BAB 16

47 6 0
                                    

Beberapa Waktu Kemudian

"Icha, Icha. Main yuk!"

Seseorang sembari mengetuk pintu kamarku. Aku tahu bahwa itu adalah Grify. Memang ia sedang main ke rumah kami sejak beberapa jam yang lalu karena kak Glo dan kak Via sedang ke luar kota jadi mereka menitipkan aku padanya.

Aku langsung beranjak dari pembaringan dan membukakan pintu. Sejujurnya aku sedang malas dengan Ify. Tapi ya sudahlah dari pada ia terus memanggil-manggil aku.

"Iya Ify."

"Kamu lagi apa sih?" Dia senyam senyum nggak jelas.

"Lagi tidur-tiduran aja. Ada apa?"

"Lha kok kamu agak jutek sih? Dari tadi juga di kamar aja. Sekarang malam minggu tau." Dia menyentil hidungku.

"Ih! Kamu ini. Jangan sentuh hidung aku. Ya terus mau ngapain?"

"Jalan yuk! Ayo dong, Cha! Dari pada kamu manyun terus gitu. Aku ada salah ya?" Ify menyelidik.

"Nggak ada kok. Aku lagi nggak mau aja." Aku menutup pintu kamar.

"Ah jangan gitu dong. Ayolah kita jalan-jalan." Ify mencegah pintu kamarku.

"Bosen ah."

"Emang kamu nggak mau jalan sama aku? Kita ke pantai yuk. Ada festival musik tau."

"Tau ah. Aku lagi mager." Aku menutup pintuku rapat-rapat.

Sumpah aku males banget sama dia karena ada cewek genit yang ia buat status di media sosialnya itu. Entah kenapa aku tidak suka dengan keberadaan perempuan itu. Mendadak jadi malas pergi dengan Ify.

"OK. Aku mau malam minggu sama Ranti aja. Dadah Cha. Baik-baik ya. Aku pulang larut nanti." Dia dengan suara agak keras.

"Tunggu!" Aku segera memanggilnya yang sedang menuruni tangga.

"Kenapa?" Ify tersenyum puas.

"Kamu kenapa pergi sama cewek genit yang kamu buat status itu hmm?"

"Ranti maksud kamu?"

"Iya dia."

"Ya soalnya Icha nggak mau nemenin aku. Ya udah aku pergi sama yang lain aja mendingan. Udah dulu ya, aku mau jemput Ranti aja. Dia asik gitu orangnya."

"Ehh tunggu Ify!" Aku menarik bajunya dan ingin meraihnya. Namun malah hilang keseimbangan.

"Cha, hati-hati." Dia memelukku untuk menahan beban tubuhku. Deg! Aku jadi dag dig dug ya. Mata kami saling berpandangan beberapa detik.

"Ih iya. Maaf. Kamu mau ninggalin aku di rumah sendirian?" Aku melepaskan pelukanku darinya.

"Ya kamu mau ikut nggak? Dari tadi aku dicuekin sama kamu sih." Dia memicing.

"Aku males ah. Nggak mau." Aku masih berpegang pada pendirianku.

"Iya udah kamu di rumah aja berarti ya. Aku bentaran aja. Mau lihat band lokal favorit aku soalnya. Ini udah ada tiket buat dua orang. Sayang kalau nggak dipake. Aku lupa, baru inget tadi siang." Dia nampak bingung.

"Iya. Ok kalau gitu. Jangan lama-lama ya." Aku tersenyum.

"Iya. Kamu mau dibawain apa?"

"Nggak usah. Kamu pulang cepet aja ya."

"OK!"

Lalu dia bergegas untuk menonton konser dan aku kembali ke kamarku. Seperti biasa, aku menonton video lucu dan bermain gawaiku untuk membunuh waktu. Tapi Ify lama sekali rasanya. Aku tengok sudah jam sepuluh malam. Aku jadi ngantuk sekali rasanya, lalu aku putuskan untuk tidur saja.

Don't Let GoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang