(un)CONTROLLED

670 30 4
                                    


Noval menggeser duduknya perlahan. Keberadaan Eritha yang tengah duduk bersila sibuk dengan tugas membuatnya memantapkan diri untuk mendekati gadis itu. Padahal sebelum-sebelumnya dia bahkan tidak segugup sekarang.

"Eritha."

"Eum~" Eritha bergumam menjawab panggilan Noval yang sudah duduk di sampingnya, tanpa membalas tatapan laki-laki itu sama sekali.

"Er, gue ganteng nggak?"

Eritha menyatukan alisnya, dengan tatapan sedikit terkejut ia menoleh membalas tatapan Noval.

"Ganteng kok." Jawab Eritha singkat dan kembali mengerjakan tugasnya.

"Ih, lo suka sama gue ya?"

Eritha menoleh lagi, kali ini salah satu bibirnya tertarik ke atas. "Lah, apaan sih. Noh liat, bang Marsel ganteng, Naren ganteng, Haikal juga ganteng. Semua cowok itu ganteng, Nov. Jangan mentang-mentang gue jawab lo ganteng trus lo mikirnya gue suka sama lo, ya. Gue tampol juga tuh kepala."

Noval meringis pelan. Sejujurnya dia ngeri juga dengan Eritha. Tapi entahlah, namanya juga jatuh cinta, kita nggak bisa nentuin ke siapa kita bakal ngerasaain perasaan sialan itu.

"Nah, itu si Reynald kok lo nggak bilang kalo dia ganteng?" tanya Noval sembari menggoyangkan dagu panjangnya pada Reynald yang tengah duduk bersandar di sofa, bermain game.

Eritha terdiam sejenak, hidungnya memberungut melihat Reynald, topik mereka kali ini. "Reynald itu definisi komplit, Nov. Dia itu ganteng, imut, cantik, halus, lembut..."

"Tapi dia kan cerewet."

"Ya kenapa emang kalo cerewet? Cerewet buat kebaikan kita-kita juga. Mana tegas banget dia. Walo kadang gue suka mikir kecerewetan dan ketegasan dia itu nggak cocok banget ama mukanya yang baby face itu."

Noval memutar matanya malas mendengar ucapan Eritha. Perasaannya dongkol seketika mengetahui Eritha tampak menyukai Reynald.

"Lo suka sama Reynald? Detail banget ngejelasinnya. Diem-diem lo suka ya sama dia selama ini?" Ucap Noval dengan nada tak suka.

"Apaan sih? Gue suka ato nggak sama Reynald kan urusan gue. Bukan urusan lo. Lagian lo kenapa, dah? Suka lo sama gue?" tuding Eritha langsung.

Spontan Noval menunduk, menyembunyikan senyuman kecilnya. "Iya, gue suka sama lo, Er."

Tanpa sadar Eritha memegang kepalanya, terlalu terkejut dengan ucapan Noval. "Lo beneran suka sama gue?"

"Iya. Lo juga suka kan sama gue?"

Eritha menggigit bibir bawahnya pelan, bingung menjawab apa. "Gue sukanya sama orang yang sekarang ada di depan gue, Nov."

Spontan Noval membuka matanya lebar-lebar. Bukannya itu artinya...

"Lo... lo beneran suka juga sama gue?" tanya Noval memastikan.

Eritha meringis. Jari jemarinya bergerak menggaruk belakang kepalanya yang tak gatal. "Gue bilang, gue suka sama orang yang ada di depan gue, bukan di samping gue."

Kepala Noval bergerak ke kanan dan ke kiri, memastikan posisi duduknya. Lantas kemudian dia memperhatikan seseorang yang berada di seberang, berlurusan dengan Eritha.

Di sana ada Zidan, duduk bersandar di tembok dengan kaki terlentang sempurna. Dan kedua tangan adek tingkatnya itu memegang ponsel, sesekali menggulirnya serta tertawa pelan. Tampaknya bocah itu tengah melihat video-video lucu di ponselnya.

"Gila, lo. Anak kecil kayak begitu lo juga demen. Mending gue lah, Er." Ucap Noval tanpa sadar menaikkan suaranya yang dengan cepat langsung dibungkam oleh Eritha.

"Kenceng amat elah. Lagian lo jangan ngatain pacar gue, ya. Gue tampol beneran juga."

Sekali lagi Noval berhasil dibuat terkejut akan ucapan Eritha. "Pacar? Lo udah jadian ama tuh bocah? Beneran lo, Er?"

"Iya, udah jalan dua bulan." Jawab Eritha singkat.

"Gila, Er. Gue mau patah hati, tapi gue juga merasa nggak pantes karna saingan gue masih bocah. Ini bang Marsel kalo tau, bisa sakit kepala juga tuh orang."

Eritha menoleh lagi, menatap Noval tak mengerti.

"Bang Marsel juga suka sama lo, Er. Gila lo, nggak peka banget sih jadi orang. Gue sama bang Marsel padahal udah ugal-ugalan banget loh nunjukinnya. Emang lo nggak bisa liat?"

Eritha tersenyum lebar, memamerkan deretan giginya. "Sorry, gue beneran nggak tau. Lagian kalian juga gitu kok sama yang lain, nggak ke gue aja." Ucap Eritha tidak terima.

"Ah, udahlah. Sekarang gini aja, lo putus dah tuh ama Zidan, trus jadian ama gue aja. Toh lo sekarang juga udah tau kalo gue suka sama lo."

"Idih~" Eritha menatap Noval tidak suka. "Zidan jauh lebih baik dibanding lo, ya."

Noval memberenggut, tidak terima kalau dirinya dibandingkan sama Zidan. "Bagusan gue, Er. Liat, gue tampan, badan gue bagus, gue juga pinter..."

"Minusnya lo suka flirting sana-sini. Bisa makan ati tiap hari gue kalo jadi pacar lo." Jelas Eritha cepat. "Dah, ah. Males gue ngomong sama lo. Mending gue cuddle ama cowok gue. Bye bye, Novaaalll."

Noval memperhatikan bagaimana Eritha segera berdiri meninggalkannya dan menghampiri Zidan. Zidan pun tampak tersenyum lebar dan segera berdiri setelah mematikan ponselnya. Masih ia perhatikan bagaimana keduanya berpamitan pada yang lain dan keluar dari ruangan sekre setelahnya.

"Sialan. Gue keduluan ama bocah ingusan."

*****



maaf ya absurd
lagi kepikiran aja daripada kosong, wkwkwk

Giselle's World [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang