56 - Lee?

109 2 0
                                    

Happy Reading.

Acara pesta sudah di mulai sejak tadi, sambutan sudah di sampaikan oleh pemilik pesta, Arland. Acara selanjutnya adalah pesta dansa, para tamu kini sudah berkumpul di aula dengan pasangannya masing-masing.

Musik dansa di mulai, semua orang mulai berdansa mengikuti irama musik, termasuk Trianna dan Bryan. Mereka berdua ikut berdansa di aula pesta.

"Pelan-pelan, Bryan," ucap Trianna pelan.

Bryan menundukkan kepalanya menatap mata Trianna di bawah, "Kenapa?"

"Gerakanmu terlalu cepat."

"Oh, maaf." Bryan memelankan gerakannya berusaha menyamai dengan gerakan Trianna. Trianna tersenyum melihat Bryan yang nurut kepadanya.

Musik sudah sampai di pertengahan, seorang MC berdiri dan mengatakan kalau sekarang saatnya Change of partner atau pergantian pasangan. Trianna menatap mata Bryan, Bryan menggelengkan kepalanya.

"Tidak," ucap Bryan. Tetapi tiba-tiba saja ada yang menarik tangan Trianna membuat tubuh Trianna tertarik dan terpisah dari Bryan.

Bryan berhenti dan ingin menarik tangan Trianna kembali, tetapi tiba-tiba saja tangannya di tarik oleh seorang wanita. Bryan melirik tajam ke arah wanita yang ada di hadapannya sembari berusaha untuk lepas dan akan mengejar Trianna yang sudah menjauh.

Sementara Trianna, ia terkejut saat tiba-tiba saja ada yang menarik tangannya. Ia melihat ke depan tepat di mana seorang pria tampan, berkulit putih, hidung mancung, bibir tipis, dan lebih tinggi dari Trianna berdiri di hadapannya sambil terus berdansa. Walaupun pria itu tinggi, tapi lebih tinggi Bryan jika di bandingkan dengan pria itu.

Pria itu menatap mata Trianna dalam, membuat Trianna sedikit tertegun saat melihat iris mata pria itu yang berwarna Amber. Jujur saja, ia baru pertama kali melihat warna iris mata secantik itu. Trianna juga memperhatikan warna rambut pria itu yang berwarna Silver.

Trianna tersadar dari lamunannya, ia menengok ke belakang untuk mencari Bryan tetapi pria yang ada di hadapannya ini langsung menarik tangan Trianna dan berputar. Trianna menatap tidak suka kepada pria yang ada di hadapannya saat ini.

"Why?" tanya pria itu.

"Lepaskan tanganku!" pinta Trianna.

Pria itu hanya diam saja sambil terus berdansa.

"Hey!"

"Hm?"

"Lepas!" ucap Trianna sedikit berteriak. Membuat pasangan yang ada di samping mereka berdua menoleh ke arah mereka.

Pria itu menengok ke samping lalu tersenyum, "Maaf." Kemudian ia kembali menatap Trianna.

"Jangan berteriak," bisik pria itu.

"Kalau begitu lepaskan, kalau tidak aku akan berteriak!" kata Trianna.

"Okay, okay, tapi please, biarkan aku berdansa denganmu sebentar lagi," ucap pria itu.

Trianna terdiam sejenak, kemudian menggelengkan kepalanya.

"Tidak bisa, aku sudah punya suami," tolak Trianna.

Pria itu terlihat sedikit terkejut, tetapi tidak lama setelah itu wajahnya kembali datar dan sedikit tersenyum.

"Suamimu itu, Bryan 'kan?" tanya pria itu.

Trianna terkejut, "Bagaimana kau tau?"

Pria itu tersenyum tipis, "Perkenalkan namaku Lee, aku adalah klient kerja suamimu tiga bulan terakhir," kata pria yang bernama Lee itu.

Trianna hanya diam tidak membalas.

"Siapa namamu?" tanya Lee.

"Trianna." Bukan, bukan Trianna yang menjawab, tetapi Bryan. Bryan langsung menarik tangan Trianna dari genggaman Lee.

Akhirnya setelah sekian lama berusaha untuk lepas dari Lee, Trianna bisa lepas juga. Untung saja Bryan lumayan cepat datang. Trianna langsung berdiri di belakang Bryan, tangannya masih menggenggam tangan Bryan erat.

"Oh, hai, Bryan," sapa Lee.

Bryan menatap tajam ke arah Lee, "Jangan pernah ganggu istriku!"

"Ayolah, aku hanya ingin berkenalan dengan dia." Lee melirik ke arah Trianna yang sedang berdiri di belakang Bryan.

Bryan menghembuskan napasnya kasar, "Sebaiknya kau menjauh dari istriku atau kau akan menerima akibatnya," ucap Bryan kemudian berjalan pergi sembari menarik tangan Trianna.

Lee terdiam sembari menatap punggung Bryan dan Trianna yang sudah menjauh. Seorang wanita berjalan menghampiri Lee dan berdiri di sampingnya.

"Dia orang yang berbahaya, Lee. Sebaiknya kau berjaga jarak dengannya," ucap wanita itu.

Lee tersenyum miring, "I got one of his US cards. [Aku mendapatkan salah satu kartu AS-nya]."

Kemudian Lee pergi meninggalkan tempat pesta di ikuti oleh wanita itu.

"Wow, ada drama menarik apakah ini?" gumam seseorang dari atas yang sedari tadi memperhatikan mereka semua.

Sementara di tempat yang lain, lebih tepatnya di dalam mobil Bryan, sekarang mereka berdua kini sudah berada di jalan menuju ke mansion Bryan.

Suasana dalam mobil hening, tidak ada yang berbicara. Trianna melirik ke arah Bryan yang sepertinya sedang marah kepada dirinya. Ingin sekali ia bertanya kepada Bryan, tetapi Trianna takut, takut kalau ia akan di kurung di rumah tua itu lagi.

Lampu lalu lintas berubah menjadi warna merah membuat mobil Bryan berhenti. Bryan melirik ke arah Trianna yang saat ini sedang melirik ke arahnya. Trianna yang seperti sudah tertangkap basah langsung membuang mukanya ke arah jendela samping.

Bryan membuka jas miliknya kemudian memberikan jas itu kepada Trianna. Trianna terlihat kebingungan saat Bryan memberikan jas miliknya kepada Trianna.

"Pakailah, sepertinya aku sudah tau apa yang para lelaki brengsek tadi pikirkan tentang dirimu," ucap Bryan sambil melihat ke arah gaun yang di pakai Trianna lumayan terbuka.

Trianna mengerjapkan matanya, dengan cepat ia mengambil jas itu dari tangan Bryan lalu memakainya.

"Seharusnya sejak saat kita masih ada di rumah, aku sudah memikirkan hal ini. Aku tidak suka melihat pria lain dengan seenaknya melihat tubuhmu yang indah walaupun cuma sedikit, tanpa rasa bersalah."

Trianna tiba-tiba saja menjadi salah tingkah saat mendengar penuturan dari Bryan, dan berakhir menjadi senyum-senyum sendiri.

"Kenapa?" tanya Bryan tiba-tiba.

Trianna menengok ke arah Bryan, "Apa?"

"Kenapa kamu senyum-senyum sendiri?"

"Hah? Tidak!"

"Jangan berbohong," ucap Bryan.

"Tidak, Bryan!" seru Trianna kesal.

Saat ingin membalas ucapan Trianna, suara klakson dari belakang menyadarkan Bryan. Ternyata lampu lalu lintas sudah berubah menjadi warna hijau, cepat-cepat Bryan kembali menjalankan mobilnya.

Trianna melirik ke arah Bryan sambil tersenyum.

'Aku harap, kita akan terus bersama seperti ini selamanya.'

.
.
.

To be content.

Haaaaiii gengsss, cieee cieee, kalian ikutan salting kayak Trianna gak gengs? Kalo aku sih, iya HWEHWE. Tapi maap yaa gengs kalo cringe, soalnya aku gak bisa bikin adegam romantis😭😭

Jangan lupa vote, komen, dan follow akun akuuuu! Terimakasihhh.

IMAGINATIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang