Voment uy~
Baru kali ini Mika kembali membawa seorang lawan jenis, setelah bertahun lamanya hanya membawa teman SMA karena kebetulan satu kelompok. Jelas kedatangan Kevin yang tiba-tiba tanpa ada prediksi itu mengundang segudang tanya dan segenap kemungkinan yang dominan. Ratih duduk di hadapan Mika dan Kevin, menebar tatapan keheranan. Sangking bingung harus apa, wanita paruh baya itu memilih untuk diam guna mempersilakan anaknya atau lawan jenis ini membuka suara.
"Vin." Ternyata Mika lebih dulu mengambil kesempatan bersuara, melirik Kevin yang juga sama menatapnya, berharap pria itu tak perlu lama-lama lagi untuk membuang waktu.
Lantas si empu mengangguk pelan, mengalihkan pandangan ke netra Ratih yang kini mantap menatapnya. "Saya datang ke sini ingin menikahi anak Tante." Rasanya degup jantung Kevin berdetak cukup lambat dalam sepersekian detik, usai dengan lancar mengucap demikian, perasaannya masih terasa aneh meski kelegaan terlepas sedikit.
Jelas Ratih kaget, reaksinya benar-benar ambigu saat ini. "Nikah?" Baginya, ini sangat tiba-tiba. Pertanyaan pun muncul, mengapa Mika tidak terbuka soal keputusan yang besar ini. "Kalian sudah menjalin hubungan atau gimana? Mika, kok, Bunda baru tahu? Kenapa kamu nggak ngasih tahu biar Bunda siap dengarnya?"
"Maaf, Bunda ... Mika—"
"Coba Ibu mau dengar penjelasan dari Kevin." Mutlak Ratih memotong, bukan dengan amarah, hanya saja penasaran yang lebih mendominasi membuatnya butuh jawaban sedetail mungkin dengan cepat.
"Sebetulnya kami berdua sudah kenal sekitar sebulanan." Jelas Kevin berbohong, mengatakan apa yang telah didiskusikan kemarin. "Kita ketemu pertama kali di hotel, tempat di mana Mika kerja. Selama seminggu saya ketemu terus dengan dia, akhirnya saya menyatakan perasaan. Kami tidak berniat menyembunyikan ini, saya ..." Skenario yang telah dibuat pun membuat kepala Kevin menunduk lima sentimeter. "Saya memang salah karena tidak mendatangi Tante dari awal tentang hubungan ini. Tapi, selama sebulan berpacaran, saya dan Mika merasa cocok dan ingin hubungan ini ke jenjang yang lebih serius."
"Kamu yakin ingin menikahi anak saya?" tanya Ratih dengan wajah yang sudah bisa dikontrol, sebuah senyuman keibuan nampak cantik tertera. "Di antara wanita lain, kenapa Mika yang ingin kamu nikahi?"
Kevin yang ditanya begitu, memerlukan waktu untuk bibirnya didiamkan kelu, Mika pun begitu. Mereka berdua hanya berdiskusi dengan pikiran Ratih terkejut akan hubungan yang disembunyikan, atau tentang putusan pernikahan yang begitu cepat. Namun nyatanya yang ditanya tak ada dalam materi, tentang mengapa memilih Mika dibandingkan yang lain. Jelas si empunya juga bingung akan jawaban tersebut, rasanya begitu berharap pada Kevin.
Gemetaran hati dirasakan kuat oleh Mika, belahan benaknya berusaha melemparkan jawaban yang rasional atau bahkan sampai berdoa agar Kevin dapat diandalkan. Telinganya yang menajam pun dapat mendengar suara klasik sebagai pembuka, dehaman dengan bariton berat nan dekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Akhir dan Takdir || Jaehyun X Mina ✔️
Fiksi Penggemar[END] Untuk judul buku akan diganti jadi 'Jejak Luka'. ⚠️18+ ___ Semua bermula begitu saja. Mika wanita yang berusia 28 tahun harus dihadapi sebuah masalah yang tidak bisa diterima oleh dirinya sendiri. Prinsipnya perihal pernikahan terpaksa harus...