Bab 12: Pertemuan

32 21 1
                                    

Di salah satu ruangan dalam bangunan paling luas yang terdapat dalam benteng, Wang Ho Gun duduk saling berhadapan dengan Kim Myung Shik yang tengah mengedarkan pandangan ke seluruh tempat. Keduanya tengah duduk dalam ruangan besar yang biasa dijadikan tempat pertemuan. Sedang di sebelah kiri terdapat pintu yang memperlihatkan isi ruangan di dalamnya, terdapat meja besar yang di atasnya terdapat beberapa gulungan kertas, lalu di samping meja tersebut terdapat papan besar yang ditempel peta negeri dan beberapa bagan. Sedangkan di sisi kanan tempat Wang Ho duduk, terdapat baju zirah yang dipajang bersama pedang milik laki-laki tersebut.

Wang Ho menjentikkan jari yang disusul kemudian dua orang pelayan masuk ke dalam ruangan sambil membawakan botol arak dan dua gelas kecil serta camilannya. Laki-laki yang malam itu mengenakan jubah berwarna biru tua dengan corak naga di dadanya, mengangkat botol arak dan menuangkannya ke dalam gelas yang disambut Myung Shik dengan memegang gelas dengan kedua tangan.

Sang pangeran memperhatikan kalau lelaki muda di depannya sedikit grogi, yang diperjelas saat Myung Shik mengangkat gelas dengan sedikit bergetar. Maklum saja, siapa juga yang akan menyangka kondisi akan semakin rumit seperti ini.

Setelah menenggak isi gelasnya sampai tandas, Wang Ho Gun menarik napas panjang seraya menuangkan lagi isi botol arak umtuk dua gelas mereka.

"Sebelumnya aku minta maaf, karena telah menculik kekasihmu. Hmm, tepatnya aku minta maaf karena telah memanfaatkan keadaan bagaimana kau sangat mencintai Putri Gyunghui. Aku tak akan memungkiri, aku ingin mendapat keuntungan dari kejadian ini." Sang pangeran kembali menandaskan minumannya yang diikuti oleh Myung Shik.

Wang Ho berdesis karena mulai merasakan efek arak yang seakan membakar tenggorokannya, tubuhnya seketika hangat di awal musim dingin tahun ini.

Mata lelaki itu terus menatap Myung Shik yang belum menunjukkan tanda-tanda bakal menanggapi apa yang dikatakan olehnya, ia pun kembali mengisi gelas mereka sampai penuh.

"Namun, ada alasan lain yang paling utama, yaitu aku tak suka keponakanku dijual hanya demi kekuatan politik negara. Kau percaya padaku, kan?" Pangeran Wang Ho tak menunggu jawaban dari laki-laki di depannya dengan kembali menenggak arak.

Kim Myung Shik masih mencerna dalam diam setiap penjelasan dari sang pangeran. Ia juga belum yakin kalau bakal bisa mempercayai pria yang pernah mengajaknya untuk memberontak. Namun, dalam hati ia jug merasa bersyukur karena tahu sang putri dalam keadaan selamat dan tak kurang suatu apa pun. Akan tetapi, hati kecilnya menolak segala jenis pemberontakan.

"Aku tahu, kau adalah orang yang loyal terhadap negara dan sang raja. Jangan salah, aku pun memiliki sudut pandang yang sama. Hanya saja ada satu titik ketidaksetujuanku dengan pemerintahan saat ini."

Myung Shik pun mulai angkat bicara dan menaggapi pria di depannya yang kini sedang mengisi gelasnya lagi. "Anda bisa saja mencari sebuah pembenaran. Di sini belum terlihat modus Anda secara jelas, Wang Ho Daegam. Tapi, aku sudah menebak akan ke arah mana semua ini bermuara."

Wang Ho Gun mengangguk. "Betul, aku memang berniat melakukan kudeta. Tapi, ini bukan sekadar keinginan pribadi karena dulu tidak puas tidak terpilih sebagai putra mahkota, aku hanya ingin menghentikan kezoliman Wang Yu. Sedangkan tak ada pilihan lain selain memberontak."

Sang pangeran berhenti sejenak demi menarik napas panjang. "Kau masih bayi saat itu, jadi mungkin tak tahu apa saja cara kotor yang dipakai sang raja hingga bisa mencapai kekuasaan tertingginya sekarang. Selain itu, ia belum juga puas dengan segala yang dimiliki. Masih saja harus mengorbankan orang lain yang dalam kasus kali ini mengorbankan harga diri anaknya demi kehormatan sendiri."

Myung Shik menenggak gelas keempatnya seraya menanggapi, "Bukankah wajar semua putri dan putra raja menikah melalui perjodohan? Apa yang aku lakukan sekarang hanya berusaha agar Yang Mulia memilih aku sebagai menantunya dibandingkan pangeran dari negeri seberang itu."

Hwajeon Untuk Gyunghui [ ✔️ TAMAT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang