SDL - 07

198 9 0
                                    

5 bulan kemudian

Hari ini adalah hari pertama Sabiru mengikuti mpls, siapa sangka kalo Sabiru baru menduduki kelas 7, setelah mengikuti banyak ujian untuk hari kelulusan. kini ia telah berhasil melewati hari-hari yang sangat melelahkan.

Dan kejadian waktu beberapa bulan yang lalu, Jendral dan Sabiru kini sudah berbaikan, apakah Sabiru yang lebih dahulu meminta maaf kepada Jendral? Jawabannya adalah nope, lebih tepatnya Jendral yang meminta maaf kepada Sabiru.

Meskipun Jendral sempat dicuekin oleh Sabiru, dia tidak pantang menyerah, selama Sabiru mencueki nya ia terus mendekati Sabiru, atau bisa di bilang. Ia memanjakan Sabiru, agar Sabiru tidak lagi mencueki nya.

Ternyata di cuekin itu ngga enak.

Pada saat penyakit Sabiru kambuh, disitulah sifat Jendral yang sebenarnya.

Jendral terlalu hiper protektif, selama penyakit Sabiru belum sembuh, ia selalu melarang Sabiru untuk tidak melakukan banyak aktivitas.

Membuat Sabiru merasa dongkol dengan sikap kakaknya itu.

Jendral terlalu posesif dengannya

Jendral selalu melarangnya

Jendral dengan sifat yang terlalu berlebihan, membuat Sabiru kelelahan menghadapi sifat sang kakak

Katakan saja bahwa Jendral alay, lebay atau semacamnya. Dibalik itu semua demi kebaikan, dan kebahagiaan untuk sang adik.

Dan hari ini, Jendral mengantarkan Sabiru ke sekolah barunya dengan menggunakan mobil sport milik sang kakak.

Sebenarnya Sabiru ingin menaiki motor, tetapi sang kakak menolaknya mentah-mentah, membuat Sabiru mengiyakannya saja, daripada makin ribet urusannya.

"Alat-alat buat mpls udah siap semuanya kan?" ucap Jendral, ia membalikkan tubuhnya kearah belakang, Jendral mengambil paper bag diatas kursi yang terletak di bagian kursi belakang.

Setelah itu ia membenarkan posisinya seperti semula, tidak lupa ia memberikan paper bag tersebut kepada sang adik.

"Ini apa?" Sabiru menaikkan satu alisnya bingung, ia mengambil paper bag tersebut.

"Bekal buat kamu" jawab Jendral sambil melepaskan seat belt Sabiru.

"Makasih kakak!" ujar Sabiru, ia mengecup pipi Jendral, dan di balas oleh senyuman manis Jendral.

"Sama-sama sayang, kalo ada apa-apa hubungi kakak ya" Jendral mengelus pipi Sabiru lembut, dan diangguki oleh Sabiru.

"Handphone selalu nyala! Jangan sampai mati, meskipun kamu sekarang udah di luar jangkauan kakak. Kakak sebakalan tau lalu awasi kamu, kemanapun kamu pergi, kakak kamu pergi kemana---"

"Jangan nakal, jangan terlalu akrab dengan laki-laki, kakak ngga suka." lanjut Jendral, dengan sifat yang terlalu posesif dan pencemburuan itu.

"Iya-iya! Ihh kakak banyak omong deh" kesal Sabiru, Jendral membalasnya dengan kekehan kecil.

"Udah sana, nanti kamu telat" ucap Jendral lembut, ia mengecup kening dan kedua pipi Sabiru lembut.

Cup! cup! cup!

"Aku berangkat ya kak!" Jendral menganggukkan kepalanya, setelah itu ia langsung membuka pintu mobil dan menutupnya.

Sebelum itu, Jendral menurunkan kaca jendela mobil "Kamu hati-hati, nanti kakak jemput"

"Iya, kakak juga hati-hati"

"Kakak berangkat dulu"

"Dadah kakak!" Sabiru melambaikan tangannya, setelah itu mobil Jendral mulai meninggalkan pekarangan sekolah elit itu.

Sabiru Dan Lukanya (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang