Jace menyeringai dan menunjuk ke arah selimut piknik yang dibentangkan di bawah pohon besar. Dia mengeluarkan keranjang berisi makanan, meletakkannya di atas selimut.
Aku duduk di atas selimut piknik itu dan menatap sekitar taman, aku bahkan tidak tau taman akan tambah ramai jika malam hari.
Jace duduk di sampingku dan menatap mataku. Dia membuka keranjang dan mulai menyajikan makan malam, sesekali menatapmu dengan senyum lembut di wajahnya.
Aku sama sekali tidak pernah membayangkan bisa langsung dinner dengan orang yang pertama kali aku kenal.
Aku menatap jace dengan senyuman dan Jace balas tersenyum padaku dan mencondongkan tubuh lebih dekat, suaranya lembut.
"Gue ga tau apa jajan favorit lo, kata abang nya cewe demen semua jajan jadi gue ambil keranjang random, lo suka gak?"
Aku terkekeh dan melihat kedalam keranjang, banyak jajan disana. Ada cokelat, permen, snack, favorit pada gadis.
Dia menggigit makanannya sebelum melanjutkan mengobrol dengan ku tentang hari kami dan topik lain yang terlintas dalam pikiran.
Jace bersandar di pohon, pandangannya tertuju padaku "hari gue? Bagus sih, tapi gue lebih banyak ngabisin waktu buat mikirin lo." Dia mengulurkan tangan dan menyisir sehelai rambut ke belakang telingaku sebelum menambahkan sambil menyeringai, "dan gue ketemu lo, jadi lebih baik."
Aku mengalihkan pandangan ku ke sekitar taman, menghindari kontak mata dengan jace.
"Ga usah flirting ke gue."
Jace mengangkat alis dan terkekeh. "Oh, Gue gak flirting iel." Dia mencondongkan tubuh lebih dekat, suaranya rendah dan menggoda. "Tapi kalo lo mau gue berenti.. ya udah."
"Lo kaya gini ke semua cewe?"
Jace bersandar ke belakang, seringai nakal di wajahnya. "Cuma sama orang yang gue suka." Dia mengedipkan mata padaku sebelum menggigit makanan lagi.
Aku menyerah jika seperti ini aku akan dengan mudah jatuh cinta kepada jace.
"Gue denger denger.. lo tipikal cowo dingin gitu."
Jace mengangkat alis dan terkekeh. "Oh, gitu? Siapa yang bilang ke lo kaya gitu?" Dia mencondongkan tubuh ke depan, matanya menatap mataku. "Gue mungkin bisa jadi sedikit pendiam.. tapi kalo menyangkut lo gue bakal jadi orang yang paling hangat."
mr flirt.
"Stop flirting jace... jangan kaya gitu!"
Jace menyeringai dan mencondongkan tubuh lebih dekat, "kaya apa?" Dia menyibakkan sehelai rambut dari wajahku sebelum berbisik pelan. "Gue ga bisa tahan iel."
aku menghela nafas dan tersenyum kecil pada jace "gimana kalo kita belajar bersama besok? Ada beberapa pelajaran yang gue gak bisa, lo kan pinter tuh.. boleh kali ajarin."
Jace menyeringai dan mengangguk. "Okay, gue bakal bantu lo, kita belajar besok di perpustakaan."
Dia bersandar di pohon dan menyesap minumannya sebelum menambahkan sambil mengedipkan mata, "apa benefit nya buat gue, lo tau.. semua ga gratis iel."
----
Aku tersenyum saat melihat pantulan diri ku di cermin, dan keluar dari kamar. Menuju ke meja makan bergabung dengan yang lain.
"Morning."
"Morning, kemarin kamu pulang jam berapa iel?" Tanya papa.
"Jam...."
"Jujur."
"Satu pagi."
Papa menutup mata nya dengan helaan nafas "Nanti papa bilang Amy kalau mau ajak main kamu jam sepuluh sudah sampai rumah."
KAMU SEDANG MEMBACA
better than yesterday
Teen Fictionterkadang kita tidak perlu menunggu seseorang untuk membalas cinta kita, hanya katakan bahwa kita mencintai nya dan sudah biarlah berlalu. Biarkan dia menjawab atau tidak.