Memasuki hari ketiga sekaligus hari terakhir Masa Orientasi Siswa. Kaila duduk di pinggir lapangan bersama dengan beberapa anggota kelompoknya.
"Tanda tangan lo udah lengkap?" tanya seorang laki-laki yang akrab dipanggil Ben, padahal nama aslinya Sabeni.
"Belom nih, masih ada 7 lagi. Kak Gisel yang mana dah?" Kaila menggaruk kepalanya bingung. Masalahnya mereka harus mengumpulkan kurang lebih 35 tanda tangan panitia MOS.
Lagian, apa benefitnya sih. Kalau untuk mengenal lebih dekat kan ada banyak cara, begitu pikir Kaila.
Ben menunjuk sosok perempuan dengan tubuh tegap. "Noh, yang mukanya ganteng. Aneh, cewek kok bisa mukanya ganteng begitu."
Mata Kaila tertuju ke arah yang ditunjuk oleh Ben. "Lah iya ya, dominan ganteng gitu mukanya. Kok bisa begitu? Tapi sebenernya doi cantik, manis juga kalo diliat-liat."
"Anak paskibra juga setau gue. Gak heran sih kharismanya menyala."
"Yailah tau bener. Demen lo?"
Ben tertawa. "Apaan dah tiba-tiba banget. Tapi, ya demen aja gue mah selama dia cewek."
"Sabi kali Ben buat mengisi masa-masa sekolah 3 tahun di sini."
Laki-laki tersebut langsung terbahak. "Gila lo. Ya kagak mungkin lah. Mana demen dia sama modelan kayak gue begini."
"Idih si anjir. Jangan merendah buat ditendang gitu lah. Lo cakep kok, Ben. Kalo diliat sambil merem." Kaila berucap sambil mempraktekkan.
Ia tergelak saat Ben menjitak kepalanya. "Udah sono, mintain tanda tangan. Waktu tinggal 10 menit lagi." Ben mengingatkan.
"Oh iya!" ucapnya tersadar. Gadis itu lantas berdiri dari duduknya. Mengibas-ngibas rok saat melihat banyak rumput kering yang menempel di sana. "Duluan Ben, thank you loh infonya." ucap Kaila sebelum berjalan menuju wanita yang diketahui bernama Gisel tersebut.
"Permisi Kak, dengan Kak Gisel Lutfia, ya? Perkenalkan aku Kaila dari Kelompok 7 mau minta tanda tangannya, Kak." Kaila menyerahkan buku yang diberikan oleh panitia MOS di hari pertama.
Gisel menerima buku tersebut. "Tau nama gue dari mana?"
Kaila berdehem pelan saat suara Gisel terdengar, ternyata tidak hanya memiliki wajah yang dominan ganteng, suara milik Gisel pun terdengar serak-serak berserakan— maksudnya, serak-serak basah.
"Kebetulan kemarin waktu pengenalan struktur jajaran aku ngeliat Kakak." Kaila tidak bohong, ya walaupun hanya melihat sekilas.
YOU ARE READING
The Apple of My Eye
RomanceIt's not about who comes first. It's who will always stay there to the end. It's not about who's making a bigger effort. But, who would remain in that corner of the room without effort. It's about something or someone loving each other above all els...