaf, Sasuke," lirihku.

Sasuke menggeleng cepat. "Nggak, aku nggak mau membangunkan tidurmu. Kau sangat pulas. Lagipula sekali-kali suami yang masak nggak papa kan?" Ujarnya dengan tulus.

Aku mengangguk sambil mengulum senyum.

Inilah yang kusuka dari Sasuke. Sikap manis dan perhatiannya. Benar-benar membuatku jatuh cinta.

Bagaimana bisa mereka bilang Sasuke itu kejam dan dingin?

Mereka hanya belum pernah melihat Sasuke bersikap semanis ini...

Sasuke terkekeh, ia mengusap lembut suraiku. "Sayang?"

Ia sepertinya terkejut karena merasakan suhu tubuhku yang panas. Harusnya aku tidak membiarkannya menyentuhku tadi.

Terlihat jelas Sasuke sangat khawatir padaku. "Sayang, hey? Kau panas? Tunggu, kau sakit? Kenapa tidak bilang? Ah, sialan! Aku juga bodoh tidak menyadari wajahmu yang terlihat pucat!" Racaunya.

Sasuke sepertinya bingung harus melakukan apa, terlebih dia sangat panik. Orang panik pasti tidak tahu jelas apa yang harus mereka lakukan.

Aku mengenggam tangannya erat. "Aku memang sakit, Sasuke. Aku baru merasakannya pagi ini. Tenang saja, aku akan makan obat nanti. Kau berangkat saja, mereka bisa memarahimu jika telat," ujarku menenangkannya.

Sasuke menggeleng cepat. "Tidak! Aku akan mengulur misi itu, sekarang yang lebih penting adalah kesehatanmu! Ayo kita ke dokter, tunggu jangan! Apa aku harus menelepon Sakura untuk datang kesini?" Tanyanya.

Ah, iya. Akhirnya ada kabar juga tentang Sakura. Ternyata ia menghilang bukan tanpa sebab. Ia ingin mencari ilmu tentang kedokteran dari banyak desa, hebat sekali bukan? Ia kembali ke Konoha dan berhasil menjadi seorang dokter! Bahkan ia dipuji-puji oleh warga Konoha karena kehebatannya dalam menyembuhkan orang-orang.

Aku juga tanpa sengaja bertemu dengan Sakura di rumah sakit. Awalnya kami merasa canggung, tapi pada akhirnya kami menjadi akrab kembali. Ia menceritakan tentang perjalanan hidupnya untuk bisa menjadi seorang dokter. Ia juga bilang bahwa ia berhasil menghapus perasaannya pada Sasuke.

Bahkan ia juga meminta maaf padaku karena sempat membenci diriku.

"Sayang? Hey, ku suruh Sakura datang kesini, ya?" Tanya suamiku lagi.

Aku menggeleng pelan. "Nggak perlu, Sasuke. Aku akan sembuh. Kau jangan sampai mengulur misinya, orang-orang itu akan marah padamu nanti," ujarku.

Aku tidak ingin suamiku dibenci lagi oleh warga-warga Konoha beserta pemerintahannya. Mau bagaimanapun Sasuke harus mengambil misi itu.

"Tidak perlu memikirkan hal itu! Ada Naruto, si bodoh itu pasti akan membantuku," kekeh Sasuke.

Aku hanya menghela napas lelah. Mau bagaimana lagi? Sasuke keras kepala, aku tidak bisa menghentikannya.

Suamiku segera menelepon Sakura, dan ia bilang bahwa Sakura akan datang sebentar lagi.

"Sasuke, maaf ya. Malah merepotkanmu," ujarku pelan.

Suamiku berdecak kesal. Ia tiba-tiba memelukku erat. "Aku yang harus minta maaf. Harusnya kemarin malam aku tidak memelukmu, aku kehujanan dan itu pasti membuatmu kedinginan, alhasil kau jatuh sakit," ujarnya.

"Tapi–"

"Tidak ada tapi! Kesehatan istriku lebih utama dari yang lain!"

Suamiku memelukku sangat erat, seakan tidak ingin aku lepas darinya.

•••

CRIMINAL LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang