let's begin.
"hey let's play game 'how much do you know about me' shall we?"
Lelaki itu menatap aku dengan alis yang terangkat, "ayo aja, lagian gue tau banyak tentang lo. Tanya apa aja nanti gue jawab sejujurnya."
"Apa warna favorit gue?"
"blue and forest green, tapi kalo lo mau nambah warna favorit, gue rekomendasiin warna emas. cocok buat lo."
"Tapi lo cocok di warna apapun." Tambah nya.
Aku terkekeh, dia tau semua tentang ku. "love language gue apa coba?"
"psychal touch and quality time, but hey, i wouldn't mind finding out your other love language through some more... intimate activities." laki-laki itu mengedipkan matanya.
Aku menyeringai "intimate activities huh?"
Dia mendekat dengan seringai di wajahnya sampai wajah kami kurang dari satu jengkal "sok polos lo."
Aku tertawa melihat wajah nya setelah mengatakan itu "apa bad habbit gue?"
"lo selalu ngediemin orang tanpa alesan."
Aku mencium bibirnya sekilas lantas tersenyum "wah lo bisa se tau itu tentang gue ya? itu reward karena lo bisa jawab bener pertanyaan gue."
"Ada pertanyaan lagi?"
Aku menggeleng "ga ada."
"Ada dong, gue mau lagi di cium sama lo."
Aku bergeming memikirkan pertanyaan lain nya.
"Gue lebih suka kucing atau anjing?"
Dia tersenyum "yaelah gampang, kucing. Lo punya kucing, cowo, warna putih, lo beli sama gue pas dia kecil."
Aku mencium bibirnya sekilas lagi karena jawaban nya benar, aku punya kucing berwarna putih, nama nya sora yang artinya langit. bulu nya lembut dan dia lucu.
"Kalo misal kita ada di ruangan nih, terus isinya mantan mantan lo. Lo bakal ngapain?"
Dia bergeming "itu bukan permainan yg kita mainin el."
"Gue tau, jawab aja."
"Gue bakal ambil tangan lo, keluar dari ruangan itu. Nyari ruangan sepi biar gue bisa berduaan sama lo, puas?"
Aku merentangkan tangan "peluk dulu sini."
Dia tersenyum dan meraih pelukan kami, menyenderkan kepala nya di leherku, memeluk ku erat.
"Oh dasar bayi."
"Gue selalu suka pelukan lo, nyaman. gue ngerasa jadi cowo paling beruntung didunia ini lo tau."
Aku tersenyum mengelus punggung Damian lembut "Nanti kapan kapan gue mau main 'susah didapet' deh."
Aku merasakan dia tersenyum di leherku "boleh di coba, tapi lo pasti bakal lari balik ke gue. bisa dibilang kalo.. kita emang harus bersama."
"Bukan nya lo yang bakal lari ke gue? Lo kan ga bisa jauh jauh dari pandangan gue."
"Bener sih gue ga bisa jauh jauh dari lo, jangan lupa kalo gue overprotective and jealous. gue ga mau cowo lain deketin cewe gue."
Aku tersipu "oh gue suka kalo lo panggil gue 'cewe gue' "
"Lo kan emang cewe gue, gue bakal ngelakuin apapun buat lo."
Telfon masuk dari ponselku yang berada di samping kamar Damian, aku melepas pelukan kami. Meraih ponsel ku.
Aku merapikan baju dan rambut ku, berdiri tepat di samping kasur Damian "Amy udah balik."
KAMU SEDANG MEMBACA
better than yesterday
Fiksi Remajaterkadang kita tidak perlu menunggu seseorang untuk membalas cinta kita, hanya katakan bahwa kita mencintai nya dan sudah biarlah berlalu. Biarkan dia menjawab atau tidak.