Vindara pun melanjutkan perjalananya berkeliling kerajaan, ditengah perjalanan ia melihat lenora sedang menjual bunga lagi, dia bersyukur ternyata lenora saat terjadi penyerangan naga tidak berada disana, namun vindara melihat sekelompok orang terlihat sedang memalak lenora dan1 memukulnya, vindara langsung menggunakan benang sihirny untuk membuat orang orang tersebut terselip dan jatuh, setelah itu ia mendekati lenora
Vindara :"bagian mana yang sakit lenora?"
Lenora :"tuan vin....terimakasih banyak..."Vindara :"sudah jangan banyak bicara, kita harus mengobatimu dulu"
Pemalak :"hei! Apa apaan kau ingin mencuri mainan kami?! Punya hak apa kau! Aku ini bamgsawan dasar bajingan, namaku tzin van descrode! Ingat baik baik itu"
Vindara :"bangsawan?"
Tzin :"iya benar! Sekarang kembalikan mainanku dan aku akan melupakan tindakan buruk mu ini!"
Lenora :"tuan....."
Vindara :"tenang lenora...."
Vindara langsung mengingat nasihat gurunya,
veila :"jika kau bertemu bangsawan jangan melawan mereka, status mu saat ini hanyalah badui, kau harus lebih tinggi dari mereka dulu atau akibatnya akan mengerikan, karena mereka bisa menyewa para pembunuh yang kekuatanya jauh diatasmu, ingat vin kau sekarang hanyalah berlian yang belum sepenuhnya dipoles, pengalamanmu masih kurang"
Veila :"ya walaupun begitu kau masih bisa melawan mereka secara pasif, dengan cara meminta maaf dan sebagainya, hilangkan harga dirimu sementara, demi kebaikan bersama"
Setelah mengingat nasihat gurunya, vindara pun meminta maaf kepada bangsawan tersebut dan meminta untuk tidak melukai lenora lagi.
Vindara :"aku minta maaf telah mencampuri urusan kalian...tetapi bisakah kalian tidak melukai gadis ini lagi..?"
Tzin :"hah?! Dasar tidak tau diri kau itu sudah bersalah dan serakang malah meminta?! Sungguh tidak tau diri yang tiada dasarnya!"
Tzin :"ah bagaimana jika kau yang jadi mainanku sekarang?....hahahahahahah gadis itu akan ku biarkan, aku tidak akan menyentuhnya sama sekali...bagaimana?"
Vindara :"jika itu mau m-"
Vindara belum menyelesaikan kalimatnya dan langsung dipukul oleh tzin serta kawan kawanya. Mereka memerlakukan vindara seperti layaknya binatang, dipukuli, disirami, bahkan dijadikan percobaan sihir amatir mereka, setelah setengah jam berlalu mereka pun mulai bosan.
Tzin :"hah...lama lama bosan juga, menghajar orang tetapi tidak ada reaksi sama sekali, sungguh pemandangan yang menjijikan, aku menyesal menawarkan hal itu tadi, lebih baik melukai gadis itu daripada kau!"
Tzin lalu mendorong vindara dan segera pergi dari tempat itu.
Lenora :"tuan...maaf...maaf..aku sungguh minta maaf sudah membawamu kedalam masalah ini.."
Vindara pun mengelus kepala lenora dan menenangkanya
Vindara :"sudah tidak apa apa, sekarang ayo pulang ke penginapan ku, aku akan mengobatimu dulu"
Lenora :"tapi tuan lukamu lebih parah!"
Vindara :"sudahlah serangan dari para amatir itu tidak akan pernah membuat ku merasakan sakit sedikitpun"
Mereka pun pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shifting Destiny - World Fate
FantasyPerjalanan Vindara menuju kebenaran dunia.